• Sabtu, 21 September 2024

Taliban Tak Akui 3 Atlet Perempuan Afghanistan di Olimpiade Paris 2024

Taliban Tak Akui 3 Atlet Perempuan Afghanistan di Olimpiade Paris 2024
Ilustrasi Bendera Afghanistan (Photo by Farid Ershad on Unsplash)

SEAToday.com, Jakarta - Pemerintah Taliban tidak mengakui tiga atlet perempuan yang mewakili Afghanistan di Olimpiade Paris 2024. Pesta olahraga terbesar di dunia itu digelar akhir Juli 2024.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah mengundang enam atlet Afghanistan, yakni tiga perempuan dan tiga laki-laki, untuk berkonsultasi dengan komite Olimpiade nasional Afghanistan yang mayoritas diasingkan.

"Hanya tiga atlet yang mewakili Afghanistan," kata Atal Mashwani, juru bicara direktorat olahraga pemerintah Taliban pada Senin, 8 Juli 2024.

"Saat ini, di Afghanistan, olahraga perempuan telah dihentikan. Ketika olahraga perempuan tidak dipraktikkan, bagaimana mereka bisa masuk ke tim nasional?" katanya kepada AFP.

Ketiga atlet putri dan dua atlet putra tinggal di luar Afghanistan. Satu-satunya yang berlatih di negara ini adalah pejudo, sementara rekan-rekannya akan tampil di cabang olahraga atletik dan renang.

Para perempuan akan bertanding di cabang atletik dan bersepeda. IOC mengatakan bahwa mereka belum berkonsultasi dengan para pejabat Taliban mengenai tim ini dan mereka tidak diundang ke pertandingan.

Juru bicara Mark Adams bulan lalu menegaskan bahwa komite Olimpiade nasional Afghanistan, termasuk presiden dan sekretaris jenderal yang tinggal di pengasingan, tetap menjadi "satu-satunya penanggung jawab untuk persiapan dan partisipasi tim Afghanistan".

Namun CEO komite Afghanistan, Dad Mohammad Payenda Akhtari mengatakan bahwa sementara para atlet perempuan diatur di luar negeri, komitenya berkoordinasi dengan pihak berwenang Taliban untuk para atlet pria.

Mashwani mengklaim bahwa pemerintah mendukung mereka dengan pelatihan dan beasiswa. "Kami hanya bertanggung jawab atas tiga atlet pria yang berpartisipasi dalam Olimpiade," katanya kepada AFP.

Para peserta akan bertanding di bawah bendera hitam, merah dan hijau dari pemerintah lama yang didukung Barat yang runtuh setelah penarikan pasukan AS tiga tahun lalu.

Sejak kembali berkuasa pada 2021, pemerintah Taliban telah memberlakukan pembatasan yang membuat perempuan tidak bisa berolahraga, begitu juga dengan sekolah menengah dan universitas. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan pembatasan tersebut sebagai "apartheid gender".

IOC melarang Afghanistan dari pertandingan pada 1999, selama periode pertama pemerintahan Taliban antara 1996 dan 2001 ketika perempuan juga dilarang dari olahraga.

Afghanistan kembali berkuasa setelah Taliban digulingkan pasca-invasi 9/11. Pertandingan Paris menandai Olimpiade musim panas pertama sejak kembalinya mereka.

Share
Berita Terkini
14 Perjalanan Whoosh Dibatalkan Akibat Gempa di Kabupaten Bandung

14 Perjalanan Whoosh Dibatalkan Akibat Gempa di Kabupaten Bandung

262 Orang Meninggal Akibat Topan Yagi di Vietnam

Media Vietnam melaporkan 29 orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat topan Yagi, menambah total korban tewas akibat topan tersebut di Vietnam menjadi 262 orang.

Australia akan Batasi Akses Anak ke Sosial Media

Pemerintah Australia, Selasa (10/9) menyatakan jika tahun ini akan mengesahkan undang-undang tentang usia minimum bagi anak-anak untuk mengakses media sosial.

64 Meninggal, Ratusan Terluka akibat Topan Super Yagi Melanda Vie...

Jumlah korban meninggal di Vietnam meningkat menjadi sedikitnya 64 orang, Senin (9/9), sementara ratusan orang lainnya terluka akibat topan super Yagi yang melanda dan menyebabkan banjir serta tanah longsor.

Peneliti BRIN Publikasikan Spesies Baru Endemik Indonesia Anggrek...

Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mempublikasikan temuan tanaman anggrek spesies baru dari pulau Sulawesi yang dikenal masyarakat sebagai Anggrek Kuku Macan.

Trending Topic
Trending Topic
Trending
Trending
Popular Post

Sekolah Dasar Muhammadiyah di Sidoarjo Menerapkan Waktu Tidur Sia...

SD Muhammadiyah 4 Zamzam di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadikan tidur siang sebagai salah satu pelajaran yang wajib diikuti siswa.

Peltu (Purn) Tatang Koswara Penembak Jitu Indonesia yang Diakui...

Tatang Koswara, lahir di Cibaduyut pada 12 Desember 1946 adalah salah satu penembak jitu (sniper) Indonesia yang diakui dunia.

Ghisca Debora Berniat Meraup Untung Rp250 Ribu per Tiket dari Pen...

Ghisca Debora Aritonang, tersangka penipuan tiket Coldplay, meraup keuntungan sebesar Rp250.000 per tiket.

Ketua KPK Firli Bahuri Ditetapkan sebagai Tersangka

Polda Metro Jaya menetapkan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.