SEAToday.com, Nusantara - Uji coba atau proof of concept (PoC) taksi terbang Ibu Kota Nusantara (IKN) tetap akan dilaksanakan pada akhir Juli 2024.

Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN) Mohammed Ali Berawi mengatakan uji coba ini dilakukan untuk melihat kehandalan teknologi dan berbagai hal yang bisa dikembangkan bersama.

Hal ini diharapkan Indonesia bisa menjadi salah satu pionir pengembangan teknologi transportasi udara sky taxi.

Kerjasama OIKN yang juga telah melibatkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), lembaga riset dan perguruan tinggi bersama dengan Hyundai Motors Company dan Korea Aerospace Research Institute (KARI) kali ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai kemajuan.

"Tentunya utk PoC ini kami terus berkoordinasi dengan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, dan Bandara APT Pranoto," ujar Ale.

Ia mengatakan koordinasi yang telah dilakukan terkait checklist review sertifikasi dan penggunaan ruang udara.

Koordinasi dalam hal ini menyangkut sertifikasi, konektivitas jaringan, dan ruang udara bersama lintas direktorat di Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), OIKN, Airnav Indonesia, dan UPT Bandara APT Pranoto.

Lalu surat rekomendasi jaringan yang diterbitkan oleh Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Samarinda. Kemudian, koordinasi terkait security clearance dengan TNI-AU dan Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI).

Ale pun menjamin bahwa PoC tidak akan mengganggu operasional penerbangan komersial dan lalu lintas takeoff/landing.

Hal ini karena slot waktu yang kosong pada operasional Bandara APT Pranoto sudah dialokasikan yaitu pukul 08.00-09.00 atau 15.00-16.00 WITA dengan ketinggian 50 meter.

PoC bersifat uji coba terbang dan integrasi solusi mobility-as-a-service yang hasilnya akan disosialisasikan kepada publik khususnya pada upacara peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Untuk penerapan jangka panjang pada saatnya nanti masuk komersialisasi, setelah melewati uji coba, sertifikasi, peraturan tata udara, safety, dan lainnya dan akan terbang di ketinggian dengan rentang 400-500 meter (1500 ft).

Jadi, PoC ini menempatkan posisi Indonesia sebagai bagian dari pengembangan teknologi transportasi udara terbaru di dunia.

Selain itu, taksi terbang OIKN ini juga sedang berproses dan bertahap menuju komersialisasi yang memang membutuhkan waktu panjang.