• Wednesday, 13 November 2024

Tragedi Tahun Baru 2007: Pesawat Adam Air Jatuh di Perairan Majene, Kru dan Penumpang Tak Selamat

Tragedi Tahun Baru 2007: Pesawat Adam Air Jatuh di Perairan Majene, Kru dan Penumpang Tak Selamat
Ilustrasi - Pesawat Adam Air mengalami kecelakaan jatuh di perairan Majene pada 1 Januari 2007 (Foto: Wikiwand)

SEAToday.com, Makassar - Kecelakaan pesawat Adam Air DHI 574 di perairan Majene pada 1 Januari 2007 menjadi mimpi buruk dunia penerbangan di Indonesia. Pesawat Boeing 737-400 itu terbang dari Surabaya menuju Manado. Pesawat berangkat pukul 12.59 WIB.

Sebelum tiba di Manado, pesawat yang membawa 96 penumpang dan 6 awak pesawat tersebut dijadwalkan transit di Makassar. Seharusnya pukul 14.25 WIB atau 15.25 WITA pesawat akan mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar namun 20 menit sebelumnya menghubungi ATC bandara jika pesawat mengalami masalah.

Semenit setelah melaporkan ke ATC bandara, pesawat langsung menghilang dari pantauan radar sekitar 157,4 km arah barat laut Makassar di ketinggian 10.668 meter. Setelah dipastikan menghilang petunjuk titik jatuh Adam Air diketahui di Desa Bojo, Kabupaten Barru, serpihan sayap pesawat dan pelampung.

Tim pencarian pesawat dari dalam dan luar negeri difokuskan di perairan Mamuju, Sulawesi Barat. Pencarian mengandalkan KRI Fatahillah dan USNS Mary Sears, kapal milik Amerika Serikat yang sedang berada di Indonesia. Termasuk tim gabungan dari TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan TNI Angkatan Darat bersama mencari pesawat naas tersebut.

Radar ATC Singapura sempat mendapatkan pancaran emergency locator beacon di dekat Tanatoraja, Sulawesi Selatan. Ditemukan juga serpihan pesawat di Pantai Labuange, Sulawesi Selatan. Sampai akhirnya pada 28 Agustus 2007 atau 8 bulan setelah kejadian black box atau kotak hitam pesawat ditemukan di kedalaman 2.000 meter.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT mengumumkan bahwa penyebab kecelakaan Adam Air karena pilot menghadapi masalah navigasi yakni sistem panduan navigasi yang bermasalah.

Ketika di ketinggian 35.000 kaki dan kru memutuskan IRS Mode selector unit No-2 (kanan) ke posisi mode ATT (attitude) sehingga auto pilot jadi mati. Akibatnya pesawat secara perlahan berbelok (roll) ke kanan hingga terdengar peringatan sistem arah pesawat (bank angle) karena miring ke kanan hingga melewati 35 derajat.

Bahkan, data Digital Flight Data Recorder (DFDR) sesudah pesawat mencapai bank angle hingga 100 derajat dan posisi hidung pesawat menukik, pilot tak juga mengubah arah pesawat. Saat menukik, kecepatan pesawat mencapai 0,926 mach dan daya grativitasi tekanan pesawat berubah dari positif 3,5 g menjadi negatif 2,8 g.

Menurut Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan, Budhi Muliawan Suyitno saat itu mengatakan, situasi pesawat bergetar hebat sehingga struktur kendali pesawat rusak, dan pesawat kemudian menghantam air dengan badan pesawat yang telah hancur dan terbelah akibat kecepatan tinggi.

 

 

Share
News Update
Multiple Accidents on Cipularang Toll Road KM 92 Damaging Numerous Vehicles

Multiple Accidents on Cipularang Toll Road KM 92 Damaging Numerous Vehicles

Gibran’s Public Complaint Service Launches at Vice President's Pa...

This news was conveyed by Gibran through an upload via his personal Instagram account @gibran_rakabuming. The upload shows the caption “Lapor Mas Wapres” as well as details of the schedule, address, and complaint contact...

General Election Commission to Advise Regional Authorities on Dec...

Indonesian General Election Commission (KPU) member August Mellaz announced that the KPU would instruct regional offices to issue a formal decision regarding the establishment of a national holiday on November 27, 2024,...

President Prabowo Oversees $10.07 Billion Deal Between Indonesian...

resident Prabowo Subianto attended the signing of a memorandum of understanding (MoU) between Indonesian and Chinese companies, totaling $10.07 billion.

Under Intensive Monitoring, 6 Volcanoes in Indonesia Are on Alert...

The volcanoes on alert include Mount Awu (Sangihe Islands, North Sulawesi), Mount Ibu (Halmahera Island, Maluku), Mount Iya (Ende Regency, East Nusa Tenggara), Mount Marapi (Tanah Datar and Agam regencies, West Sumatra),...

Trending