SEAToday.com, Yogyakarta – Gus Miftah mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di Kabinet Merah Putih. Keputusan itu diduga terkait banyak pihak yang meminta dirinya mundur karena dugaan penghinaan dengan kata kasar kepada seorang penjual es teh di Magelang, Jawa Tengah.

“Saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam. Setelah berdoa bermuhasabah dan istikharah saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” ucap Miftah dalam keterangannya pada Jumat (6/12) di Yogyakarta.

Presiden Prabowo Subianto sudah menanggapi keputusan Miftah untuk mengundurkan diri. Menurut Prabowo itu  merupakan hak dari Miftah dan dia menghargainya. “Komentar saya, saya kira itu adalah tindakan bertanggung jawab, tindakan ksatria. Beliau sadar beliau salah ucap. Beliau bertanggung jawab daan beliau mengundurkan diri. Saya kira Kita hargai Sikap kesatria itu,” bilang Prabowo kepada wartawan.

Miftah resmi dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden pada 22 Oktober 2024. Pendiri Pondok Pesantren Ora Aji tersebut dilantik di Istana Negara bersamaan dengan enam orang Utusan Khusus Presiden yang lain.

Menurut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 137 Tahun 2024 tentang Penasihat Khusus Presiden, Utusan Khusus Presiden, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil Presiden Pasal 18, dijelaskan mengenai tugas utusan khusus presiden. Utusan Khusus Presiden melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh presiden di luar tugas-tugas yang sudah mencakup dalam susunan organisasi kementerian dan instansi pemerintah lainnya.

Jumlah Utusan Khusus Presiden kini tersisa enam orang. Mereka adalah: Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan (H. Muhamad Mardiono, B.A), Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan ( H. Setiawan Ichlas), Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni ( Dr. (HC.) H. Raffi Farid Ahmad).

Sementara tiga Utusan Khusus Presiden lainnya adalah Utusan Khusus Presiden Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Ekonomi Kreatif dan Digital ( H. Ahmad Ridha Sabana, S.E., M.B.A., Ph.D), Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan (Prof. Mari Elka Pangestu, M.Ec., Ph.D), dan Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata ( Hj. Zita Anjani, S.Sos., M.Sc).

Setelah Miftah mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden, kini posisi yang ditinggalinya masih kosong. Lalu apakah Presiden Prabowo akan segera mencari nama untuk mengisi posisi lowong Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan?