SEAToday.com, Den Haag-Mahkamah Internasional (ICJ) telah memulai rangkaian sidang mengenai pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina. Sidang hari pertama digelar di Den Haag, Belanda pada Senin (19/2) dan akan berlangsung hingga 26 Februari mendatang. 

Kasus yang berjudul "Konsekuensi Hukum yang Timbul dari Kebijakan dan Praktik Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki, termasuk Yerusalem Timur" ini merupakan kasus yang terpisah dari kasus genosida oleh Afrika Selatan terhadap Israel. Perwakilan dari Palestina menyerukan untuk akhir pendudukan wilayah Palestina dan sistem apartheid yang diberlakukan oleh Israel. "Rakyat Palestina telah mengalami penjajahan dan apartheid," ujar Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki.

Sidang ini akan membahas bagaimana kebijakan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur "mempengaruhi status hukum pendudukan" dan konsekuensinya bagi seluruh dunia. Sidang ini akan dihadiri oleh 52 negara dan tiga organisasi internasional, jumlah partisipasi negara terbanyak dalam sejarah ICJ.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi akan menyampaikan pernyataan lisan Indonesia mengenai isu Palestina pada sidang Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda pada Jumat (23/2) mendatang. Indonesia telah memberikan masukan tertulisnya pada Juli 2023. Pernyataan lisan ini yang akan datang ini akan menjadi upaya berikutnya dari Indonesia untuk mendukung rakyat Palestina. 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Lalu Muhamad Iqbal sebelumnya menyatakan bahwa terjadi perubahan jadwal pemberian pernyataan tersebut yang semula pada 19 Februari, jadi 23 Februari. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan banyaknya negara yang akan memberikan pernyataan. (DANTI/DKD)