SEAToday.com, Jakarta-Seorang pria berusia 62 tahun meninggal dunia beberapa bulan setelah menjadi penerima transplantasi ginjal babi yang diedit secara genetik pertama di dunia.

Dilansir dari CNN, Rick Slayman menerima ginjal di Massachusetts General pada Maret 2024 setelah ia didiagnosis menderita penyakit ginjal stadium akhir tahun lalu. Pihak rumah sakit menekankan bahwa tidak ada indikasi kematiannya disebabkan oleh transplantasi tersebut.

Setelah menjalani operasi selama empat jam atas rekomendasi dokternya, pria yang berprofesi sebagai manajer di Departemen Transportasi Massachusetts itu keluar dari rumah sakit pada April. Setelah operasi, para dokter mengatakan bahwa mereka yakin ginjal baru tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun, tetapi mereka mengakui bahwa masih banyak hal yang belum diketahui dalam transplantasi dari hewan ke manusia.

"Tuan Slayman akan selamanya dipandang sebagai mercusuar harapan bagi pasien transplantasi yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia dan kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan kesediaannya untuk memajukan bidang xenotransplantasi," kata Massachusetts General dalam sebuah pernyataan.

Pihaknya melanjutlan, "Kami mengucapkan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih Tn. Slayman saat mereka mengenang seseorang yang luar biasa yang kemurahan hati dan kebaikannya menyentuh semua orang yang mengenalnya."

Keluarga Slayman menggambarkannya sebagai seorang pria yang baik hati dan berdedikasi tinggi kepada orang-orang dalam hidupnya.

"Keluarga kami sangat sedih dengan kepergian Rick yang mendadak, tetapi kami merasa sangat terhibur karena dia telah menginspirasi banyak orang," kata sebuah pernyataan keluarga. "Jutaan orang di seluruh dunia telah mengetahui kisah Rick. Kami merasa - dan masih merasa - terhibur dengan optimisme yang dia berikan kepada pasien yang putus asa menunggu transplantasi."

Slayman menjadi pasien dalam program transplantasi rumah sakit selama 11 tahun, katanya dalam sebuah pernyataan. Ia menerima ginjal dari donor manusia pada 2018, setelah hidup dengan diabetes dan tekanan darah tinggi selama bertahun-tahun.

Ginjal tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda kegagalan lima tahun kemudian, dan dia melanjutkan dialisis pada 2023.

"Saya melihatnya tidak hanya sebagai cara untuk membantu saya, tetapi juga sebagai cara untuk memberikan harapan bagi ribuan orang yang membutuhkan transplantasi untuk bertahan hidup," tulis Slayman dalam pernyataannya.

Dr. Tatsuo Kawai, direktur Pusat Toleransi Transplantasi Klinis Legorreta, melakukan operasi terobosan pada Maret yang disambut tepuk tangan meriah di ruang operasi.