NEWS
Kebakaran Hutan di Rinjani dan Sembalun Akibat Ulah Manusia

SEAToday.com, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan di Taman Nasional Gunung Rinjani dan Sembalun Kabupaten Lombok Timur terjadi akibat ulah manusia. Hal ini diungkapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Pada dasarnya kebakaran hutan yang terjadi d Taman Nasional, Bukit Anak Dara, Bukit Selong, Bukit Nanggi, yang ada di Sembalun itu adalah 100 persen akibat faktor manusia," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas LHK NTB Mursal di Mataram, Senin (7/10) dilansir ANTARA.
Diketahui sejumlah penyebab kebakaran di titik di kawasan Kabupaten Lombok Timur ini akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh manusia sehingga menyebabkan terjadi kebakaran.
Ada juga ulah pendaki yang melakukan aktivitas memasak dan minum dengan membuat api dan tidak mematikannya dengan sempurna. Hal tersebut kemudian membakar ilalang dan savana setelah ditinggalkan.
Tidak sampai disitu saja, ulah pemburu liar yang mencoba mengejar buruannya dengan cara membuat api mengelilingi kawasan, sehingga api yang telah dibakar terbawa oleh hembusan angin sehingga membakar lahan lainnya.
"Jadi pada kejadian-kejadian kebakaran akibat ulah manusia itu, karena kita tahu di kawasan itu merupakan savana dan ilalang sehingga mudah cepat terbakar ditambah hembusan angin membuat lahan yang terbakar menjadi cepat dan meluas," terangnya.
Selain itu, di beberapa tempat kebakaran di Pulau Sumbawa merupakan akibat dari pembukaan lahan pertanian baru oleh masyarakat yang dengan sengaja membakar lahan. Namun, seberapa luas areal yang terbakar, pihaknya masih menghimpun datanya.
Dalam memantau titik api dan mengatasi kebakaran, pihaknya menggunakan sistem pemantauan karhutla melalui aplikasi Sipongi yang terpantau selama 24 jam penuh.
Dari aplikasi tersebut ketika terjadi kebakaran pihaknya langsung melakukan koordinasi melakukan pemadaman, terutamanya kesatuan pengelolaan hutan (KPH), termasuk melibatkan tour operator wisata di mana lahan itu kebakaran.
"Biasanya KPH kemudian melakukan pergerakan dan tour operator destinasi wisata itu punya kewajiban melakukan pemadaman api atau mengendalikan api. Jadi semua terlibat dalam proses pemadaman api," ujarnya.
"Ini penting supaya api tidak menyebar sampai permukiman. Itu yang kita tidak inginkan kebakaran sampai pemukiman warga," pungkasnya.