SEAToday.com, Jakarta-Langit malam diterangi oleh northern lights (cahaya utara) atau aurora pada Jumat, 10 Mei 2024 di lokasi-lokasi yang tidak biasanya ada aurora. 

Dilansir dari NBC News, sederet potret yang diabadikan dari seluruh dunia menunjukkan langit berwarna cerah menyala dalam warna merah muda, hijau dan ungu di seluruh Eropa, di Amerika Serikat hingga Selandia Baru.

Badai pada Jumat adalah badai geomagnetik ekstrem pertama yang dikeluarkan oleh badan tersebut sejak 2005. Pada Sabtu 11 Mei 2024 pagi, badai tersebut mencapai intensitas G5 pada skala 1-5, menjadikannya badai terkuat yang mencapai atmosfer Bumi sejak "Badai Halloween" pada Oktober 2003, kata Bryan Brasher, juru bicara Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA).

Pusat tersebut mengatakan bahwa aktivitas dengan intensitas G4 hingga G5 kemungkinan akan mencapai Bumi lagi pada Minggu, 12 Mei 2024. Karena flare yang terus berlanjut, NOAA mengatakan dalam serangkaian pernyataan bahwa flare dapat memicu badai geomagnetik yang parah dan "tampilan aurora yang spektakuler," kemungkinan hingga Senin dan seterusnya.

Medan geomagnet diperkirakan akan mencapai "severe storm levels" pada Minggu, "active to severe storm levels" pada Senin, dan "unsettled to minor storm levels" pada hari Selasa, menurut perkiraan pusat yang dirilis pada Sabtu, 11 Mei 2024.

Brasher mengatakan bahwa aktivitas badai geomagnetik diperkirakan akan terus berlanjut. Ia menyebut, dengan planet yang menyerap dampaknya dalam jangka waktu yang tertunda, efek visualnya mungkin akan bertahan hingga Selasa.

"Wilayah matahari yang menjadi sumber cuaca ini terus aktif," kata Brasher. "Ada kemungkinan peristiwa baru terjadi berdasarkan hal itu."

Cahaya utara muncul di langit ketika partikel bermuatan memuntahkan diri dari matahari selama badai matahari, membuat tampilan cahaya berwarna-warni ketika awan partikel-partikel tersebut bertabrakan dengan medan magnet Bumi dan berinteraksi dengan atom-atom dan molekul-molekul di atmosfer bagian atas Bumi.

Biasanya, cahaya utara hanya terlihat di lintang tinggi, tetapi selama badai matahari yang intens, seperti pada Jumat, 10 Mei 2024, cahaya utara dapat terlihat lebih jauh ke selatan dari yang diperkirakan, dengan laporan penampakan di Louisiana, Alabama, dan Mississippi.

Pertunjukan kosmik kemungkinan akan mengikuti aktivitas geomagnetik ini, menurut NOAA, yang mengatakan bahwa badai yang sedang berlangsung telah menyebabkan beberapa laporan tentang masalah jaringan listrik. NASA mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah mendeteksi suar matahari yang cukup besar.