• Senin, 23 September 2024

Cuma MH Thamrin yang Berani Paksa Belanda Perbaiki Kampung Orang Betawi

Cuma MH Thamrin yang Berani Paksa Belanda Perbaiki Kampung Orang Betawi
Perangko edisi pahlawan Indonesia dari Tanah Betawi, Mohammad Husni (MH) Thamrin | Pos Indonesia

SEAToday, Jakarta-Perkembangan Kota Jakarta kerap memunculkan decak kagum. Jakarta jadi kota paling maju dibanding kota lainnya di Indonesia. Kampung-kampungnya terawat. Kondisi itu kian lengkap dengan jalanannya yang mulus dan ragam fasilitas yang lengkap.

Dulu boro-boro kampung di Jakarta –saat itu Batavia-- terawat di era penjajahan Belanda . Batavia justru dijuluki sebagai Kota Terjorok di Nusantara. Namun, pahlawan dari Betawi, Mohammad Husni (MH) Thamrin bergerak mengubah segalanya dan berhasil. Ini ceritanya.

Kota Batavia pernah dipuji karena keindahannya. Orang-orang menjulukinya sebagai Ratu dari Timur. Petaka pun datang. Penduduk Batavia yang notabene orang Belanda tak pernah peduli urusan menjaga lingkungan hidup.

Wabah penyakit berkembang dan memaksa pusat pemerintahan pindah dari Oud Batavia (sekarang Kota Tua) ke Nieuw Batavia, Weltevreden (sekarang sekitar Jakarta pusat). Belanda tak mau lagi menggelorakan pembangunan yang sembarang.

Mereka kapok membuat pemukiman seperti di Amsterdam yang justru memunculkan wabah penyakit tropis. Orang Belanda ingin membangun kawasan pemukiman baru dengan mengadopsi gaya rumah tropis. Mereka pun tak mau hidup berdampingan dnegan kaum bumiputra.

Kondisi itu membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Kompleks orang kaya megah dan bersih, lalu kampung-kampung kaum bumiputra jorok tak terawat. Kondisi itu dikritik banyak orang. Masalahnya kampung-kampung yang kotor lebih banyak dibanding tempat tinggal orang belanda.

Kritikan paling keras muncul dari purnawirawan militer Hindia-Belanda, V.J. Van Marle pada 1921. Ia mengungkap Batavia sebagai sebagai kota terjorok di Nusantara. Suatu julukan yang membuat wajah pemerintah kolonial menanggung malu.

“Menurut Marle, jika wali kota hanya menghabiskan waktu senggangnya dengan mengadakan perjalanan ke luar pulau, ia akan menyaksikan tidak satu kampung pún dari Sabang sampai Merauke seburuk dan sejorok yang ada di Batavia.” ujar Restu Gunawan dalam buku Gagalnya Sistem Kanal (2010).

Thamrin Bela Orang Betawi

Kondisi kampung-kampung di Batavia yang buruk telah diamati jauh hari oleh Thamrin. Pria Betawi kelahiran Sawah Besar, 16 Februari 1894 itu telah menyaksikan langsung perbedaan kontras antara kampung dan perumahan gedongan orang Belanda.

Thamrin menyaksikan sendiri sulitnya kehidupan sebagai bangsa terjajah. Kesulitan itu terlihat pula dalam kehidupan sehari-hari orang Betawi. Mereka seperti dianaktirikan oleh pemerintah kolonial. Mereka jadi warga negara kelas tiga. Kampung-kampung mereka dibiarkan kotor dan jorok.

Pengamatan itu membuat Thamrin mantap berjuang membela kaum Betawi. Thamrin yang semula sudah nyaman jadi pegawai perusahaan pelayaran Hindia Belanda, KPM terpanggil ke arena politik, Gemeente (Dewan Kota) Batavia pada 1919.

Suatu lembaga pemerintah yang bertugas mengembangkan Batavia. Thamrin pun masuk dan berjanji kepadanya almarhumah ibunya untuk membela orang Betawi.

"Tetapi saya pun minta izin supaya kepada  sidang ini untuk menceritakan apa yang diharapkan oleh ibu saya almarhumah yang sederhana. Beliau mengharapkan saya menjadi orang pandai, agar dapat memikirkan kehidupan bersama di sekeliling saya,” ungkap Thamrin di depan sidang istimewa Gemeente Batavia, 27 Oktober 1919, dikutip Sejarawan Anhar Gonggong dalam buku Muhammad Husni Thamrin (1985).

Karier Thamrin di Dewan Kota Batavia melejit. Kemampuan retorika dan gaya berdebat Thamrin dikagumi banyak pihak. Ia pun memantapkan langkah sesuai janjinya, berjuang untuk kaum Betawi.

Perjuangan membela orang betawi dilakukan. Apalagi, perjuangan Thamrin mulai melebar dari membela kaum Betawi hingga jadi pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia lalu dikenal sebagai perjuang kemerdekaan koorporatif. Suatu pejuang kemerdekaan yang bergerak dari jantung kekuasaan Belanda.

Paksa Belanda Perbaiki Kampung

Mimbar Dewan Kota Batavia jadi podium Thamrin bersuara. Isu terkait nasib orang Betawi terus disuarakan. Berisiknya Thamrin membuat segala macam kebutuhan orang Betawi dikabulkan – dari urusan air bersih sampai pajak yang terjangkau bagi orang Betawi.

Thamrin mengajak orang Belanda berpikir jika perbaikan nasib orang betawi tak dilakukan, petaka bisa muncul. Petaka yang dimaksudnya ialah kelangsungan hidup orang Belanda. Tuan-tuan kulit putih itu bisa pusing karena munculnya wabah penyakit dan perlawanan orang Betawi.

Thamrin juga mulai bersuara terkait lebarnya jurang pemisah antara pemukiman Belanda dan orang betawi. Pemukiman Belanda bersih dan tertata. Beda dengan pemukiman orang Betawi di kampung-kampung.

 Kondisi kampung di Batavia banyak tak terawat. Kampung kerap becek, banjir, dan tanpa penerangan. Thamrin terus menyuarakan itu supaya hajat hidup orang Betawi terangkat.

“Thamrin mengusulkan penyediaan dana 100 ribu gulden yang dihimpun dari pemotongan berbagai pos yang lain dari anggaran dewan bagi perbaikan umum kebersihan kampung. Untuk mempercepat pelaksanaan program tersebut perlu dipekerjakan satu kelompok 100 kuli yang digerakkan dari kampung ke kampung,” usul Thamrin ditulis Sejarawan Bob Hering dalam buku Mohammad Hoesnni Thamrin (2003).

Usul Thamrin terkait perbaikan kampung (kampongvraagstuk) mendapatkan dukungan dari anggota Dewan Batavia lainnya 1923. Namun, pemerintah Batavia tak ingin mengeluarkan uang sebesar permintaan Thamrin. Mereka hanya mau sekitar 30 ribu gulden.

Thamrin pun kian berisik. Pemerintah dianggapnya pelit, seraya tukang kelontong yang irit. Thamrin berdalih uang yang banyak itu akan digunakan untuk memperbaiki kampung. Perbaikan itu antara lain perbaikan jalan, fasilitas sanitasi, sampah, penerangan, hingga perbaikan rumah orang Betawi.

Pemerintah mulai memikirkan usulan Thamrin. Anggaran mulai ditambah secara perlahan-lahan sampai jumlah yang dimaksud Thamrin rangkum. Kehebatan Thamrin berbicara di podium jadi sejarah baru. Proyek perbaikan kampung yang awal tak mungkin, jadi dapat terlaksana.

Kehebatan itu membuat Thamrin dikenal sebagai penyambung lidah orang Betawi. Namanya selalu dihormati dan tetap istimewa di mata orang Betawi. Sebab, Cuma Thamrin yang bisa memaksa orang Belanda peduli dengan orang Betawi.

Jasa-jasa Thamrin membela orang Betawi hingga urusan remeh-temeh terus hadir dalam ingatan banyak orang. Seniman legendaris Betawi, Benyamin Sueb  mengabdikan Thamrin dalam lagu Abang Husni Thamrin. Lagu itu hadir dalam album Tukang Tuak (1972).

Thamrin digambarkan Benyamin sebagai sosok yang membela orang betawi. perwujudan itu hadir dalam lirik: Abang Husni Thamrin jagoan dari Betawi/ Tapi Abang Husni bukannye jago berkelahi/ Abang Husni pemimpin yang suka ngebela rakyatnye/ Dari penindasan di Betawi nggak ada duanye.

Share
Berita Terkini
14 Perjalanan Whoosh Dibatalkan Akibat Gempa di Kabupaten Bandung

14 Perjalanan Whoosh Dibatalkan Akibat Gempa di Kabupaten Bandung

262 Orang Meninggal Akibat Topan Yagi di Vietnam

Media Vietnam melaporkan 29 orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat topan Yagi, menambah total korban tewas akibat topan tersebut di Vietnam menjadi 262 orang.

Australia akan Batasi Akses Anak ke Sosial Media

Pemerintah Australia, Selasa (10/9) menyatakan jika tahun ini akan mengesahkan undang-undang tentang usia minimum bagi anak-anak untuk mengakses media sosial.

64 Meninggal, Ratusan Terluka akibat Topan Super Yagi Melanda Vie...

Jumlah korban meninggal di Vietnam meningkat menjadi sedikitnya 64 orang, Senin (9/9), sementara ratusan orang lainnya terluka akibat topan super Yagi yang melanda dan menyebabkan banjir serta tanah longsor.

Peneliti BRIN Publikasikan Spesies Baru Endemik Indonesia Anggrek...

Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mempublikasikan temuan tanaman anggrek spesies baru dari pulau Sulawesi yang dikenal masyarakat sebagai Anggrek Kuku Macan.

Trending Topic
Trending Topic
Trending
Trending
Popular Post

Sekolah Dasar Muhammadiyah di Sidoarjo Menerapkan Waktu Tidur Sia...

SD Muhammadiyah 4 Zamzam di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadikan tidur siang sebagai salah satu pelajaran yang wajib diikuti siswa.

Peltu (Purn) Tatang Koswara Penembak Jitu Indonesia yang Diakui...

Tatang Koswara, lahir di Cibaduyut pada 12 Desember 1946 adalah salah satu penembak jitu (sniper) Indonesia yang diakui dunia.

Ghisca Debora Berniat Meraup Untung Rp250 Ribu per Tiket dari Pen...

Ghisca Debora Aritonang, tersangka penipuan tiket Coldplay, meraup keuntungan sebesar Rp250.000 per tiket.

Ketua KPK Firli Bahuri Ditetapkan sebagai Tersangka

Polda Metro Jaya menetapkan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.