SEAToday.com, Jakarta - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan pasukan elit milik TNI Angkatan Darat (TNI AD).
Kopassus memiliki kemampuan menguasai taktik dan teknik ilmu perang khusus, mahir dan andal bergerak cepat di berbagai medan baik di darat, laut dan udara.
Ulang Tahun Kopassus jatuh pada tanggal 16 April dan sangat dikenal dengan "Korps Baret Merah".
Sebutan tersebut sudah ada sejak lama yakni sejak Kopassus pertama kali dibentuk.
“Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga” merupakan motto Kopassus. Motto inilah yang membuat seorang prajurit Kopassus menjadi lebih semangat dalam menjalankan operasi yang sudah diperintahkan.
Sejarah Kopassus
Dilansir dari kopassus.mil.id, sejarah Kopassus dimulai pada Juli 1950. Pada saat itu, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS).
Pimpinan Angkatan Perang saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut. Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang, sedangkan sebagai komandan operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.
Operasi ini berhasil menumpas gerakan pemberontakan, tetapi harus menelan korban yang tidak sedikit dari pihak TNI. Setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatan jauh lebih besar.
Hal ini ternyata bukan hanya disebabkan oleh semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap. Namun, karena taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.
Peristiwa inilah yang akhirnya melandasi Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakan secara cepat dan tepat menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya. Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi pada salah satu pertempuran di sekitar kota Ambon, gagasan ini selanjutnya dilanjutkan oleh Kolonel A.E Kawilarang.
Lewat Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1952 terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III yang merupakan cikal bakal "Korps Baret Merah". Dasar inilah yang menjadikan tanggal 16 April diperingati sebagai ulang tahun Kopassus.
Sebelum menjadi nama Kopassus, satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama diantaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953, Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952, selanjutnya pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Pada tahun 1966 satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI-AD (PUSPASUS TNI-AD). Selanjutnya, pada tahun 1971 nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (KOPASSANDHA). Pada tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) hingga sekarang.
Seiring perkembangannya, Kopassus berkembang menjadi pasukan khusus yang disegani di dunia. Kopassus terkenal dengan kemampuannya dalam operasi antiteror, pembebasan sandera, infiltrasi, dan pengintaian.
3 Tugas Pokok Kopassus
1. Operasi Komando
Operasi komando dijalani oleh satuan Grup 1/Para Komando yang bermarkas di Serang, Banten.
Satuan ini bertugas menggelar operasi tempur yang ditujukan terhadap sasaran strategis terpilih yang dikuasai atau dipengaruhi lawan dalam bentuk raid, perebutan cepat, penyekatan, patroli pengintaian jarak jauh dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.
Para Komando mempunyai kemampuan mengubah perimbangan strategis yang menguntungkan pihak sendiri.
Pelaksanaan Operasi Komando bisa digelar di dalam maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, pelaksanaan Operasi Komando juga bisa dijalankan secara berdiri sendiri maupun dalam hubungan besar.
2. Operasi Sandi Yudha
Operasi Sandi Yudha dijalani oleh Grup 2/Sandi Yudha yang bermarkas di Sukoharjo, Jawa Tengah, dan Grup 3/Sandi Yudha yang bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur.
Tugas Operasi Sandi Yudha yaitu melaksanakan operasi intelijen dengan mengutamakan pendayagunaan potensi setempat sebagai sarana di daerah yang dikuasai atau dipengaruhi lawan.
Operasi ini juga bertujuan terhadap sasaran bernilai strategis terpilih guna mempercepat proses penciptaan kondisi, baik sebelum, selama, maupun setelah pertempuran.
Kemampuan Sandi Yudha sendiri yaitu dapat menciptakan atau mematangkan kondisi yang diinginkan sehingga menguntungkan pihak sendiri dalam mencapai tugas pokok.
Tidak hanya itu, Sandi Yudha juga dilibatkan untuk membantu operasi gabungan, operasi matra darat, operasi bantuan, dan operasi tempur maupun non tempur.
Selain itu, juga melaksanakan operasi khusus informasi militer secara berdiri sendiri maupun dilibatkan dalam operasi yang lebih besar, operasi intelijen teknik, sabotase, serta pandu udara dan pandu laut.
3. Operasi Anti-Teror
Operasi Anti-Teror diemban oleh Satuan 81 Kopassus atau dulunya dikenal Sat-81/Gultor.
Satuan ini bertugas menggelar operasi yang dilengkapi perlengkapan khusus untuk melakukan tindakan secara cepat dan tepat dalam rangka mengatasi aksi teror terhadap sasaran-sasaran strategis terpilih, baik di dalam maupun di luar wilayah yurisdiksi nasional Indonesia.
Kemampuannya yaitu melaksanakan operasi lawan terorisme, penjinakan bom, bantuan intelijen teknik, pengamanan VVIP, serta melaksanakan sabotase dan lawan sabotase.
Seorang prajurit Kopassus yang sudah menggunakan Brevet Komando Pasukan Khusus menandakan bahwa prajurit yang sudah menggunakannya telah dilatih dan ditempa secara serius dalam ranah pendidikan dan latihan yang sangat membara seperti api, sehingga mempunyai keberanian, keterampilan, kecekatan sebagai seorang prajurit Komando yang meliputi kemampuan pada bidang operasi darat, laut, dan udara.
Recommended Article
News Update
Transjakarta Launches Open-Top Double-Decker Bus Tour, Let's Expl...
Transjakarta has unveiled its latest innovative offering, the Open Top Tour of Jakarta. This open-top double-decker bus service aligns with the city’s vision of becoming a global destination by enhancing its appeal as a...
91 Indonesians Successfully Evacuated from Syria, Safely Arrived...
The Ministry of Foreign Affairs has successfully evacuated 91 Indonesian citizens from Syria on December 20 and 21, 2024. The evacuation was divided into three flights.
Criminal Investigation Agency Question Cooperatives Minister Budi...
Budi Arie Setiadi, current Minister of Cooperatives, questioned by Kortastipidkor regarding undisclosed matters. Investigation linked to past scandals.
Light Rain Expected Across Most of Jakarta
The BMKG forecasts light rain for most areas of Jakarta and the Thousand Islands on Thursday, (12/19/2024).
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).