• Saturday, 11 January 2025

Bung Hatta dan Buku: Istimewanya Hobi Membaca Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia

Bung Hatta dan Buku: Istimewanya Hobi Membaca Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia
Bung Hatta saat menghadiri Pekan Buku Indonesia 1954 | Wikimedia Commons/Gunung Agung

SEAToday.com, Jakarta - Pengakuan Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka kepada Najwa Shihab terkait buku viral di jagat media sosial. Gibran mengungkap dengan tegas ia tak suka membaca buku. Jikalau membaca Gibran hanya fokus kepada komik saja.

Baca berita pun begitu. Gibran hanya sukanya baca berita ringan tak lebih. Orang-orang kemudian membandingkan Gibran dengan Wakil Presiden Indonesia pertama, Mohammad Hatta yang kutu buku. Bung Hatta dianggap rela mati asal bersama buku-buku. Bagaimana bisa?

Keberuntungan kadang kala berwujud Keluarga yang kerap memberikan dukungan. Mohammad Hatta pun merasakannya. Pria kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1902, tumbuh di dalam keluarga yang mementingkan agama dan pendidikan.

Hatta tak dibiarkan tumbuh tanpa suatu ilmu. Keluarganya selalu mengusahakan sekolah terbaik untuknya. Opsi merantau dari Bukittinggi ke Batavia (sekarang: Jakarta) juga diberikan.

Suatu momentum yang membuat Hatta peka terhadap penindasan Belanda dan kesadaran untuk merdeka. Bung Hatta lagi-lagi beruntung. Ia mampu masuk sekolah dagang Prins Hendrik School (PHS) di Batavia.

Bung Hatta tak perlu pusing-pusing soal biaya. Pamannya, Mak Etek Ayub Rais bersedia menanggungnya. Kebaikkan hati Mak Etek Ayub pun berlanjut. Mak Etek Ayub mencoba membiayai segala macam kebutuhan sekolah Hatta.

Mak Etek Ayub bahkan mengenalkan Hatta kepada aktivitas membaca buku. Mak Etek Ayub rela mengeluarkan dana dari kocek pribadinya untuk memberikan Hatta buku-buku yang senantiasa jadi koleksi pertamanya.

“Ia amat menaruh perhatian pada pendidikan Hatta. Ia membelikan Hatta tiga judul buku penting, yaitu Staathuishoudkunde (ekonomi politik dua jilid) karangan N.G. Pierson, De Socialisten (kaum sosialis enam jilid) karangan H.P. Quack dan Het Jaar 2000 (Tahun 2000) karangan Bellamy. Hatta mengakui, ini merupakan buku-buku pertama baginya,” ujar Zulfikri Suleman dalam buku Demokrasi untuk Indonesia: Pemikiran Politik Bung Hatta (2010). 

Borong Buku

Kesukaan Hatta dengan buku terus berlanjut. Ia kerap dikenal oleh banyak orang sebagai muslim yang taat dan kutu buku sejati. Hatta tak dapat hidup tanpa buku. Ia mampu menelusuri pemikiran tokoh-tokoh dunia melalui buku. Buku jadi sarananya melihat dunia.

Biasanya orang-orang selalu sepakat mengenal Hatta sebagai sosok yang hemat. Ia begitu hati-hati dalam membelanjakan uang-uangnya. Namun, tidak kala Hatta melihat buku. Hatta sering lupa diri. Ia bak ingin membelanjakan semua uangnya untuk membeli buku.

Awalnya Hatta memang ingin berhemat. Namun, belakangan ketika melihat banyak buku yang menarik hatinya, ia langsung tertarik membeli buku. Kondisi itu berlangsung kala Hatta di sekolah di Batavia. Kegiatan mencari buku kian giat kala Hatta menempuh pendidikan ke negeri Belanda.

Hatta total menghabiskan 11 tahun di Negeri Belanda dari 1921 hingga 1932. Ia rutin datang ke toko-toko buku yang ada. Toko buku De Westerboekhandel di Rotterdam kerap dikunjunginya bak pergi kencan. Istimewanya Hatta selalu membawa pulang buku atau majalah baru tiap habis berkunjung.

Saban hari koleksi buku bacaan Hatta kian bertambah. Kegemarannya akan buku terus bertambah kala Hatta melangsung kunjungan ke negeri Eropa lainnya seperti Jerman. Ia pernah memborong banyak buku di toko buku Otto Misser di Hamburg. Hatta pun senang bukan main.

“Setelah kususun buku-buku itu dalam lemari yang dibuat di dalam dinding sebagaimana dibiasakan di Eropa, deretan buku-buku itu mengambil tempat tidak berapa kurang dari 1 meter. Aku merasa kaya dengan membeli buku sebanyak itu. Mungkin di waktu itu aku sendirilah seorang mahasiswa tingkat pertama yang memiliki buku begitu banyak,” ungkap Bung Hatta dalam buku Mohammad Hatta: Memoir (1979).

Buku-buku yang dibelinya tiada yang dijual. Semuanya dimiliki sendiri dan digunakan untuk keperluan Hatta pribadi. Koleksinya lama-lama bejibun. Namun, Hatta selalu punya cara untuk menjaga buku-bukunya.

Bersama Buku

Masa pendidikan Bung Hatta di Belanda pun berakhir pada 1932. Hatta merasa tiada lagi yang diperlukannya di Negeri Kincir Angin. Ia mulai merencanakan kepulangannya. Namun, kepulangan Hatta bukan hal mudah.

Ia punya tugas penting yang dapat dilakukan berhari-hari. Bung Hatta harus mengemas buku-bukunya. Hatta pun dibantu oleh dua orang kawan untuk mengepak bukunya, Sumadi dan Rasjid Manggis. Buku-buku yang tak dibawa Hatta diberikan kepada dua orang itu.

Rasjid dapat buku roman. Sumadi dapat buku ilmiah. Total buku yang siap dibawa pulang pun mencapai 16 peti. Buku-buku itu lalu di bawah ke rumah pamannya, Mak Etek Ayub dengan truk. Hatta pun lalu mengatur buku itu dengan baik. Ia menyesuaikan topik-topik yang dikupas oleh buku, dari politik hingga ekonomi.

Buku-buku itu semakin menguatkannya berjuang lewat jalur non-koorporasi. Ia tak sudi bekerja sama dengan penjajah Belanda. Saban hari Hatta terus bergerak. Ia berjumpa pula dengan pejuang lainnya macam Soekarno.

Pemerintah Belanda pun menganggapnya sebagai tokoh yang berbahaya. Keputusan menjebloskan Hatta ke penjara diambil. Namun, hukuman tambahan diberikan. Hatta dan kawan-kawannya seperti Sutan Sjahrir lalu dibuang dan diasingkan ke Boven Digoel, Papua pada 1935.

Bung Hatta tak lupa membawa serta buku-bukunya ke tanah pengasingan. Buku-buku itu menjadi bekalnya mengajari pejuang kemerdekaan di tanah buangan. Beberapa buku dipinjamkan olehnya. Buku –buku itu lalu dibawa pula ketika Hatta dipindahkan ke Banda Neira pada 1936.

Ajaibnya buku itu sempat ditinggalkan Hatta. Namun, hanya sebentar saja. Kala itu Hatta sedang buru-buru ke Pulau Jawa dibawa penjajah Jepang karena Belanda telah dikalahkan.

“Hatta harus meninggalkan buku-bukunya dan diserahkan kepada Des Alwi. Untuk membawanya ke Jawa, begitu ada angkutan kapal dari Ambon ke Surabaya,” ungkap Rosihan Anwar dalam buku Sutan Sjahrir: True Democrat, Fighter for Humanity 1909-1966 (2010).

Pada akhirnya, Hatta dan buku-bukunya senantiasa tak bisa dipisahkan. Koleksinya pun kian bertambah. Apalagi, kala Hatta menjelma jadi Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Hatta, sama seperti sahabatnya, Bung Karno selalu haus akan buku-buku baru.

  

 

 

 

Share
Insight Indonesia
Muhammadiyah: Ramadan 2025 Begins March 1, Eid Falls on March 30

Muhammadiyah: Ramadan 2025 Begins March 1, Eid Falls on March 30

Ministry of Religious Affairs: 2025 Hajj Departure Begins Early M...

The Ministry of Religious Affairs (Kemenag) issued a travel plan for the 1446 Hijri/2025 Hajj pilgrimage after previously deciding on the Hajj Implementation Fee (BPIH) with the Hajj Working Committee (Panja) of the Hous...

Retirement Age for Workers Rises to 59 Years as of January 2025

This retirement age will be the basis for the utilization of the pension insurance program implemented by the Employment Social Security Agency (BPJS TK).

Government Plans To Have 5000 Heads of SPPG for Makan Bergizi Gra...

The government plans to have 5,000 heads of Nutrition Fulfillment Service Units (SPPG) to manage Makan Bergizi Gratis Programme.

President Prabowo to Build School for Underprivileged and Extreme...

This program will be tested at three points in the Greater Jakarta area and will prioritize students from poor families and the extreme poor.

Trending Topic
Weather Forecast
BMKG Predicts Light Rain in 20 Regions in Indonesia Today

BMKG Predicts Light Rain in 20 Regions in Indonesia Today

Weather Forecast for Jakarta Saturday 4 Januari 2025

BMKG predicts that Jakarta on Saturday (4/1/2025) today will only be cloudy from morning to night.

Weather Forecast for Jakarta and Around: Light Rain

The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) predicts that light rain will fall in several areas in Jakarta

BMKG Predicts Rain Across Major Indonesian Cities on Tuesday

Rain is expected to fall over several major cities in Indonesia on Tuesday, (12/24/2024), according to the BMKG

Rain Expected in Jakarta on Tuesday Afternoon and Evening

Light rain is forecasted to hit most areas of Jakarta on Tuesday afternoon and evening, according to the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG),