• Wednesday, 16 October 2024

Sejarah Partai Golkar, Berkuasa Selama 32 Tahun di Orde Baru

Sejarah Partai Golkar, Berkuasa Selama 32 Tahun di Orde Baru
- Ilustrasi Lambang partai Golkar - Sejarah partai Golkar (Foto: ANTARA/HO)

SEAToday.com, Jakarta – Nama Partai Golkar sedang diperbincangkan setelah Airlangga Hartarto mengundurkan diri sebagai Ketua Umum (ketum) baru-baru ini. Lalu seperti apa sejarah Partai Golkar?

Golongan Karya atau Golkar muncul dari kolaborasi gagasan tiga tokoh yakni Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara. Ketiganya mengajukan gagasan intergralistik kolektivitas sejak 1940.

Gagasan itu terwujud dengan adanya Golongan Fungsional dan diubah dalam Bahasa Sansekerta menjadi Golongan Karya pada 1959. Melansir dari situs Partai Golkar, pembentukan Golkar semula diorientasikan sebagai perwakilan dari golongan-golongan di tengah masyarakat. Perwakilan ini diharapkan bisa merepresentasikan keterwakilan kolektif sebagai bagian dari demokrasi di Indonesia.

Golkar dulu belum menjadi partai politik melainkan sekber atau (Sekretariat Bersama Golongan Karya) berdiri pada 20 Oktober 1964. Sekber Golkar berdiri karena adanya gangguan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ormasnya dalam politik di Indonesia.

Melansir dari berbagai sumber, sekber Golkar awalnya hanya wadah dari golongan fungsional dan golongan karya murni yang tidak berada di bawah pengaruh politik tertentu. Sekber Golkar dijadikan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak berada dibawah pengaruh politik tertentu.

Sepanjang masa orde baru di bawah pemerintahan Soeharto selama 32 tahun) Golkar menjadi kekuatan terbesar di Indonesia karena selalu memenangkan pemilu. Hal ini ada hubungannya dengan sosok Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto yang menjadi Dewan Pembina.

Semenjak Soeharto menjadi Dewan Pembina  Golkar, partai ini berkembang pesat. Meskipun Soeharo bukan ketum namun posisinya sangat strategis. Soeharto kerap memberikan keputusan penting untuk Golkar walaupun posisinya sebagai presiden dan bukan ketum.

Berakhirnya orde baru Golkar berubah jadi partai politik. Perubahan Golkar menjadi partai politik mendorong Partai Golkar untuk memiliki alat kelengkapan demi keberlangsungannya sebagai partai politik di Indonesia, hal ini terlihat dengan hadirnya berbagai dasar dan peraturan dalam bentuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Sampai sekarang Golkar menjadi Partai Politik besar di Indonesia. Bahkan pada Pemilu 2024 lalu Golkar menjadi partai dengan perolehan terbesar kedua di bawah PDI Perjuangan.

Sementara itu nama-nama yang pernah jadi ketua Golkar antara lain Djuhartono (1964-1969), Suprapto Sukowati (1969-1973), Amir Moertono (1973-1983), Sudharmono (1983-1988), Wahono (1988-1993), Harmoko (1993-1998), Akbar Tandjung (1998-2004), Jusuf Kalla (2004-2009), Aburizal Bakrie (2009-2014), Setya Novanto (2014-2017), Airlangga Hartarto (2017-2019 & 2019-Agustus 2024)

Share
News Update
UN: Israel Denies 85 Pct. Aid Movement to Northern Gaza

UN: Israel Denies 85 Pct. Aid Movement to Northern Gaza

UNICEF: Israeli Attack on Gaza Hospital's Refugee Camps Shocks th...

The United Nations Children's Fund (UNICEF) condemns Israel's attack on refugee tents on the grounds of the Al Aqsa Martyrs Hospital in the Gaza Strip on Sunday (10/13), as a world-shaking tragedy.

KSP Moeldoko Praises President Jokowi’s Achievements During 10 Ye...

Indonesian Presidential Chief of Staff (KSP) General (Ret.) Moeldoko praised the achievements of President Joko “Jokowi” Widodo.

WHO: 72 Patients, Medical Staff Killed in Israeli Attack in Leban...

The World Health Organization (WHO) on Wednesday (10/16) released a statement saying that 72 medical workers and patients have been killed and 43 others injured by Israeli attacks in Lebanon.

Take Note to Plan Your Holiday! The following is All 2025 Holiday...

The government has officially set 27 public holidays and collective leave in 2025 which are intended as guidelines for the public and ministries/institutions (K/L) and local governments (pemda) to carry out work programs...

Trending