Tragedi Budak Gantung Diri dalam Catatan Hitam Era Penjajahan VOC
Peristiwa bunuh diri hampir tak pernah absen dari pemberitaan media. Tekanan hidup membuat beberapa orang memilih jalan pintas mengakhiri hidupnya sendiri.
Di era VOC, tindakan ini tak jarang diambil oleh para budak. Mereka mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Bagaimana itu terjadi?
Orang Belanda/Eropa punya masalah dengan proses adaptasi hidup di Nusantara. Daya tahan tubuh mereka dengan iklim tropis terlampau kecil. Bahkan, orang Belanda banyak yang mati di usia muda karena gagal beradaptasi dengan iklim tropis.
Orang Belanda pun tak mampu mengerjakan seluruh persoalan rumah tangga seorang diri. Mereka butuh bantuan dari tenaga kerja murah meriah. Orang-orang menyebutnya budak. Kehadiran budak mampu membantu tuannya mengisi pekerjaan di rumah.
Mereka dapat mengerjakan pekerjaan berat di rumah tangga orang Belanda mulai dari pengurus kereta kuda, tukang masak, dan tukang kebun. Budak wanita tak kalah bermanfaat. Peran mereka tak hanya urusan dapur, tapi urusan kasur. Mereka tak jarang diistilahkan sebagai gundik.
Budak di Batavia
Kehadiran budak hampir pasti diperlukan dalam setiap rumah tangga orang Eropa. Mereka paling tidak memiliki lebih dari satu budak. Kondisi berbeda bagi mereka orang yang kaya raya. Budak di rumahnya bisa mencapai ratusan.
Ketergantungan itu membuat VOC untung. Mereka tak saja bertindak sebagai pemonopoli rempah, tapi juga bertindak seraya pedagang budak. Kompeni turut serta dalam mencari budak-budak ke dalam dan luar negeri. Bali jadi daerah pemasok terbesar yang sering didatangi Kompeni.
“Bali Juga merupakan daerah pemasok budak yang penting untuk Batavia. sejak pertengahan abad ke-17 hingga permulaan abad ke-19, Bali secara konsisten mengekspor budak dalam jumlah besar ke markas-markas VOC. Jumlah total secara kasar diperkirakan antara 100 ribu hingga 150 ribu budak,” ujar Sejarawan Bondan Kanumoyoso dalam buku Ommelanden: Perkembangan Masyarakat dan Ekonomi di Luar Tembok Kota Batavia (2023).
Mereka mendatangkan budak ke jantung kekuasaan kongsi dagang di Batavia (sekarang Jakarta) dan dijual. Iklan-iklan penjualan dan permintaan budak terus menjamur di tiap sudut Batavia. penjualan budak dilakukan di muka umum, salah satunya di depan Toko Merah di Oud Batavia ( sekarang kawasan Kota Tua).
Tren itu membawa perbudakan jadi simbol status sosial di Batavia. Budak sebagai penjaga gengsi. Kepemilikan budak menambah tolak ukur peningkat derajat orang kulit putih: rumah, pakaian, kereta, patung kehormatan, dan budak. Mereka yang memiliki banyak budak masuk tataran orang terhormat.
“Seorang perempuan Belanda yang paling rendah derajatnya pun memiliki budak yang mengiringinya dengan membawa payung sebagai pelindung dari panas matahari. Banyak dari mereka memiliki parasol berbordir naga enam dan ornament dedaunan, “ pungkas Nicolas de Graaff ditulis Sejarawan Jean Gelman Taylor dalam buku Kehidupan Sosial di Batavia (2009).
Bak perhiasan, budak-budak kerap dibawa tuannya dalam setiap hajatan penting, dari urusan beribadah ke gereja hingga berbisnis. Imbasnya budak jadi salah satu populasi yang berkembang pesat di Batavia. Tenaga mereka dibutuhkan dalam setiap lini kehidupan.
Budak Gantung Diri
Petaka datang. Kompeni hanya tahu mendatangkan budak dan mengambil keuntungan. Urusan kesejahteraan budak tidak termasuk paket dalam pembelian. Budak-budak yang ada sering diperlakukan dengan sangat buruk.
Tindakan itu karena budak tak mampu menentukan majikannya. Mereka –budak-- yang mendapatkan majikan baik dianggap anugerah. Nestapa bagi meeka yang mendapat majikan keji. Mereka yang jadi budak tak boleh melakukan kesalahan. Apalagi, menantang majikannya berkelahi.
Kondisi itu membuat budak seraya menggali kuburannya sendiri. Pembangkangan sering kali dihadiahi dengan hukuman cambuk Vader Driesprong. Hukuman itu masih jadi yang paling rendah. Namun, dapat menghancurkan mental budak.
“Vader Driesprong adalah sebutan untuk cambuk bercabang tiga. Cambuk Vader Driesprong dianggap hukuman yang paling ringan, dari semua jenis hukuman yang pernah dijatuhkan para mandor, yang mendapat perintah dari tuannya. Seorang budak segera mendapat hukuman cambuk bila ia berani membangkang perintah tuannya,” hadir dalam laporan majalah Tempo berjudul Lembar-Lembar Perbudakan di Batavia (1985).
Hukuman keji lainnya kompeni kadang di luar nalar. Majikan budak ada yang sampai melemparkan budaknya ke sarang semut merah sampai ajal. Ada pula yang memasukan budak ke dalam tong air semalaman.
Majikan keji itu seperti tak memiliki hati. Ada pula jenis siksaan yang mengharuskan budak diikat dan perlahan-lahan diteteskan dengan air mendidih sampai mati. Nestapa paling berat justru dialami oleh budak wanita. Mereka kerap serba salah.
Majikan wanita kerap cemburu dengan budak wanita yang bermain cinta dengan majikan pria. Amarahnya tak tertahankan itu membuat majikan wanita gelap mata dan melakukan penyiksaan yang keji hingga meninggal dunia.
Budak yang selamat dari siksaan pun mulai mencari cara untuk kabur. Namun, tak semuanya bernyali. Para budak banyak yang pasrah dengan nasib. Opsi instan pun diambil.
Mereka lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Pilihan itu dirasa paling masuk akal dilakukan ketimbang terus-terusan disiksa dengan keji.
“Mereka menyiksa para budak yang malang itu dengan begitu kejamnya sehingga sebagian besar merasa putus asa dan bunuh diri. Ada yang gantung diri, ada yang menggunakan besi, ada juga yang terjun ke air di mana kematian tampaknya tidak terlalu menyiksa,” ungkap Jean Baptiste Tavernier sebagaimana ditulis Bernard Dorleans dalam buku Orang Indonesia & Orang Prancis: Dari Abad XVI sampai dengan Abad XX (2006).
Peristiwa budak gantung diri bukan satu atau kali terjadi. Opsi gantung diri jadi hal yang paling sering terdengar sepanjang perbudakan dilegalkan di Nusantara. Majikan keji hanya paham satu hal, bahwa nyawa budak sudah dibeli, dan mereka bebas menyiksanya sesuka hati.
Recommended Article
Insight Indonesia
Muhammadiyah: Ramadan 2025 Begins March 1, Eid Falls on March 30
Muhammadiyah Central Leadership (PP), Tuesday (7/1), officially set the beginning of Ramadan 1446 Hijri on March 1, 2025. Meanwhile, Eid al-Fitr or Lebaran will fall on March 30, 2025.
Ministry of Religious Affairs: 2025 Hajj Departure Begins Early M...
The Ministry of Religious Affairs (Kemenag) issued a travel plan for the 1446 Hijri/2025 Hajj pilgrimage after previously deciding on the Hajj Implementation Fee (BPIH) with the Hajj Working Committee (Panja) of the Hous...
Retirement Age for Workers Rises to 59 Years as of January 2025
This retirement age will be the basis for the utilization of the pension insurance program implemented by the Employment Social Security Agency (BPJS TK).
Government Plans To Have 5000 Heads of SPPG for Makan Bergizi Gra...
The government plans to have 5,000 heads of Nutrition Fulfillment Service Units (SPPG) to manage Makan Bergizi Gratis Programme.
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).
Trending Topic
Weather Forecast
Weather Forecast: Rainy Day in Jakarta, Prepare for Showers from...
The Jakarta area is forecasted to experience rain starting Thursday (1/16) afternoon and continuing into the evening, according to the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG).
BMKG Predicts Light Rain in 20 Regions in Indonesia Today
As many as 20 regions in Indonesia have the potential to experience light rain on Tuesday (7/1/2025) today. Here is the complete list.
Weather Forecast for Jakarta Saturday 4 Januari 2025
BMKG predicts that Jakarta on Saturday (4/1/2025) today will only be cloudy from morning to night.
Weather Forecast for Jakarta and Around: Light Rain
The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) predicts that light rain will fall in several areas in Jakarta