NEWS
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Ajukan Praperadilan Pasca Penetapan Tersangka oleh KPK

SEAToday.com, Jakarta – Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor mengajukan gugatan praperadilan terkait statusnya yang ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap proyek.
Permohonan praperadilan itu resmi didaftarkan pada Kamis, 10 Oktober 2024 lalu dengan nomor registrasi 105/Pid.Pra/2024/PN JKT.SEL. Dalam gugatan tersebut Sahbirin sebagai pemohon dan KPK sebagai termohon. Sidang perdana gugatan praperadilan akan berlangsung pada Senin 28 Oktober 2024 mendatang.
Sebelumnya Wakil Ketua KPK Nurul Gufron sudah mengumumkan penetapan tersangka terhadap pria yang dikenal dengan panggilan Paman Birin. Ghufron mengatakan dalam penyelidikan yang dilakukan KPK, Sahbirin diduga menerima fee sebesar 5 persen dalam proyek pembangunan lapangan sepak bola Kawasan Olahraga Terpadu dan pembangunan kolam renang Kawasan Olahraga Terpadu, dan pembangunan gedung Samsat di Kalsel.
Sebelum Sahbirin ditetapkan menjadi tersangka, penyidik KPK sudah menangkap beberapa orang dan langsung menetapkan sebagai tersangka dengan penemuan bukti dalam operasi tangkap tangan atau OTT yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Orang nomor satu di provinsi Kalsel ini memiliki harta yang cukup banyak. Menurut data yang tercantum di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN. Sahbirin memiliki total kekayaan sebesar Rp 24.896.076.273 atau sekitar Rp 24,8 miliar.
Kekayaan Sahbirin terdiri dari tanah dan bangunan mencapai Rp 13.714.700.000 (Rp 13,7 miliar). Sahbirin memiliki 13 bidang tanah dan bangunan yang berasal dari usaha sendiri dengan luas 140 sampai 19.500 meter persegi. Aset properti yang ia miliki tersebar di beberapa daerah di sebagian besar Kalsel.
Untuk alat transportasi dan mesin mencapai Rp 733.000.000 (Rp 733 juta) yang terdiri dari lima kendaraan bermotor, baik roda dua dan roda empat. Mobil yang dia miliki antara lain Mazda Biante Minibus (2014), mobil Honda CRV Minibus (2012), mobil Ford Pickup (2012), motor Honda Revo (2017), dan mobil Honda HR-V (2016).
Sahbirin juga memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp 2.324.514.900 (Rp 2,3 miliar) dan Kas dan setara kas: Rp 8.123.861.373 (Rp 8,1 miliar). Sahbirin juga belum ditahan meskipun akan segera dijadwalkan pemanggilannya sebagai tersangka. Apakah Sahbirin akan hadir memenuhi panggilan KPK?