Pemerintah Beri Dana Tunggu Hunian Rp3 Juta untuk Rumah Korban Lewotobi yang Rusak Berat
SEAToday.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan pihaknya akan memberi dana tunggu hunian bagi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang rumahnya mengalami rusak berat.
"Dana tunggu hunian kita berikan bagi masyarakat yang rumahnya rusak berat, mereka kan enggak mungkin tinggal di pengungsian, mereka misalnya menumpang di rumah saudara, mengontrak," ujar Suharyanto, Selasa (13/11/2024).
Dana tunggu hunian yang akan diberikan sebesar Rp500.000 per KK di kali enam bulan atau total Rp3 juta rupiah.
Dana tunggu tersebut diberikan dalam waktu enam bulan dengan perkiraan rumah bencana sudah selesai dibangun oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).
"Bapak Menteri PKP berasumsi kalau enam bulan sudah jadi semua itu, jadi relokasi itu sementara, kami sampaikan ke Pak Menteri ada 2.700 unit rumah," ujarnya.
Ia menyebut bahwa berdasarkan pengalaman membangun rumah bencana di Semeru, terdapat 1.951 rumah yang dibangun oleh Kementerian Perumahan Rakyat dan selesai dalam waktu kurang dari setahun atau dalam waktu 135 hari.
Sementara itu, pemilihan dan penentuan relokasi rumah tidak dipaksa dan mengedepankan dialog bersama masyarakat.
"Itu tidak ada siapapun yang bisa memaksa karena kita negara merdeka, jadi kita dialog, kalau misalnya pengungsi tidak mau ke tempat atau titik yang sudah disediakan, dan kebetulan punya tanah di tempat lain misalnya, nanti Pak Menteri PKP akan bangunkan, atau BNPB yang bangunkan," ucapnya.
Selaras dengan hal tersebut, Menteri PKP Maruarar Sirait juga menegaskan proses relokasi tempat tinggal bagi warga yang rumahnya rusak akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mengedepankan dialog bersama.
"Ini sifatnya terserah masyarakat, jadi tidak ada yang dipaksa, kita kan memang sudah terbiasa pola begini, masyarakat dalam keadaan seperti itu, tentu polanya harus menghargai, mendengar, jadi diajak bicara baik-baik," ujar Maruarar Sirait.
Ia menegaskan dalam pembangunan rumah bencana yang paling penting yaitu memastikan lokasinya aman atau dalam kasus Gunung Lewotobi Laki-laki yaitu dalam radius 10-12 km dari gunung.
Tidak hanya itu, variabel penting lainnya yaitu bagaimana lokasi tersebut dekat dengan tempat pekerjaan.
"Tadi juga ada alternatif, mungkin mereka mau ke tempat lain atau saudara, atau punya tanah di mana, itulah proses dialog yang harus selalu dilakukan dalam mengelola situasi seperti ini," pungkasnya.
Artikel Rekomendasi
Berita Terkini
Siap-siap, Mulai 2025 Warga Jakarta Wajib Pilah Sampah Agar Tidak...
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mewajibkan warga untuk memilah sampah sebagai syarat pembebasan retribusi pelayanan kebersihan (RPB) yang akan berlaku mulai 1 Januari 2025.
Momen Presiden Prabowo Hadiri Jamuan Santap Malam APEC di Peru
Presiden Prabowo Subianto menghadiri jamuan santap malam APEC di Istana Pemerintahan Peru, Palacio De Gobierno, Jumat malam, 15 November 2024, waktu setempat. Momen ini jadi panggung pertemuan hangat para pemimpin dunia.
Presiden Prabowo Subianto Bertemu Presiden Joe Biden Menandai Hub...
Presiden Indonesia Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 92 Saat Hujan Deras, Sej...
Kecelakaan yang melibatkan lebih dari 10 kendaraan ini terjadi pada pukul 15.20 WIB, di jalur arah Jakarta dari Bandung.
Trending Topic
- # Indonesia vs Vietnam
- # Gaza
- # Ramadan
- # Pemilu 2024
- # Prabowo
Trending Topic
- # Rizky Febian
- # Mahalini
- # Kpop
- # Jhonny Iskandar
- # Babe Cabita
Trending
- # Ramadan
- # RamadanCorner
- # Ngabuburit
- # Takjil
Trending
- # Ramadan
- # Mudik
- # Menu Buka Puasa
- # Lebaran 2024
Popular Post
Sekolah Dasar Muhammadiyah di Sidoarjo Menerapkan Waktu Tidur Sia...
SD Muhammadiyah 4 Zamzam di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadikan tidur siang sebagai salah satu pelajaran yang wajib diikuti siswa.
Peltu (Purn) Tatang Koswara Penembak Jitu Indonesia yang Diakui...
Tatang Koswara, lahir di Cibaduyut pada 12 Desember 1946 adalah salah satu penembak jitu (sniper) Indonesia yang diakui dunia.
Kronologi Kasus Guru Honorer Ibu Supriyani yang Viral, Kini Ditan...
Kasus guru honorer ibu Supriyani yang dituding melakukan pemukulan pada siswanya, kini ditangguhkan penahanannya.
Kronologi Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 92, Diduga aki...
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat mengatakan bahwa tabrakan beruntun di Tol Cipularang Kilometer (KM) 92, Kabupaten Purwakarta, Senin, 11 November 2024, diduga dipicu truk bermuatan berat yang mengalami rem blong sehi...