• Friday, 22 November 2024

Serba Salah AC di Tengah Cuaca Ekstrem: Beri Kesejukan Namun Tingkatkan Pemanasan Global

Serba Salah AC di Tengah Cuaca Ekstrem: Beri Kesejukan Namun Tingkatkan Pemanasan Global
AC membantu memberikan udara dingin. Namun keberadaannya juga mengancam iklim (Shutterstock)

SEAToday.com, Jakarta - Air Conditioner (AC) merupakan pendingin ruangan telah menjadi salah satu benda elektronik yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. 

Apalagi akhir-akhir ini berbagai daerah seperti India mengalami kenaikan suhu panas yang ekstrem bahkan bisa mencapai 40 derajat celcius, sehingga membutuhkan pendingin ruangan agar tubuh tidak terkena heat stroke.

Tetapi, penggunaan AC ini juga menjadi salah satu penyebab lingkungan bumi semakin panas. Hal ini bisa terjadi karena AC mengeluarkan tiga jenis gas rumah kaca yaitu klorofluorokarbon (CFC), hidrofluorokarbon (HFC), dan karbondioksida (CO2).

Yang paling berdampak adalah CFC, disebut juga sebagai freon yang berfungsi untuk mendinginkan udara dan melepaskannya ke atmosfer. Diketahui juga bahwa satu unit molekul CFC dapat merusak 100.000 unit molekul ozon.

Amerika Serikat dilaporkan menyumbang 100 juta gas CO2 per tahunnya karena lebih dari 100 juta rumah warganya menggunakan AC. Di Indonesia sendiri, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa penggunaan AC tertinggi berada di wilayah Jakarta, yaitu sebesar 30,8%. 

Jumlah tersebut belum termasuk AC di gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan yang penggunaannya lebih besar.

Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA), jumlah AC di seluruh dunia mencapai 1,6 miliar unit dan diperkirakan akan melonjak tiga kali lipat selama 30 tahun ke depan. Dan pada tahun 2050 penggunaan AC akan bertanggung jawab atas emisi karbon 15%.

Masalah AC dan pemanasan global ini menjadi contoh dimana kemajuan teknologi bisa menjadi ancaman bagi lingkungan. Tapi di sisi lain, kemajuan ini juga berguna bagi kenyamanan manusia. 

Dengan kondisi cuaca panas terik seperti sekarang, perlu menyediakan ruang terbuka hijau agar dapat memberi kesejukan. Selain itu, dengan adanya ruang hijau juga dapat membantu penyerapan efek gas rumah kaca.

Penulis: Annisa Salsabilla

Share
News Update
UN Condemns Security Council’s Failure to Pass Crucial Ceasefire Resolution

UN Condemns Security Council’s Failure to Pass Crucial Ceasefire Resolution

Erick Thohir Officially Inaugurates New Board for Indonesian Futs...

The formation of the new management for these two federations under PSSI aims to align all stakeholders related to football in Indonesia.

BAZNAS to Build Hospitals, Mosques, Schools in Gaza Recovery Prog...

The funds to be used are the donation funds that are still being held for the Palestinian people. According to him, the donation for Palestine titled “Membasuh Luka Palestina”

Ngurah Rai Airport Expands Access to Nusantara via Balikpapan wit...

General Manager of PT Angkasa Pura Indonesia I Gusti Ngurah Rai Airport Ahmad Syaugi Shahab in Denpasar, on Wednesday (11/20), said this route adds connection opportunities to the State Capital of the Archipelago.

Minister Yusril Clarifies: Mary Jane Veloso Transferred, Not Rele...

Yusril explained that the Indonesian government had received an official request from the Philippine government regarding the transfer of Mary Jane Veloso. The transfer can be carried out if the conditions set by the Ind...

Trending
LOCAL PALETTE
BEGINI CARANYA PERGI KE SUKU PEDALAMAN MENTAWAI - PART 1