Anggota Damkar Depok Sandi Butar Butar Bongkar Kondisi Alat Kerja yang Rusak, Minta Penegak Hukum Turun Tangan

Anggota Damkar Depok Sandi Butar Butar Bongkar Kondisi Alat Kerja yang Rusak, Minta Penegak Hukum Turun Tangan
Anggota Damkar Depok Sandi Butar Butar bongkar kondisi perlengkapan di tempat kerja dan viral (Foto: X @dhemit_is_back)

SEAToday.com,Depok – Anggota Damkar (pemadam kebakaran) Depok Sandi Butar Butar viral setelah memperlihatkan kondisi alat perlengkapan kerja yang diduga tak berfungsi. Sebut saja seperti gergaji mesin dan rem tangan mobil damkar yang tak berfungsi maksimal.

Dalam video yang viral di sosial media Nampak Sandi melakukan room tour atau membuat video menunjukkan kondisi di dalam kantornya, menunjukkan beberapa alat kelengkapan kerja yang tak berfungsi baik.

Pertama dia mengeluhkan soal dua unit gergaji mesin yang rusak. Sandi dalam videonya meminta maaf kepada warga Depok karena para anggota Damkar tak bisa bekerja dengan baik karena dua gergaji mesin rusak.

“Selamat datang room tour di kantor Pemadam Kebakaran Kota Depok. Ya, silaHkan untuk warga masyarakat Kota Depok, saya mohon maaf sekali. Setiap ada telepon di UPT kami dan UPT-UPT lainnya mengenai pohon tumbang, bukan kami tidak mau mengerjakan, tapi chainsaw kami rusak,” ujar Sandi.

Sandi juga meminta kepada para pejabat Dinas Pemadam Kebaran yang merupakan atasannya untuk berjiwa besar menerima kritik. Bahkan Sandi pun siap untuk dipanggil oleh atasan daripada teman-temannya sesama anggota Damkar yang harus bertanggung jawab.

Sandi meminta agar penegak hokum untuk memeriksa beberapa oknum pejabat Damkar untuk menjelaskan perihal alat-alat kelengkapan yang tidak berfungsi baik padahal setiap tahun ada anggaran yang masuk dari pemerintah daerah.

“Untuk para penegak hokum tolong periksa Bidang Opersaional dan Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok , saya ingin pemeriksaan dilakukan terbuka mengundang media dan masyarakat. Kumpulkan kami para anggota di lapangan,” kata Sandi menantang.

Tentu Saja Sandi ingin apabila terdapat dugaan penyelewengan dana hingga korupsi, aparat penegak hokum langsung memproses kasus tersebut. “Jika pejabat melakukan penyelewengan langsung tangkap saja. Lebih baik dicap jadi pengkhianat dinas dan kota daripada pengkhianat negara, jadi pendukung koruptor,” tambah Sandi.

Sebelumnya Sandi juga pernah mengkritisi dugaan korupsi atasannya. Sandi menyebut ada dugaan pemotongan intensif mitigasi dan penyemprotan disinfektan. Petugas seharusnya mendapat insentif sebesar Rp1,7 juta namun diterima hanya setengahnya atau sekitar Rp 850 ribu. Kasus itu sempat diselidiki oleh Kejaksaan Negeri.