Susul Yoon Suk-yeol, Pelaksana Tugas Presiden Korsel Dimakzulkan

Susul Yoon Suk-yeol, Pelaksana Tugas Presiden Korsel Dimakzulkan
Plt Presiden Korsel Han Duck-soo dimakzulkan menyusul Yoon Suk-yeol (Sumber Foto: /ANTARA/Anadolu/py)

SEAToday.com, Seoul – Han Duck-soo Perdana Menteri Korea Selatan (Korsel) sekaligus Pelaksana Tugas Presiden dimakzulkan pada  Jumat (27/12) waktu setempat. Suhu politik di Korsel kembali memanas. Han menjadi “Presiden” Korsel berikutnya yang dimakzulkan parlemen setelah Yoon Suk-yeol dimakzulkan pertengahan Desember silam.

Menurut pemberitaan media di Korsel pemakzulan terhadap Han diusulkan oleh Partai Demokrat dan mendapat dukungan dari 192 anggota parlemen Korsel atau melebihi syarat dari jumlah 151.

Memang ketegangan antara Han dan parlemen Korsel mulai muncul beberapa hari sebelum Natal dan sesudah Natal. Puncaknya saat Han menolak menyetujui tiga hakim di Korsel. Han juga membuat kontroversi karena menolak penunjukkan jaksa khusus dalam menginvestigasi Yoon dan istrinya Kim Keon-hee terkait skandal di Korsel.

Setelah dimakzulkan Han langsung memberikan pernyataan. Ia menghormati keputusan dari Majlis Nasional. Han tak memberikan perlawanan terkait pemakzulan yang dia terima. “Saya menangguhkan tugas saya sesuai dengan hokum yang ada dan menunggu keputusan cepat,” ujarnya dalam keterangannya.

Setelah Han dimakzulkan maka Deputi Perdana Menteri Korsel dan Menteri Keuangan Choi Sang Mok terpilih untuk menggantikan Han sebagai Plt Presiden. Artinya Choi menjadi orang ketiga yang memimpin Korsel dalam kurun waktu tak sampai dua minggu.

Han menjabat sebagai Plt Presiden Korsel setelah Yoon dimakzulkan pada 14 Desember 2024 lalu.Yoon saat itu diturunkan karena sejumlah faktor karena penolakan menyetujui Undang Undang Penyelidikan khusus terhadap dirinya dan sang istri, menolak penunjukkan tiga hakim, dan keterlibatan serta keputusan Yoon dalam memutuskan darurat militer.

Darurat militer yang sempat dicetuskan oleh Yoon memang mengejutkan. Pihak militer dianggap akan mengambil alih pemerintahan dan sudah mencoba masuk ke dalam gedung parlemen. Namun keputusan darurat militer kemudian dicabut oleh Yoon.

Walaupun sudah dicabut namun Yoon tetap saja menjadi “musuh bersama”. Banyak gelombang demonstrasi yang menginginkan Yoon turun tahta sebagai Presiden Korsel. Sampai akhirnya ia dimakzulkan dari jabatannya.