Rhoma Irama dan Lagu Judi: Mantra Raja Dangdut Lawan Perjudian Era Orde Baru
SEAToday.com, Jakarta - Praktek judi online (judol) kian marak di Indonesia. Kehadirannya memunculkan khawatiran. Mereka yang berjudi bukan lagi orang kaya dengan way of life-nya sebagai penjudi. Mereka yang berjudi justru jalani hidup pas-pasan. Judi pun membawa mereka ke kubangan kemiskinan.
Kondisi itu membuat judol bawa banyak mudarat ketimbang manfaat. Dulu kala dampak dari judi sudah sampai level terparah. Rhoma Irama pernah menyuarakan dampak judi dengan medium lagu fenomenal: Judi. Begini ceritanya.
Aktivitas perjudian dianggap sebagai kegiatan terlarang. Tiap agama menganggap judi suatu aktivitas penuh mudarat. Judi jadi candu. Judi buat hidup hancur. Padangan itu dirasa paling mewakilkan korban judi yang telah rugi banyak: harta, takhta, dan keluarga.
Pemerintah pun tak mampu menghapus perjudian. Mereka memang membenci perjudiannya, tapi bukan duitnya. Kondisi itu berlangsung di era penjajahan Belanda. Perjudian dianggap membawa pajak besar – untung bejibun.
Belakangan Gubernur Jakarta era 1966-1977, Ali Sadikin melegalkan perjudian di Jakarta. Aktivitas itu digunakan untuk membangun Jakarta dan berhasil. Ali pun dipuja-puji. Namun, Ada harga mahal yang harus dibayar dari perjudian.
Korban perjudian bejibun – beberapa di antaranya mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Keluhan masalah perjudian pun turut diterima oleh ulama-ulama besar di Jakarta. Suatu alasan yang membuat ulama bersatu melawan pemerintahan yang melegalkan perjudian.
“Adanya legalisasi nite club, steambath, perjudian, dan sebagainya di awal tahun 70-an, membuat rumah Ayah (Buya Hamka) semakin mendapat kunjungan dan tempat pengaduan. Seorang istri pembesar mengadukan pribadi suaminya yang suka judi dan main perempuan di nite club,” ujar anak Buya Hamka, Rusydi Hamka dalam buku Pribadi dan Martabat Buya Hamka (2017).
Rhoma Irama dan Dakwah
Deru protes perjudian bukan hanya hadir di kalangan ulama belaka. Mereka yang memprotes mudaratnya perjudian juga muncul dari kalangan musisi kenamaan Indonesia. Salah satu sosok yang paling berisik terkait perjudian kala itu adalah Rhoma irama.
Pria kelahiran Tasikmalaya 11 Desember 1946 itu tak pernah absen melawan ketidakadilan di Indonesia. Musik yang dikembangkannya, Dangdut jadi senjatanya menyebarkan kebenaran. Alias jadi bagian menyebarkan dakwah Islam.
Perubahan itu dilakukan Rhoma dengan mengubah dirinya dan band Senota lebih dulu. Tiada lagi anggota Soneta yang mengkonsumsi minuman keras. tiada lagi bir atau obat-obatan terlarang. Keseriusan itu dibungkus pula dengan aktifnya Rhoma menghadirkan guru agama.
Tujuannya supaya para anggota Soneta dapat belajar agama bersama-sama. Rhoma sendiri yang awalnya banyak mengadopsi tampilan musisi barat mulai mengubah penampilanya. Perubahan itu dilakukan bak memilih jalan perjuangan menyebarkan semangat Islam.
“Sebelum saya naik haji, cara berpakaian saya mengikuti gaya penyanyi rock Amerika dan Inggris: rambut gondrong, celana ketat, kemeja terbuka, dan sepatu bot. Setelah memakai nama Raden Haji Oma Irama, saya muncul dengan dandanan lain. Rambut tidak lagi gondrong, tapi dicukur rapi. Wajah sedikit berjenggot,” ujar Rhoma dikutip Ninin Damayanti dan kawan-kawan dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Balada Sang Raja Dangdut, 2 Mei 2011.
Rhoma tak hanya mengubah penampilan saja. Lagu-lagunya pun mulai bernafaskan dakwah. Segala macam isu sosial dijadikannya bahan berdakwah. Narasi-narasi ketidakadilan dibungkusnya dalam lirik sederhana dengan makna dalam.
Isu-isu sosial yang diteropongnya macam-macam. Rhoma pun tak jarang memiliki posisi sebagai penantang rezim Orde Baru (Orba). Ia menentang keras segala bentuk perjudian apa pun jubahnya. Judi tiada manfaat, dosa pula.
Rhoma tak mau kendor sedikit pun dengan apa yang disuarakannya. Ia berani mati untuk itu. Bahkan, Rhoma sampai pernah dicekal bertahun-tahun karena berseberangan dengan Orba. Ia tak diberikan ruang untuk muncul di panggung nasional – mukanya dilarang tampil ditelevisi.
Lagu Judi
Urusan perjudian yang mulanya di Jakarta saja mulai menyabar ke seantero Nusantara. Bentukannya mulai dimodifikasi dan berganti baju supaya rakyat lupa. Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah (TSSB), Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB), hingga Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB).
Rhoma tak peduli. Perjudian apa pun bentuk dan namanya tetap bawa mudarat. Ia pun mencoba menciptakan sebuah lawan lagu jadi kritik sekaligus perlawanan bagi rezim Orba yang menghendaki adanya perjudian pada 1980-an.
Rhoma coba mengoservasi penjudi-penjudi yang ada. Ia menganalisis mudarat apa saja yang terjadi dalam hidup seseorang. Rhoma ingin menuangkan semuanya kesesatan judi dalam sebuah lagu. Belakangan lagu itu dikenal dengan judul Judi.
“Lagu ini barangkali bisa menyadarkan para pelaku dengan betul-betul saya kata demi kata saya perhatikan betul, sehingga tidak bisa terbantahkan. Judi menjanjikan kemenangan, bohong. Ini harus saya pertanggung jawabkan. Kalau kamu menang, pasti akhirnya kamu kalah. Ini harus saya ada observasi. Ada gak orang kaya dari judi. ada gak orang menang dari judi. kalau pun menang, itulah awal dari kekalahan,” ujar Rhoma dalam program Q&A di Metro TV bertema Rhoma, Sungguh Terlalu, 9 April 2023.
Lagu Judi akhirnya dimasukkan lebih dulu oleh Rhoma ke dalam album lagu tema film Nada-Nada Rindu. Kemudian, Judi baru masuk pada album Soneta Group ke-14 (1998). Kehadiran lagu itu membuat nama Rhoma Irama sebagai Raja Dangdut kian tak terbantahkan.
Judi bak mantra-mantra yang dirapalkan Rhoma dan segera menjauhkan orang-orang dari bahaya perjudian. ia menjelaskan bagaimana efek domino dari perjudian merusak kehidupan. Perjudian membuat orang kalah. Perjudian buat orang hancur. Perjudian buat orang percaya mistik pula.
Efeknya ke mana-mana. orang yang tadinya ingin berjudi jadi pikir-pikir kembali. ambil contoh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Gubernur DKI Jakarta era 2015-2017 itu sempat ini mencoba judi semasa sekolah. Namun, buyar karena ia ingat lagu Judi Rhoma.
"Tapi karena saya ingat lagunya Rhoma Irama enggak jadi. Karena judi meracuni kehidupan, meracuni keimanan," kata Ahok dikutip laman tempo.co, 23 November 2013.
Perlahan-lahan lagu Judi jadi lagu perjuangan melawan perjudian. Kiranya, Rhoma harus sering-sering lagi menyanyikannya di era kekinian. Syukur-syukur mereka yang mendengarnya – korban judol jadi segera insyaf berjudi dan kembali ke jalan yang benar.
Recommended Article
News Update
Erick Thohir Officially Inaugurates New Board for Indonesian Futs...
The formation of the new management for these two federations under PSSI aims to align all stakeholders related to football in Indonesia.
BAZNAS to Build Hospitals, Mosques, Schools in Gaza Recovery Prog...
The funds to be used are the donation funds that are still being held for the Palestinian people. According to him, the donation for Palestine titled “Membasuh Luka Palestina”
Ngurah Rai Airport Expands Access to Nusantara via Balikpapan wit...
General Manager of PT Angkasa Pura Indonesia I Gusti Ngurah Rai Airport Ahmad Syaugi Shahab in Denpasar, on Wednesday (11/20), said this route adds connection opportunities to the State Capital of the Archipelago.
Minister Yusril Clarifies: Mary Jane Veloso Transferred, Not Rele...
Yusril explained that the Indonesian government had received an official request from the Philippine government regarding the transfer of Mary Jane Veloso. The transfer can be carried out if the conditions set by the Ind...
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).