Menteri Pertahanan Israel Tantang Netanyahu Terkait Rencana Gaza Pasca Perang

Menteri Pertahanan Israel Tantang Netanyahu Terkait Rencana Gaza Pasca Perang
600.000 Warga Palestina Mengungsi dari Rafah Sejak 6 Mei. (Foto: UNRWA)

SEAToday.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant secara terbuka menantang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terkait rencana pasca perang di Jalur Gaza. 

Hal itu disiarkan di televisi nasional pada Rabu (15/5/2024) dimana Gallant bersumpah untuk menentang pemerintahan militer jangka panjang oleh Israel atas wilayah Palestina yang hancur.

Dengan pernyataan Gallant tersebut dinilai bahwa adanya perbedaan pendapat paling vokal dari eselon atas Israel terhadap Netanyahu selama putusan serangannya ke Gaza yang telah berlangsung tujuh bulan.

“Kita harus menghilangkan kemampuan Hamas dalam memerintah di Gaza. Kunci dari tujuan ini adalah aksi militer, dan pembentukan pemerintahan alternatif di Gaza. Dengan tidak adanya alternatif seperti itu, hanya ada dua pilihan yang tersisa: pemerintahan Hamas di Gaza atau pemerintahan militer Israel di Gaza,” kata Garllant dikutip dari Reuters.

Ia juga menambahkan bahwa ia akan menentang skenario terakhir dan mendesak Netanyahu untuk secara resmi membatalkannya. 

Sejak Oktober 2023, Gallant telah mencoba untuk mengajukan rencana pembentukan pemerintah alternatif Palestina yang tidak bermusuhan terhadap Hamas. Namun, hal itu tidak mendapat tanggapan dari kabinet Israel.

Tantangan dan kritik yang disampaikan Gallant juga mengingatkan pada sekutu utama Israel, Amerika Serikat yang berupaya menjadikan perang ini sebagai peran Palestinian Authority (PA) yang didukung internasional.

Hal itu juga ditolak oleh Netanyahu dan dianggap sebagai entitas yang bermusuhan. Menurut PM Israel tersebut, setiap langkah untuk membentuk pemerintahan alternatif di Gaza harus melenyapkan Hamas terlebih dahulu, dan itu harus dicapai bagaimanapun caranya.

Penulis: Annisa Salsabilla