Penyidik Tangkap Yoon Suk Yeol atas Kasus Darurat Militer

Penyidik Tangkap Yoon Suk Yeol atas Kasus Darurat Militer
Iring-iringan mobil yang diduga membawa Presiden Yoon Suk Yeol meninggalkan kediaman presiden di Seoul. (dok: Yonhap)

SEAToday.com, Jakarta - Penyidik Korea Selatan menangkap Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan pada hari in, Rabu (15/1) terkait deklarasi darurat militer Desember lalu.

Peristiwa ini menandai pertama kalinya kepala negara Korsel yang masih menjabat, meski jabatannya ditangguhkan, ditangkap otoritas hukum.

Perintah penangkapan Yoon telah dilaksanakan pada pukul 10:33 waktu setempat, menurut Badan Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi Korsel (CIO).

Konvoi kendaraan yang membawa Yoon tampak berangkat dari kompleks kepresidenan di Seoul tengah ke kantor CIO di Gwacheon di selatan Seoul.

Yoon terlihat keluar dari mobil dan memasuki kantor CIO untuk menjalani pemeriksaan sebelum penyelidik mengeluarkan surat perintah untuk menangkapnya secara resmi dalam waktu 48 jam.

Yoon disebut akan ditahan di Pusat Penahanan Seoul di Uiwang, dekat kantor CIO usai diperiksa.

Yoon yang dimakzulkan Majelis Nasional pada 14 Desember 2024, didakwa atas tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Ia dituduh memerintahkan mobilisasi militer ke Gedung Majelis Nasional setelah mengumumkan darurat militer pada 3 Desember 2024 untuk menghentikan anggota parlemen mencabut pernyataan darurat tersebut.

Dalam rekaman video yang dirilis usai penangkapannya, Yoon tetap melawan dengan mengatakan penyelidikannya adalah ilegal. Ia menyatakan keputusannya hadir dalam pemeriksaan CIO hanyalah untuk mencegah pertumpahan darah.

Penangkapan Yoon ini dilakukan setelah pembicaraan selama berjam-jam antara penyidik dan pihak Yoon di kediamannya mengenai cara menahannya dan membawanya pergi untuk diinterogasi.

Para penyidik menggunakan tangga untuk memasuki kompleks kediaman presiden di pusat kota Seoul setelah dihalangi oleh personel pengamanan presiden.

Mereka juga dihalangi oleh sekelompok anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa dan pengacara Yoon di pintu masuk.

Sejumlah penyidik pun berupaya masuk ke kompleks tersebut melalui jalur pendakian yang berada di dekat lokasi.

Selain itu, pihak kepolisian juga mengerahkan sekitar 3.000 personel untuk mengamankan akses ke kompleks tersebut, sehingga bentrokan fisik sempat terjadi antara penyidik dan pendukung Yoon.