• Saturday, 23 November 2024

Mengenal Trigana Air, Pesawat yang Tergelincir di Papua

Mengenal Trigana Air, Pesawat yang Tergelincir di Papua
Pesawat Trigana Air tergelincir di Papua (Foto: ANTARA/HO-Basarnas)

SEAToday.com, Papua – Pesawat Trigana Air tergelincir pada Senin (9/9) lalu saat hendak lepas landas dari Bandara Stevanus Rumbewas Serui, Yapen, Papua sekitar pukul 10.40 WIT. Pesawat itu menuju Bandara Sentani, Jayapura, Papua.

Sebelum lepas landas pesawat Trigana Air baru saja mendarat di Yapen setelah menempuh penerbangan dari Biak. Pesawat tiba di Yapen pukul 10.19 WIT. Kemudian pesawat dijadwalkan untuk kembali berangkat menuju Jayapura pukul 10.35 WIT.

Namun saat akan lepas landas pesawat tergelincir ke arah kiri hingga mencapai 1.200 meter dari landasan pacu atau disebut ‘take off runway in use 28”. Memang terkait penyebab kecelakaan masih dalam tahap penyelidikan.

Melansir dari berbagai sumber pesawat Trigana Air merupakan maskapai penerbangan nasional yang berdiri sejak 1991. Awalnya maskapai ini memiliki dua jenis pesawat yakni Beechraft B200 King Air dan dua helicopter NBell-412 DP yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia (DI).

Pesawat Trigana Air awalnya dikenal sebagai perusahaan yang memberikan layanan penerbangan carter untuk kegiatan khusus. Namun kini sudah melayani penerbangan komersil. Pernah juga Trigana Air memberikan layanan angkutan untuk perusahaan minyak MAXUS Oil di Pabelokan, Kepulauan Seribu dengan menggunakan helicopter NBell-412 SP.

Seiring berjalannya waktu banyak pesawat yang dibeli oleh Trigana Air. Salah satunya pesawat jenis F27-600. Trigana Air lebih banyak melayani rute penerbangan perintis di kawasan Indonesia Bagian Timur seperti di Papua untuk membantu warga yang ingin menuju beberapa daerah yang hanya bisa diakses menggunakan pesawat terbang.

Sebelum pesawat tergelincir di Papua, Trigana Air juga pernah mengalami kecelakaan. Pertama pada 11 Februari 2010 ketika pesawat jenis ATR42-300 mendarat darurat di Bone akibat mesin rusak dan menyebabkan dua orang luka parah.

Kemudian pada 8 April 2012, pesawat DHC-6-Twin Otter yang membawa delapan penumpang dan awak melewati landasan di bandara Mulia, Papua saat mendarat. Satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka dalam kecelakaan tersebut.

 

 

Share
News Update
UN Condemns Security Council’s Failure to Pass Crucial Ceasefire Resolution

UN Condemns Security Council’s Failure to Pass Crucial Ceasefire Resolution

Erick Thohir Officially Inaugurates New Board for Indonesian Futs...

The formation of the new management for these two federations under PSSI aims to align all stakeholders related to football in Indonesia.

BAZNAS to Build Hospitals, Mosques, Schools in Gaza Recovery Prog...

The funds to be used are the donation funds that are still being held for the Palestinian people. According to him, the donation for Palestine titled “Membasuh Luka Palestina”

Ngurah Rai Airport Expands Access to Nusantara via Balikpapan wit...

General Manager of PT Angkasa Pura Indonesia I Gusti Ngurah Rai Airport Ahmad Syaugi Shahab in Denpasar, on Wednesday (11/20), said this route adds connection opportunities to the State Capital of the Archipelago.

Minister Yusril Clarifies: Mary Jane Veloso Transferred, Not Rele...

Yusril explained that the Indonesian government had received an official request from the Philippine government regarding the transfer of Mary Jane Veloso. The transfer can be carried out if the conditions set by the Ind...

Trending
LOCAL PALETTE
BEGINI CARANYA PERGI KE SUKU PEDALAMAN MENTAWAI - PART 1