• Saturday, 09 November 2024

Alasan Wanita Sulit Jadi Presiden di Amerika Serikat

Alasan Wanita Sulit Jadi Presiden di Amerika Serikat
Amerika Serikat melarang penjualan antivirus Kaspersky (Shutterstock)

SEAToday.com, Washington – Kamala Harris gagal menjadi wanita pertama yang menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Dalam pemilu AS, Harris kalah dari Donald Trump. Perbedaan suara keduanya lumayan jauh. Kekalahan Harris dari Trump semakin menunjukkan sulitnya wanita jadi orang nomor satu di AS.

Mantan presiden AS Barack Obama pernah mengatakan dalam keterangannya jika di negaranya memang masih belum bisa memberikan kesempatan seorang wanita menjadi presiden. Obama diketahui mendukung Hillary Clinton pada Pemilu 2015 lalu menghadapi Trump.

Walaupun mendukung mantan ibu negara itu menjadi Presiden AS, sepertinya Obama realistis bahwa impian Hillary menjadi presiden banyak hambatannya, termasuk soal wanita yang sulit jadi Presiden AS.

“Ada alasan mengapa kita tidak pernah mempunyai presiden perempuan.Kami sebagai masyarakat masih meraba-raba apa artinya mempunyai perempuan kuat. Hal tersebut masih mengganggu kami dalam banyak hal. Kecenderungan itu kemudian tampak dalam banyak cara,” kata Obama dilansir Antara.

Ternyata saat pemilu berlangsung pun Hillary kalah dari Trump. Wanita di AS memang hanya bisa menduduki jabatan seperti senator, menteri, bahkan Wakil Presiden seperti yang dijabat Harris selama ini. Beberapa analisa diduga jadi alasan betapa sulitnya wanita jadi presiden di AS.

Pertama soal sejarah. Selama AS berdiri dan berganti-ganti presiden belum pernah sekali pun wanita menjadi presiden. AS berbeda dengan beberapa negara di Eropa yang pernah memiliki pemimpin wanita karena adanya warisan monarki.

Alasan kedua tentang rakyat AS yang sebagian besar masih menyelimuti pola pikir maskulin bahwa mereka akan memilih pria menjadi presiden dibandingkan wanita. Hal ini semakin memberatkan wanita jadi presiden di AS.

Wanita di AS jika mau mencalonkan diri sebagai presiden wajib hukumnya melewati stereotip yang besar dan masalah seksisme. Ditambah sistem politik di AS yang dipengaruhi oleh popularitas seseorang.

Memang setelah gagal menjadi presiden, Harris di depan pendukungnya mengakui kekalahan dari Trump. Dia sudah menghubungi Trump dan mengucapkan selamat sembari berharap transisi kepemimpinan berjalan dengan baik.

 

 

Share
News Update
President Prabowo: National Coordination Meeting 2024  is a Strategic Milestone for Uniting Regions with Central Leadership

President Prabowo: National Coordination Meeting 2024 is a Strategic Milestone for Uniting Regions...

Donald Trump is Projected to Win the 2024 US Presidential Electio...

Republican presidential candidate Donald Trump is projected to win the 2024 U.S. presidential election over his Democratic opponent, current Vice President Kamala Harris.

Free Birthday Health Checkups for Indonesians Starting in 2025!

The Indonesian Ministry of Health is set to roll out a new initiative in 2025, offering free health checkups for all citizens on their birthdays.

Government : LPDP Recipients Can Work Anywhere, Don't Have to Ret...

LPDP scholarship recipients from overseas universities do not have to return to Indonesia and can work anywhere.

Minister Erick Thohir Cancels Rp14 Trillion Terminal 4 Project at...

Minister of State-Owned Enterprises (SOE) Erick Thohir announced on Monday (11/4) that the ministry has decided to cancel the Rp14 trillion project to build Terminal 4 at Soekarno-Hatta International Airport in Cengkaren...

Trending