SEAToday.com, Washington – Kamala Harris gagal menjadi wanita pertama yang menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Dalam pemilu AS, Harris kalah dari Donald Trump. Perbedaan suara keduanya lumayan jauh. Kekalahan Harris dari Trump semakin menunjukkan sulitnya wanita jadi orang nomor satu di AS.
Mantan presiden AS Barack Obama pernah mengatakan dalam keterangannya jika di negaranya memang masih belum bisa memberikan kesempatan seorang wanita menjadi presiden. Obama diketahui mendukung Hillary Clinton pada Pemilu 2015 lalu menghadapi Trump.
Walaupun mendukung mantan ibu negara itu menjadi Presiden AS, sepertinya Obama realistis bahwa impian Hillary menjadi presiden banyak hambatannya, termasuk soal wanita yang sulit jadi Presiden AS.
“Ada alasan mengapa kita tidak pernah mempunyai presiden perempuan.Kami sebagai masyarakat masih meraba-raba apa artinya mempunyai perempuan kuat. Hal tersebut masih mengganggu kami dalam banyak hal. Kecenderungan itu kemudian tampak dalam banyak cara,” kata Obama dilansir Antara.
Ternyata saat pemilu berlangsung pun Hillary kalah dari Trump. Wanita di AS memang hanya bisa menduduki jabatan seperti senator, menteri, bahkan Wakil Presiden seperti yang dijabat Harris selama ini. Beberapa analisa diduga jadi alasan betapa sulitnya wanita jadi presiden di AS.
Pertama soal sejarah. Selama AS berdiri dan berganti-ganti presiden belum pernah sekali pun wanita menjadi presiden. AS berbeda dengan beberapa negara di Eropa yang pernah memiliki pemimpin wanita karena adanya warisan monarki.
Alasan kedua tentang rakyat AS yang sebagian besar masih menyelimuti pola pikir maskulin bahwa mereka akan memilih pria menjadi presiden dibandingkan wanita. Hal ini semakin memberatkan wanita jadi presiden di AS.
Wanita di AS jika mau mencalonkan diri sebagai presiden wajib hukumnya melewati stereotip yang besar dan masalah seksisme. Ditambah sistem politik di AS yang dipengaruhi oleh popularitas seseorang.
Memang setelah gagal menjadi presiden, Harris di depan pendukungnya mengakui kekalahan dari Trump. Dia sudah menghubungi Trump dan mengucapkan selamat sembari berharap transisi kepemimpinan berjalan dengan baik.
Recommended Article
News Update
Pertamina Eco RunFest 2024: A Grand Success with 12,300 Runners J...
This event is presented in order to welcome Pertamina's 67th Anniversary which falls on December 10, 2024. The participants took part in four categories, namely 1.5K (Family Run), 5K (Fun Run), 10K (Student, General and...
UN Condemns Security Council’s Failure to Pass Crucial Ceasefire...
The United Nations (UN) expressed disappointment over the Security Council's failure to pass a resolution for a ceasefire in Gaza after the United States blocked the draft, UN spokesman Stephane Dujarric stated on Wednes...
Erick Thohir Officially Inaugurates New Board for Indonesian Futs...
The formation of the new management for these two federations under PSSI aims to align all stakeholders related to football in Indonesia.
BAZNAS to Build Hospitals, Mosques, Schools in Gaza Recovery Prog...
The funds to be used are the donation funds that are still being held for the Palestinian people. According to him, the donation for Palestine titled “Membasuh Luka Palestina”
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).