NEWS
3 Spesies Baru Lahir di Taman Safari Indonesia, Ada Penguin Humboldt

SEAToday.com, Jakarta - Tiga spesies baru lahir di Taman Safari Indonesia pada akhir 2024 di tiga bisnis unit berbeda.
"Kelahiran spesies-spesies ini adalah wujud nyata dari keberhasilan program pengembangbiakan dan konservasi yang kami jalankan," ungkap Senior Vice President Marketing TSI Alexander Zulkarnain di Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat, dilansir Antara.
Tiga spesies ini terdiri dari lima ekor satwa yaitu satu owa aligis, dua harimau benggala, serta dua penguin humboldt.
Kelahiran dua ekor penguin berlangsung di Jakarta Aquarium & Safari (Jaqs). Kedua penguin berjenis kelamin jantan ini diberikan nama Flip dan Flop melalui sayembara yang melibatkan ratusan peserta di Instagram.
Kini, Jaqs menjadi rumah bagi delapan ekor penguin humboldt. Penguin humboldt berasal dari pantai Pasifik Peru dan Chile.
Satwa ini pun memberikan pengalaman edutainment kepada pengunjung, sekaligus menumbuhkan kesadaran pentingnya melestarikan satwa langka seperti penguin yang populasinya kian terancam.
Kemudian, satwa owa aligis atau owa ungkap lahir di Solo Safari Jawa Tengah, dari pasangan Galih dan Shinta. Bayi jantan ini diberi nama Ron dan menambah jumlah populasi owa ungko di Solo Safari menjadi enam individu.
Ron lahir dengan kondisi sehat dan sudah dapat disaksikan langsung oleh para pengunjung. Kehadiran Ron menjadi tonggak penting dalam upaya konservasi spesies ini, yang dikenal terancam oleh perburuan dan hilangnya habitat akibat deforestasi.
Terakhir, dua bayi harimau benggala jantan yang diberi nama Bima dan Bisma lahir di The Grand Taman Safari Prigen Jawa Timur. Keduanya lahir dari pasangan harimau benggala Kayla smdan Anji pada 24 September 2024.
"Saat ini, kedua bayi harimau tersebut masih berada di bawah perawatan intensif dan pemantauan ketat oleh tim konservasi," ujar Alex.
Sementara itu, kelahiran Bima dan Bisma menambah jumlah harimau benggala yang ada di Taman Safari Indonesia, yakni menjadi 17 ekor.
"Kami terus berupaya memberikan yang terbaik untuk melestarikan satwa-satwa langka, menjaga kesejahteraan mereka, dan memastikan keanekaragaman genetik yang esensial bagi ekosistem global," tuturnya.