Konflik Iran-Israel Memanas, Kemenlu Tetapkan Status Siaga 1 untuk KBRI Teheran

Konflik Iran-Israel Memanas, Kemenlu Tetapkan Status Siaga 1 untuk KBRI Teheran
Menteri Luar Negeri Sugiono saat mewakili Presiden Prabowo Subianto di KTT BRICS di Rusia (Sumber Foto: Instagram @sugiono_56)

SEAToday.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menetapkan status Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran, Iran menjadi siaga 1. 

"Dari perkembangan dua hari ini, di mana intensitas serangan Israel semakin meningkat, kemudian yang disasar juga bukan saja target-target militer, tetapi juga target-target sipil, maka saya memutuskan untuk meningkatkan level kesiagaan di Kedutaan Teheran dari level siaga 2 menjadi siaga 1 di Teheran," kata Sugiono di St. Petersburg, Rusia, Rabu (18/6) waktu setempat seperti dilansir Antara. 

Serangan Israel ke Iran pada Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat memicu ketegangan antara kedua negara. Sejak serangan tersebut, Iran dan Israel saling mengirim misil ke sejumlah titik-titik tertentu.

Hal tersebut membuat sejumlah negara mengkhawatirkan keselamatan warga negaranya yang sedang berada di Iran atau Israel. Beberapa negara seperti Jepang, China, Malaysia, dan Korea Selatan sudah mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga negara masing-masing 

Sugiono mengungkapkan, saat in terdapat sekitar 380 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran khususnya di wilayah Teheran. Terkait hal itu, Kemenlu telah menginstruksikan KBRI Teheran melakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan evakuasi kepada para WNI.

Hal tersebut merupakan bagian dari langkah pencegahan menghadapi situasi yang semakin membahayakan. Kemenlu juga telah menjalin komunikasi dengan negara-negara tetangga Iran untuk mempermudah akses lintas batas apabila proses evakuasi WNI harus dilakukan dalam waktu dekat.

"Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan negara tetangga Iran, memohon supaya pada saat terjadi evakuasi nanti, warga negara kita diberi kemudahan melewati perbatasannya karena situasinya juga yang semakin tidak menguntungkan," kata Sugiono.