Isra Mi'raj: Perjalanan Bersejarah Nabi Muhammad SAW untuk Menerima Perintah Salat 5 Waktu

Isra Mi'raj: Perjalanan Bersejarah Nabi Muhammad SAW untuk Menerima Perintah Salat 5 Waktu
Poster ucapan selamat merayakan Isra Mi'raj. (SEAToday)

SEAToday.com, Jakarta - Isra Mi'raj adalah dua perjalanan penting yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam satu malam. Peristiwa ini merupakan momen bersejarah bagi umat Islam karena menjadi saat di mana Nabi menerima perintah dari Allah untuk menunaikan salat lima waktu.

Dilansir dari berbagai sumber, Isra Mi'raj diperkiraan terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sekitar tahun 620-621 M, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa menggunakan Buraq. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan sampai ke Sidratul Muntaha yang berada di lapisan langit ke tujuh. Di setiap lapisan yang dilewati, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para Nabi terdahulu.

Pada lapisan langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah mendirikan salat sebanyak 5 waktu dalam satu hari. 

Perjalanan ini sangat penting, baik sebagai perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW maupun sebagai titik balik dakwah Islam. Para sufi menganggap Isra Mi'raj sebagai perjalanan ruhani menuju kesempurnaan. 

Isra Mi'raj juga menjadi momen yang mengubah sejarah umat Islam, karena sejak saat itulah salat lima waktu diwajibkan. Tidak ada nabi lain yang mengalami perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. 

Oleh karena itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Islam untuk selalu menegakkan Shalat.

"Oleh-oleh Isra Mikraj adalah shalat. Karenanya, pesan terpenting dari peringatan Isra Mi'raj adalah menegakkan shalat. Mati menegakkan shalat," ujar Menag di Jakarta, Minggu (26/1).

Menag berharap peringatan Isra Mi'raj tahun ini menjadi inspirasi bagi umat untuk terus memperkuat iman, memperbaiki amal, dan membangun masa depan bangsa yang lebih baik.

"Dengan menjadikan spiritualitas sebagai landasan, shalat sebagai pilar, mari hadirkan peradaban yang penuh rahmat dan keberkahan," katanya.