SEAToday.com, Gaza-Satu dari lima ibu hamil yang dirawat di sebuah klinik di pusat Gaza mengalami kekurangan gizi. Hanya sedikit bantuan yang sampai ke Gaza, bahkan setelah PBB memperingatkan adanya "kantong-kantong kelaparan" dan kelaparan yang meluas di daerah kantong tersebut.

Selama sebulan terakhir, pengiriman telah turun sekitar setengahnya dari tingkat Januari, menjadi kurang dari 100 truk per hari - atau 2.300 truk selama sebulan penuh. PBB mengatakan bahwa jumlah tersebut masih jauh dari perkiraan 500 truk yang dibutuhkan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Menurut proyeksi PBB, satu dari empat rumah tangga di Gaza, atau lebih dari setengah juta orang, "menghadapi kondisi bencana yang ditandai dengan kekurangan makanan, kelaparan dan kehabisan kapasitas untuk bertahan hidup".

Dua anak meninggal di rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara akibat kekurangan gizi dan dehidrasi, otoritas kesehatan setempat melaporkan pada tanggal 27 Februari.

Rumah sakit dan petugas kesehatan juga sangat terpengaruh oleh pembatasan bantuan. Rumah sakit Al-Awda di Jabalia, Gaza utara, dilaporkan menghentikan layanan medis pada hari Rabu (29/2) karena kekurangan bahan bakar dan persediaan medis.

Menurut data PBB, hanya sepertiga rumah sakit di Gaza yang berfungsi, itupun hanya sebagian, dan rumah sakit-rumah sakit yang beroperasi pun kewalahan menangani pasien dan kekurangan pasokan.

PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan mengatakan hambatan logistik termasuk pembatasan pergerakan, pemeriksaan perbatasan dan ditutupnya penyeberangan, serta dibekukannya visa bagi banyak staf, menghambat upaya memasukkan bantuan ke Gaza. (DKD)