Tak Disangka, Ini Perintah Pertama Soekarno Setelah Jadi Presiden Indonesia

Tak Disangka, Ini Perintah Pertama Soekarno Setelah Jadi Presiden Indonesia
Soekarno kala membaca teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di halaman rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur 56 pada 17 Agustus 1945| Perpustakaan Nasional/Frank Mendoer

SEAToday.com, Jakarta  – Sosok Soekarno tak bisa dipisahkan dari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dari seorang proklamator Soekarno kemudian diangkat menjadi presiden Indonesia pertama sepanjang sejarah.

Pada 17 Agustus 1945 dini hari, Soekarno kembali ke kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur. Pada pagi harinya sudah ada informasi yang beredar bahwa Soekarno akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bersama Hatta dan beberapa orang lainnya.

Tepat pada pukul 10.00 WIB Soekarno dan Hatta berdiri di teras depan rumah. Berhadapan dengan 500 orang massa. Soekarno kemudian membacakan teks proklamasi yang menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Keesokan harinya pada 18 Agustus 1945 PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) mengadakan pertemuan dan mendeklarasikan susunan dasar pemerintah Indonesia yang baru. Termasuk mengangkat Soekarno dan Soeharto menjadi presiden dan wakil presiden pertama di Indonesia.

Tentu saja menjadi seorang presiden membuatnya sebagai orang nomor satu di Indonesia. Menjabat sebagai presiden Soekarno memiliki hak dan wewenang untuk memerintahkan siapa pun. Ternyata beberapa saat setelah dilantik sebagai presiden, Soekarno langsung melakukan perintah.

Dalam buku “Soekarno Poenja Tjerita” dijelaskan bahwa setelah jadi presiden dia bukan memerintahkan membentuk cabinet baru melainkan memanggil seorang pedagang makanan yakni tukang sate.

Soekarno memerintahkan tukang sate ayam sambal memesan sebanyak 50 tusuk. Momen itu terjadi dalam perjalanan Soekarno ke rumah. Soekarno dikabarkan merasa kelaparan sehingga terpaksa memanggil tukang sate ayam.

Lebih dari 20 tahun menjadi presiden banyak pencapaian yang sudah diraih Soekarno untuk Indonesia. Meskipun ada keputusan-keputusan yang memicu pro dan kontra, Soekarno adalah sosok pemimpin yang dicintai rakyat Indonesia.

Sampai akhirnya Soekarno menyerahkan kekuasaannya atau mengundurkan diri sebagai presiden pada 22 Februari 1967. Sementara itu MPRS melakukan sidang istimewa dan memutuskan kekuasaan Soekarno sebagai presiden dicabut. Soeharto menjadi presiden ke-2 di Indonesia hingga tahun 1998.