SEAToday.com, Kuala Lumpur – Mahatir Mohammad mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Menurut informasi yang beredar Mahatir yang kini berusia 99 tahun terserang batuk dalam intensitas tinggi sehingga mengganggu aktivitasnya.

Melansir dari CNA News, menurut salah satu ajudan pribadi bernama Sufi Yusoff mengatakan diperkirakan Mahatir selama beberapa hari ke depan akan menjalani perawatan. Memang sebelum sakit batuk, Mahatir juga beberapa kali masuk rumah sakit karena mengalami gangguan pada organ jantungnya hingga operasi bypass.

Mahatir dikenal sebagai pemimpin dunia yang masih sehat walaupun usianya sudah tua. Bayangkan saja saat berusia 94 tahun Mahatir masih kuat menjabat dan menjalani tugas sebagai Perdana Menteri Malaysia. Saat menjadi PM Malaysia bahkan Mahatir menjadi pemimpun negara dengan usia paling tua di dunia saat itu.

Walaupun menjadi PM dalam usia tua bukan berarti Mahatir memilih banyak beraktivitas di Malaysia saja. Buktinya dia masih menghadiri pertemuan 35^th ASEAN Summit. Banyak pemimpin negara lain yang memuji sosok Mahatir. Bahkan bertanya apa rahasia memiliki umur panjang?

Mahatir pernah memberikan penjelasan bahwa dia sudah lama tidak makan makanan berlemak, mengurangi karbohidrat, rajin olahraga, tetap aktif dalam beraktivitas sehingga otot tubuh masih bisa berfungsi dengan baik.

Ketika sudah pensiun banyak orang yang memilih untuk banyak tidur dan istirahat. Padahal hal itu tidak dianjurkan oleh Mahatir. Dia menyarankan seseorang yang sudah pensiun dari pekerjaan harus tetap beraktivitas agar otot dan tubuh tdak kehilangan kemampuan alhasil organ tetap prima.

Mahatir lahir pada 10 Juli 1925. Mahatir menjadi PM dua kali di Malaysia. Pertama menjabat sebagai pemimpin nasional keempat Malaysia dari tahun 1981 – 2003. Mahatir menjadi PM kedua kali pada tahun 2018-2020, saat itu usianya genap 92 tahun.

Selama menjadi PM, tentu saja Mahatir beberapa kali pernah mengunjungi Indonesia. Salah satu sahabatnya adalah Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto. Banyak hal yang sering mereka diskusikan ketika Mahatir datang ke Indonesia ketika Soeharto masih menjabat sebagai presiden.