SEAToday.com, Jakarta – Nama Partai Golkar sedang diperbincangkan setelah Airlangga Hartarto mengundurkan diri sebagai Ketua Umum (ketum) baru-baru ini. Lalu seperti apa sejarah Partai Golkar?
Golongan Karya atau Golkar muncul dari kolaborasi gagasan tiga tokoh yakni Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara. Ketiganya mengajukan gagasan intergralistik kolektivitas sejak 1940.
Gagasan itu terwujud dengan adanya Golongan Fungsional dan diubah dalam Bahasa Sansekerta menjadi Golongan Karya pada 1959. Melansir dari situs Partai Golkar, pembentukan Golkar semula diorientasikan sebagai perwakilan dari golongan-golongan di tengah masyarakat. Perwakilan ini diharapkan bisa merepresentasikan keterwakilan kolektif sebagai bagian dari demokrasi di Indonesia.
Golkar dulu belum menjadi partai politik melainkan sekber atau (Sekretariat Bersama Golongan Karya) berdiri pada 20 Oktober 1964. Sekber Golkar berdiri karena adanya gangguan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ormasnya dalam politik di Indonesia.
Melansir dari berbagai sumber, sekber Golkar awalnya hanya wadah dari golongan fungsional dan golongan karya murni yang tidak berada di bawah pengaruh politik tertentu. Sekber Golkar dijadikan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak berada dibawah pengaruh politik tertentu.
Sepanjang masa orde baru di bawah pemerintahan Soeharto selama 32 tahun) Golkar menjadi kekuatan terbesar di Indonesia karena selalu memenangkan pemilu. Hal ini ada hubungannya dengan sosok Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto yang menjadi Dewan Pembina.
Semenjak Soeharto menjadi Dewan Pembina Golkar, partai ini berkembang pesat. Meskipun Soeharo bukan ketum namun posisinya sangat strategis. Soeharto kerap memberikan keputusan penting untuk Golkar walaupun posisinya sebagai presiden dan bukan ketum.
Berakhirnya orde baru Golkar berubah jadi partai politik. Perubahan Golkar menjadi partai politik mendorong Partai Golkar untuk memiliki alat kelengkapan demi keberlangsungannya sebagai partai politik di Indonesia, hal ini terlihat dengan hadirnya berbagai dasar dan peraturan dalam bentuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Sampai sekarang Golkar menjadi Partai Politik besar di Indonesia. Bahkan pada Pemilu 2024 lalu Golkar menjadi partai dengan perolehan terbesar kedua di bawah PDI Perjuangan.
Sementara itu nama-nama yang pernah jadi ketua Golkar antara lain Djuhartono (1964-1969), Suprapto Sukowati (1969-1973), Amir Moertono (1973-1983), Sudharmono (1983-1988), Wahono (1988-1993), Harmoko (1993-1998), Akbar Tandjung (1998-2004), Jusuf Kalla (2004-2009), Aburizal Bakrie (2009-2014), Setya Novanto (2014-2017), Airlangga Hartarto (2017-2019 & 2019-Agustus 2024)
Recommended Article
News Update
Light Rain Expected Across Most of Jakarta
The BMKG forecasts light rain for most areas of Jakarta and the Thousand Islands on Thursday, (12/19/2024).
OIKN Targets Legislative, Judicial Buildings to be Completed in...
The Nusantara Authority (OIKN) is targeting the construction of legislative and judicial infrastructure to be completed by 2028.
The Ministry of Foreign Affairs Confirms No Indonesian Citizens A...
The Indonesian Ministry of Foreign Affairs has confirmed that no Indonesian citizens (WNI) were victims of the 7.3-magnitude earthquake that struck Vanuatu on Tuesday, December 17, 2024
Bogor Police to Implement Car-Free Night in Puncak to Ease New Ye...
Bogor Police implement Car-Free Night in Puncak for New Year's Eve from 6 PM to 2.30 AM, with traffic diversions, odd-even rule, and a one-way system.
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).