• Friday, 16 May 2025

Persyaratan yang Ketat Membuat Program Malaysia My Second Home Dinilai Kurang Menarik bagi Pensiunan Asing

Persyaratan yang Ketat Membuat Program Malaysia My Second Home Dinilai Kurang Menarik bagi Pensiunan Asing
Para ekonom mengatakan bahwa peraturan MM2H yang baru akan memberikan nilai tambah yang terbatas pada ekonomi lokal karena skema residensi sekarang lebih ketat dan kurang menarik. (AFP)

SEAToday.com, Petaling Jaya - Pada tanggal 30 Juni, para pensiunan warga negara asing menyatakan ketidaktertarikannya terhadap program perumahan Malaysia, Malaysia My Second Home atau MM2H, yang disebabkan oleh perubahan peraturan kepemilikan properti wajib selama 10 tahun.

Para perwakilan MM2H saat ini sedang mencari klarifikasi dari pemerintah mengenai revisi aturan tersebut.

Awalnya, MM2H dirancang pada tahun 2002 untuk menarik para pensiunan warga negara asing untuk tinggal di Malaysia dengan beberapa level deposito bank sehingga dapat berkontribusi pada ekonomi properti Malaysia.

Namun, pada tanggal 14 Juni, aturan kepemilikan berubah menjadi memiliki deposito bank sebesar 150 ribu hingga 1 juta dolar AS, membeli properti senilai 172 ribu hingga 425 ribu dolar AS, dan memiliki properti tersebut setidaknya selama 10 tahun.

Selain itu, para pensiunan diharuskan untuk membeli properti di dalam zona ekonomi dan keuangan khusus Malaysia.

Dari perubahan kebijakan tersebut, pihak eksekutif MM2H melaporkan bahwa dari 500 pemohon yang berminat, angkanya menyusut menjadi di bawah 50 orang,

Seorang pemohon asal Inggris telah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kebijakan yang ketat tersebut dan mempertimbangkan negara lain di kawasan tenggara untuk tinggal seperti Indonesia atau Thailand.

Dengan adanya kekhawatiran tersebut, para perantara merasakan penurunan jumlah pemohon yang cukup signifikan dan meminta pemerintah untuk memperjelas persyaratan, seperti apakah pemohon harus membeli properti terlebih dahulu atau bisa membelinya belakangan. (FEBI/ALVIN)

Share
Insight Indonesia
Indonesia Responds to US Tariffs with Tax Relief Measures

Indonesia Responds to US Tariffs with Tax Relief Measures

TNI Law Amendments Officially Passed by Parliament

The Bill on Amendments to Law Number 34 of 2004 on the Indonesian National Armed Forces (TNI) has been approved

President Prabowo Leads Meeting on Downstream Industry Accelerati...

President Prabowo Subianto held a limited meeting with several cabinet ministers at his residence in Hambalang, Bogor

Japan's Prime Minister Supports Indonesia to Become a Member of O...

Japan's Prime Minister, Shigeru Ishiba, expressed his support for Indonesia's efforts to become a full member of the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), which currently consists of 38 countries...

Muhammadiyah: Ramadan 2025 Begins March 1, Eid Falls on March 30

Muhammadiyah Central Leadership (PP), Tuesday (7/1), officially set the beginning of Ramadan 1446 Hijri on March 1, 2025. Meanwhile, Eid al-Fitr or Lebaran will fall on March 30, 2025.

Trending Topic
Weather Forecast
Weather Forecast Today: Light Rain in Some Cities

Weather Forecast Today: Light Rain in Some Cities

Weather Forecast Today: Some Cities Are Expecting Light Rain

Several major cities have the potential to experience light rain on Tuesday (8/4/2025) today. Check out the following explanation.

Potential Extreme Weather to Hit Western Indonesia

The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) has identified the potential for extreme weather in western Indonesia

The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) Predic...

The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) predicts that high-intensity rainfall will continue until March 11. Although a slight decrease in intensity is expected in the coming days due to weather modific...

Weather Forecast: Light Rain Across Jakarta on Thursday Afternoon

The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) forecasts that all areas of Jakarta will experience light rain on Thursday (2/13) afternoon.