NEWS
Jadi Tersangka Kasus Suap, Ini Sejumlah Kontroversi Moon Jae-in Mantan Presiden Korsel

SEAToday.com, Seoul – Moon Jae-in mantan presiden Korea Selatan (Korsel) sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap dan nepotisme. Kasus ini juga menyeret mantan menantu dan salah satu mantan pejabat di Korsel.
Ternyata sebelum terkena kasus dugaan suap, Moon juga pernah jadi buah bibir karena sejumlah kontroversi yang dilakukannya. Kontroversi apa yang pernah dimunculkan saat ia jadi orang nomor satu di Korsel?
1.Menaikkan Upah Pekerja
Saat memerintah Moon pernah berniat untuk menaikkan upah demi kesejahteraan pekerja. Mungkin rencana itu mendapat sambutan dari para pekerja di Korsel. Tapi tidak bagi pengusaha dan pemilik perusahaan yang keberatan dengan rencana itu.
Alhasil kritik pun datang menghampiri Moon. Sebab apabila dia jadi menaikkan upah pekerja maka banyak perusahaan akan gulung tikar. Perusahaan yang bangkrut menyebabkan pengangguran akan terjadi di Korsel karena pemilik usaha tak lagi mampu memberikan upah yang pas untuk pekerja, terutama untuk usaha-usaha kecil yang belum memiliki untung yang besar dalam menjalani bisnisnya.
2.Dekat dengan Kim Jong-un
Moon juga pernah bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Pertemuan itu terjadi setelah Moon baru setahun jadi presiden di Korsel. Pertemuan Moon dan Kim terjadi di sebuah perbatasan Korsel dan Korut.
Diharapkan sejak bertemu dua pemimpin Korea tersebut ketegangan mulai mereda. Namun diplomasi Moon dan Kim tak selamanya berjalan mulus. Korut diam-diam diduga masih mencoba melakukan uji coba rudal dan senjata nuklir.
Hal itu membuat orang bertanya-tanya soal kebijakan Moon. Ada yang menduga Moon terlalu takut kepada Kim namun ada juga yang mengatakan Moon bukan sosok yang tegas sebagai seorang presiden.
3.Penanganan Pandemi COVID-19
Selama pandemi COVID-19 kebijakan Moon dianggap kurang baik untuk menyelesaikan masalah tersebut di Korsel. Penanganan pandemi tidak efektif dan pemerintah dianggap lamban dan kurang responsif terhadap warga yang membutuhkan bantuan. Termasuk soal distribusi vaksin yang tak merata di Korsel.