SEAToday.com, Jakarta – Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong menulis sebuah surat dari dalam tahanan Rutan Salemba. Surat yang ditulis tangan itu membahas tentang kebebasan Tom yang direnggut setelah ia menjadi tersangka dan harus ditahan karena dugaan keterlibatan korupsi impor gula.

Isi surat yang ditulis Tom viral di sosial media karena diunggah di akun Instagram mantan Menteri Perdagangan tersebut. Banyak netizen langsung memberikan reaksi terkait isi surat dari Tom yang ditulisnya pada 10 Desember 2024 lalu.

“Tetap tangguh berjuang, dan selalu jaga kesehatan, Pak Tom. Percayalah pada saatnya kebenaran akan terkuak. Salam dari Norwegia,” tulis seorang netizen di kolom komentar. “Pak tetap kuat dan tangguh agar energi itu mengalir terus kepada kita semua,” tambah netizen lain memberikan semangat.

Berikut isi surat Tom yang dilansir dari akun Instagram @tomlembong pada Kamis (12/12):

“Hak untuk punya pekerjaan yang baik dan penghasilan yang layak. Hak untuk hidup sehat, terdidik dan bahagia. Hak untuk punya wibawa sebagai manusia, dapat menjalankan hidup sesuai nilai-nilai yang jujur dan baik, sebagaimana diajarkan semua agama. Membela hak-hak ini yang sepanjang karir saya di pemerintahan dan di politik menjadi cita-cita saya, karena ini semua hak yang bagi saya mendasar, hak yang asasi. Hidup di dalam tahanan semakin membuka mata dan membuka hati saya pada nasib warga kita yang masih belum bisa mendapat keadilan. Jutaan warga kita yang rindu kebebasan dari tekanan keuangan, rindu bebas dari penyakit, rindu untuk bebas dari kehinaan. Seperti saya pun merindukan kebebasan yang dirampas dari saya. Saya akan tetap setia di garis rakyat, terutama yang tertindas dan yang terpinggirkan. Selamat Hari Hak Asasi Manusia Sedunia”.

Kini pria yang pernah menjadi tim sukses Anies Baswedan di Pilpres 2024 lalu harus merasakan dinginnya jeruji besi. Tom ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi impor gula.

Tom terlibat dalam rapat koordinasi antarkementerian bahwa Indonesia mengalami surplus gula sehingga tak butuh impor gula. Justru Tom malah menyetujui impor gula kristal mentah kepada pihak swasta sebanyak 105.000 ton. Persetujuan itu tidak melalui rapat koordinasi dengan instansi terkait.

Tom sempat mengajukan gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait statusnya sebagai tersangka. Namun hakim menolak permohonan tersebut dan menyebut proses penetapan tersangka Kejaksaan Agung kepada Tom sudah sesuai prosedur dan tepat.