• Minggu, 08 September 2024

Toyotomi Hideyoshi dan Nomikai: Alasan Orang Jepang Sulit Tolak Undangan Mabuk dari Bos

Toyotomi Hideyoshi dan Nomikai: Alasan Orang Jepang Sulit Tolak Undangan Mabuk dari Bos
orang-orang ramai-ramai ke izikaya (kedai minuman beralkohol) untuk nomikai (pesta miras) di era Edo | Edo-Tokyo Museum

SEAToday.com, Jakarta - Tradisi pesta minuman keras (Nomikai) bukan hal yang tabu di Jepang. Aktivitas itu sering dilakukan untuk menghibur diri di tengah rutinitas yang padat. Kadang kala digunakan untuk menambah keakraban bersama teman dekat.

Tradisi itu terus berlangsung secara turun-temurun. Bahkan, nomikai tak hanya dilakukan oleh mereka sesama pegawai kantor saja. Nomikai tak jarang pula digagas oleh atasan—bos di suatu perusahaan. Barang siapa yang diundang tak bisa berkata tidak. Alias sulit menolak. Kenapa begitu?  

Orang Jepang sudah terbiasa dengan ajakan nomikai – pesta minum-minuman keras. Nomikai atau yang sering disebut nomunication sering diartikan sebagai nomu yang berarti minum dan communication yang berarti komunikasi.

Tiada yang benar-benar dapat menebak kapan pasti tradisi itu muncul. Hal yang pasti nomikai sudah hadir sejak dulu kala. Bahkan, di era Sengoku. Pria dan wanita tiada beda. Mereka kerap menikmati momentum nomikai untuk menghabiskan waktu berkumpul dan menikmati malam bersama teman.

Hajatan minum-minum itu berkembang menyentuh kalangan teman-teman di universitas, pemerintahan, dan dunia korporasi. Namun, hajatan dari sesama teman bisa saja ditolak sesekali. Satu-satunya ajakan yang tak dapat ditolak oleh orang Jepang adalah nomikai yang diadakan oleh bos.

Tiada aturan tertulis yang mengharuskan orang-orang untuk mau ikut Nomikai dari bos. Namun, ajakan nomikai dari bos kerap membawa banyak keuntungan. Nomikai disinyalir jadi momentum untuk mencairkan suasana. Atasan yang cenderung kaku di jam kantor dapat segera cair kala alkohol – sake, bir, shochu mulai ditenggak.

Mereka jadi dekat dan dapat dipercaya oleh atasan. Nomikai bak 'pelumas' obrolan pegawai untuk dekat dengan atasan. Ada yang mendapatkan manfaat naik pangkat. Ada juga yang meraih kesepakatan bisnis. ada pula keberhasilan di urusan-urusan lobi lainnya.

“Alkohol dapat diterima tidak hanya pada acara-acara seperti pesta perpisahan tetapi, mungkin yang lebih penting, juga setelah bekerja sebagaimana diperlukan untuk melakukan diskusi terbuka terkait pekerjaan di antara para bos-karyawan. Rupanya, acara minum-minum terkait pekerjaan bukan sekadar pesta, pemecah kebekuan, atau perayaan, tetapi saat-saat ketika pekerjaan selesai karena alkohol memungkinkan diskusi terbuka,” ujar Mark D. West dalam buku Drunk Japan (2020).

Orang Jepang meyakini ada dua macam Nomikai yang pantang ditolak: Shinnenkai (pesta awal tahun) dan Bounenkai (pesta akhir tahun). Atasan dan para bos biasanya mulai mengingatkan undangan untuk pesta. Mereka bahkan secara perlahan-lahan menjelaskan pentingnya acara kepada karyawan.

Di dalam acara bos ambil peran. Mereka membuka acara dengan pidato singkat dan semuanya berdiri sambil mengangkat gelas minuman. Setelahnya, acara nomikai akan dimulai dengan kata: kanpai (cheers). 

Toyotomi Hideyoshi dan Nomikai

Tradisi nomikai Jepang sudah dianggap membudaya. Jika boleh memutar waktu, kondisi itu terlihat jelas di era sengoku. Ajakan pesta minuman dari atasan dianggap istimewa. Ambil contoh di era Toyotomi Hideyoshi. Mulanya pria yang berjuluk Si Monyet itu terlahir miskin dan tak berpendidikan.

Bukan bangsawan, bukan pula ahli pedang (samurai) hebat macam Miyamoto Musashi atau Sasaki Kojiro. Namun, semesta membawanya jadi pesuruh Daimyo Owari, Oda Nobunada pada 1554. Satu-satunya yang dapat diandalkan dari Si Monyet adalah kegeniusan dan serba bisa.

Ia perlahan-lahan mampu menaiki tangga kariernya yang gemilang, dari tukang bawa sandal Oda hingga dipercaya jadi jenderal perang. Ia tipe orang yang banyak menggunakan akal dibanding senjata. Si Monyet pun jadi aktor intektual yang mendampingi Oda Nobunaga mempersatukan Jepang.

“Keterampilan Toyotomi yang luar biasa dalam bernegosiasi dengan sekutu, kehati-hatiannya, dan kemurahan hatinya yang revolusioner kepada musuh yang dikalahkan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan ambisiusnya. Ia tidak dapat memperlakukan musuh-musuhnya dengan cara seperti itu, jika ia tidak mengalahkan mereka terlebih dahulu, atau memenangkan perdebatan dengan para pesaingnya jika ia tidak memiliki otoritas militer yang pada akhirnya dapat membuat mereka takut,” tegas Stephen Turnbull dalam buku Toyotomi Hideyoshi (2010).

Rahasia kesuksesannya itu karena Si Monyet lihai memainkan siasat. Ia menjadikan nomikai sebagai siasat ampuh membangun prajurit yang loyal. Bawahannya kerap diajak untuk pesta minuman di rumah atau izikaya (kedai minuman beralkohol).

Nomikai mempersatukan Jepang?

Momentum nomikai buat Toyotomi banyak ambil peran. Ia dapat mengetahui keinginan bawahannya dan bisa bicara dari hati ke hati. Hasilnya menganggumkan. Anak buahnya menjadi loyal setengah mati. Mereka benar-benar loyak hingga rela memberikan hidup kepada tuannya.

Ia memang tak pernah menjadi shogun, tapi ia dikenal sebagai taiko – orang yang memiliki pengaruh besar dalam politik pemersatuan Jepang. Toyotomi pun aktif menggelar banyak nomikai dengan bawahannya. Ia jadi ketimban rejeki. Banyak samurai yang akhirnya jadi pengikut.

Semua itu karena nomikai membuatnya cepat mengenali kepribadian seseorang. Ia pun membuat bawahannya cepat naik pangkat. Ia akhirnya mendapatkan kesetiaan dari pengikut-pengikutnya. Bekal itu yang membawanya meneruskan mimpi Oda Nobunaga sebagai pemersatu jepang.

“Toyotomi kerap mengadakan upacara teh dan drama untuk mengambil perhatian samurai. Ia mengajak pula para pedagang untuk mendirikan pasar menjajakan barang apa pun yang orang-orang mungkin butuhkan atau inginkan. Dia tahu bahwa –nomikai-- hajatan minum sake dan menikmati pesta besar, para prajurit bisa bertahan selamanya,” ungkap Rebbeca Ard Bonne dalam buku Real Lives in the Sixteenth Century: A Global Perspective (2018).

Siasat nomikai Toyotomi pun banyak membawa keberhasilan. Kehadiran Hideyoshi pun menjadi bukti bahwa nomikai adalah bagian penting dalam sejarah. Posisi nomikai tak bisa digantikan. Boleh jadi lewat Toyotomi  secara tidak langsung nomikai memiliki andil dalam mempersatukan Jepang. Diakui atau tidak.

Keunggulan yang dihadirkan Toyotomi itu bisa saja berpengaruh kepada nomikai era modern. Bos-bos besar yang terkenal sulit ditaklukkan di kantor, lalu mengajak anak buahnya untuk bersenang-senang lewat pesta minuman nomikai. Mereka kemudian mengambil hati anak buah dan menjadikan sebagai pegawai loyal – sekalipun tak seperti dulu, mereka siap mati untuk tuannya.

Kondisi itu membuat ajakan nomikai dari bos kian sulit untuk ditolak karena simbiosis mutualismenya. Memang di dalam beberapa kasus, tradisi nomikai banyak dikritik. Nomikai seraya memperpanjang jam bekerja seseorang. Mereka yang harusnya di rumah, justru harus menemani bos bersenang-senang. Belum lagi muncul fenomena rojo-ne -- tidur di jalan.   

 

Share
Berita Terkini
Korea Selatan Membuka Penyelidikan Terhadap Telegram Terkait Pornografi Deepfake

Korea Selatan Membuka Penyelidikan Terhadap Telegram Terkait Pornografi Deepfake

Puluhan Ribu Warga Israel Berunjuk Rasa, Serukan Kesepakatan Pemb...

Puluhan ribu warga Israel berunjuk rasa di jalan akibat kegagalan pemerintah membawa pulang para sandera di Gaza, Minggu (9/1) malam.

Kasus Polio Kembali Muncul, Kampanye Pemberian Vaksin Polio untuk...

Kasus polio pertama dalam 25 tahun terakhir di Gaza ditemukan bulan ini. Para dokter menyimpulkan bahwa seorang anak berusia 10 bulan lumpuh sebagian akibat virus karena tidak divaksinasi akibat perang.

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara dengan Paspor warna Merah

Paspor Indonesia desain baru menampilkan nuansa merah dan putih. Cover paspor didesain berwarna merah, sementara huruf dan lambang Garuda berwarna putih. Ini sebagai simbol bendera nasional.

IKN Siapkan Suaka Orang Utan di Kawasan Wildlife Corridor dan Rim...

Otorita Ibu Kota Nusantara berencana membuat suaka orang utan di Kawasan Wildlife Corridor dan Rimba Kota yang sedang dibangun.

Trending Topic
Trending Topic
Trending
Trending
Popular Post

Sekolah Dasar Muhammadiyah di Sidoarjo Menerapkan Waktu Tidur Sia...

SD Muhammadiyah 4 Zamzam di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadikan tidur siang sebagai salah satu pelajaran yang wajib diikuti siswa.

Peltu (Purn) Tatang Koswara Penembak Jitu Indonesia yang Diakui...

Tatang Koswara, lahir di Cibaduyut pada 12 Desember 1946 adalah salah satu penembak jitu (sniper) Indonesia yang diakui dunia.

Ghisca Debora Berniat Meraup Untung Rp250 Ribu per Tiket dari Pen...

Ghisca Debora Aritonang, tersangka penipuan tiket Coldplay, meraup keuntungan sebesar Rp250.000 per tiket.

Ketua KPK Firli Bahuri Ditetapkan sebagai Tersangka

Polda Metro Jaya menetapkan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.