• Sabtu, 21 September 2024

Mitos atau Fakta: Bung Karno Berperan Temukan Makam Imam Bukhari

Mitos atau Fakta: Bung Karno Berperan Temukan Makam Imam Bukhari
Bung Karno memiliki pengaruh besar dalam urusan politik luar negeri Indonesia. Ia bahkan dianggap berperan menemukan Makam Imam Bukhari | Perpustakaan Nasional

SEAToday.com, Jakarta - Kisah Soekarno berperan menemukan makam ahli hadis, Imam Bukhari populer di seantero Indonesia. Keyakinan itu turut dilegitimasi oleh warga Samarkand, Uzbekistan sendiri. Peran Soekarno dalam upaya penemuan makam terus didongengkan. Glorifikasi muncul dari sana-sini.

Wakil Presiden Indonesia Mahruf Amin mengungkap hal yang sama saat berkunjung ke Makam Imam Bukhori di Samarkand pada 15 Juni 2023. Pertanyaan muncul, apa benar Bung Karno punya peran menemukan Makam Imam Bukhori?

Bung Karno terkenal sebagai figur pemimpin yang mudah dekat dengan siapa saja. Ia mampu dekat dengan banyak orang -- kalangan jelata hingga pemimpin dunia. kehebatan Soekarno dibuktikan dengan persahabatannya dengan banyak pemimpin dunia.

Mereka tak jarang pula mengagumi prestasi Bung karno. Kekaguman itu karena Bung Karno terkenal berani membawa Indonesia mereka. Bung Karno pun menjelma salah satu tokoh yang menentang penjajahan di atas bumi.

“Sekalipun Indoneisa terdiri dari ribuan pulau dengan rakyatnya yang berbicara dalam berbagai bahasa, atas jasa Bung Karno mereka dapat dipersatukan dan merintis jalan untuk suatu negara yang bersatu dengan satu bahasa nasional dan satu kesetiaan,” tertulis dalam Harian Hong Kong South China Morning Post yang terbit beberapa hari setelah bung Karno meninggal dunia, dikutip Kadjat Adra’i dalam buku Suka Duka Fatmawati Soekarno (2008).

Peranannya kian diperhitungkan dunia Internasional. Posisi itu membawa pandangan tiada yang tak mungkin bagi Bung Karno. setiap keinginannya pasti terwujud. Proyek-proyek mercusuar – monumen, hotel, Gelora Bung Karno—yang awalnya tak mungkin jadi memungkinkan.

Urusan dana tak pernah jadi soal. Soekarno tinggal melobi pemimpin dunia semuanya beres. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampau. Begitulah pula dengan lobi Bung Karno yang mampu memperpanjang tali persahabatan dan kerja sama internasional.

Penemuan Makam Imam Bukhari

Pengaruh Bung Karno dalam dunia internasional begitu besar. Kisah-kisah Bung Karno melobi ragam pemimpin dunia demi kepentingan Indonesia muncul di mana-mana. Kisah yang paling dikenang adalah perannya menemukan Makam Imam Bukhari.

Cerita itu sebenarnya masih berselimut fiksi, tapi kerap muncul dari mulut ke mulut. Bung Karno dikisahkan mendapat undangan dari Pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev. Nikita ingin sekali Bung Kanro berkunjung ke Uni Soviet pada 1956.

Bung Karno coba jual mahal. Ia mengajukan permintaan khusus. Ia ingin Uni Soviet segera mencarikan makam ahli hadis tenar, Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan. Sosok Imam Bukhari dianggap Bung Karno memiliki arti penting bagi umat Islam di Indonesia dan dunia.

Permintaan itu selintas cukup sulit dan cenderung tak mungkin. Namun, karena Bung Karno yang memintanya, Nikita menganggupi. Intelijen Uni Soviet, KGB sampai dilibatkan dalam misi pencarian. Makam Imam Bukhori akhirnya ditemukan dengan kondisi terbengkalai di Samarkand.

Berita penemuan makam segera dikabarkan ke Bung Karno. Sebagai bentuk penghargaan, Bung Karno menjadwalkan kunjungan ke Uni Soviet pada September 1956. Atau tepat setelah kunjungan ke Amerika Serikat (AS).Bung Karno mengaku bangga dengan hasil kerja Nikita.

Kira-kira begitulah narasi yang banyak diungkap. Ihwal kebenarannya masih menjadi perdebatan hingga kini. Satu hal yang pasti kebenaran akan cerita tak perlu ditanyakan kepada warga Samarkand. Sebab, semuanya akan satu suara menjawab bahwa Bung Karno berjasa dalam penemuan makam Imam Bukhari.

Menguji Kebenaran

Cerita pengaruh Bung Karno di dunia internasional kerap membangkitkan rasa bangga. Namun, khusus penemuan makam Bukhari cerita itu dianggap meragukan. Banyak sejarawan yang mengungkap keraguannya. Keraguan muncul dari banyk sisi, kejanggalan kisah dan tiada literasi resmi.

Perihal kejanggalan kisah sudah sering diwartakan banyak orang. Narasi Soekarno meminta Nikita mencarikan Makam Imam  Bukhari cukup janggal. Nikita kala itu belum sah jadi pemimpin Uni Soviet.

Kala itu kekuasaan masih di tangan Kliment Voroshilov, sebagai Presiden Uni Soviet. Sedang, Nikolay Bulganin sebagai Perdana Menteri (PM) Uni Soviet. Andai Bung Karno memiliki permintaan, paling tidak Voroshilov dan Bulganin yang lebih dulu dihubungi, bukan Nikita.

Perkara lainnya, Soekarno tak pernah mengungkap perannya menemukan Makam Imam Bukhari dalam retorika politiknya. Jika dilirik dengan seksama, penemuan makam sekelas Imam Bukhori tentu jadi peristiwa besar yang dapat terus dimainkan Bung Karno jadi retorika politik.

Kenyataannya penemuan Makam Imam Bukhari tidak ada dalam pidato-pidato penting Bung Karno. Kunjungannya ke Uzbekiztan saja hanya disebut sekenanya. Beda kala Bung Karno berkunjung ke Moskow pertama kali.

Peristiwa itu kerap diceritakan Bung Karno. Bahkan, hadir dalam otobiografinya yang ditulis Cindy Adams.  

“Di Moskow, 150 orang musisi memainkan lagu Indonesia Raya untuk menyambutku di lapangan terbang, meski aku datang dengan sebuah pesawat Amerika Serikat (AS). kejadian itu membuat air mataku berlinang karena bangga mendapat pengormatan seperti itu,” ungkap Bung Karno ditulis Cindy Adams dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2014).

Namun, bukan berarti Bung Karno tak mendapatkan sambutan besar saat di Uzbekistan. Bung Karno mendapatkan sambutan besar Ibu Kota Uzbekistan, Tashkent. Namun, tiada informasi detail terkait kunjungannya ke Kota Samarkand.

“Lapangan terbang di Tashkent, Ibu Kota Uzbekistan, penuh dihiasi dengan bendera-bendera Republik Indonesia, Uni Soviet, dan RSS Uzbekistan. Spanduk-spanduk merah yang ditulisi pesanan-pesanan selamat datang bagi tamu dari Indonesia itu tampak di mana-mana,” tertulis dalam buku Bung Karno di Soviet Uni (1957).

Soekarno hanya disebut berkunjung ke Samarkand tiga jam saja pada 6 September 1956. Tiada rincian Bung Karno berkunjung ke mana saja. Namun, melirik kebiasaan Bung Karno berkunjung ke makam tokoh Islam besar, bukan tidak mungkin Bung Karno ke Makam Imam Bukhari.

Bedanya kunjungan Bung Karno bukan sebagai penemu atau orang yang berjasa, tapi sebagai pengunjung. Bisa jadi dari kunjungan Bung Karno itu rakyat Uzbekistan percaya Presiden Pertama Indonesia itu berjasa menemukan Makam Imam Bukhari.

Pemahaman itu dipercaya secara turun-temurun. Entah digunakan untuk kebanggaan atau sekedar untuk meningkatkan pariwisata. Namun, tetap saja secara literasi menyiratkan Bung Karno tak memiliki andil dalam penemuan Makam Imam Bukhari.   

 

Share
Berita Terkini
14 Perjalanan Whoosh Dibatalkan Akibat Gempa di Kabupaten Bandung

14 Perjalanan Whoosh Dibatalkan Akibat Gempa di Kabupaten Bandung

262 Orang Meninggal Akibat Topan Yagi di Vietnam

Media Vietnam melaporkan 29 orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat topan Yagi, menambah total korban tewas akibat topan tersebut di Vietnam menjadi 262 orang.

Australia akan Batasi Akses Anak ke Sosial Media

Pemerintah Australia, Selasa (10/9) menyatakan jika tahun ini akan mengesahkan undang-undang tentang usia minimum bagi anak-anak untuk mengakses media sosial.

64 Meninggal, Ratusan Terluka akibat Topan Super Yagi Melanda Vie...

Jumlah korban meninggal di Vietnam meningkat menjadi sedikitnya 64 orang, Senin (9/9), sementara ratusan orang lainnya terluka akibat topan super Yagi yang melanda dan menyebabkan banjir serta tanah longsor.

Peneliti BRIN Publikasikan Spesies Baru Endemik Indonesia Anggrek...

Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mempublikasikan temuan tanaman anggrek spesies baru dari pulau Sulawesi yang dikenal masyarakat sebagai Anggrek Kuku Macan.

Trending Topic
Trending Topic
Trending
Trending
Popular Post

Sekolah Dasar Muhammadiyah di Sidoarjo Menerapkan Waktu Tidur Sia...

SD Muhammadiyah 4 Zamzam di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadikan tidur siang sebagai salah satu pelajaran yang wajib diikuti siswa.

Peltu (Purn) Tatang Koswara Penembak Jitu Indonesia yang Diakui...

Tatang Koswara, lahir di Cibaduyut pada 12 Desember 1946 adalah salah satu penembak jitu (sniper) Indonesia yang diakui dunia.

Ghisca Debora Berniat Meraup Untung Rp250 Ribu per Tiket dari Pen...

Ghisca Debora Aritonang, tersangka penipuan tiket Coldplay, meraup keuntungan sebesar Rp250.000 per tiket.

Ketua KPK Firli Bahuri Ditetapkan sebagai Tersangka

Polda Metro Jaya menetapkan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.