NEWS
Profil Sara Duterte, Wapres Filipina yang Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Ferdinand Marcos Jr

SEAToday.com, Manila – Sara Duterte adalah Wakil Presiden (wapres) Filipina yang berencana untuk membunuh Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr alias Bongbong. Presiden dan wapres Filipina ini memang akhir-akhir ini sedang berkonflik cukup keras sampai ada isu pembunuhan.
Hal itu terungkap ketika Sara sudah berkomunikasi dengan seorang pembunuh bayaran. Dalam obrolan tersebut, Sara menyewa sang pembunuh untuk membunuh Marcos. Tak hanya Marcos, sebab istri Marcos yakni Liza Araneta hingga Ketua Parlemen Filipina Martin Romualdez juga akan menjadi target sasaran.
“Saya telah berbicara dengan seseorang, saya bilang jika saya terbunuh, bunuhlah Marcos, Liza, dan Martin. Ini tidak main-main,” kata Sara dalam keterangannya belum lama ini. Sontak saja pernyataan itu membuat suhu politik di Filipina makin memanas saja.
Kepada Sara, sang pembunuh sudah mengiyakan akan mengabulkan permintaan Sara untuk menghilangkan nyawa ketiga orang penting di Filipina tersebut. Sebulan lalu Sara juga sudah mengancam akan memenggal kepala Marcos. Lalu siapa sebenarnya sosok Sara?
Sara awalnya dikenal sebagai pengacara. Namun dunia politik membuat ia tertarik dan meninggalnya profesinya. Sosok sang ayah begitu memberikan pengaruh besar dalam hidup Sara. Sara adalah anak dari Rodrigo Duterte, mantan Presiden Filipina.
Sara mengawali karier politiknya sebagai Wakil Wali Kota pada 2007-2010. Lalu ia mencalonkan diri sebagai Wali Kota dan akhirnya terpilih. Pada tahun 2010-2013 dan 2016-2022 Sara menjadi Wali Kota wanita pertama di Kota Davao. Jalan politik Sara cukup sukses di Filipina sampai akhirnya masuk ke pemerintahan.
Sempat masuk ke kabinet akhirnya Sara memutuskan untuk jadi calon Wakil Presiden Filipina. Ia berpasangan dengan Marcos pada Pemilu. Perolehan suara Marcos dan Sara cukup banyak, maklum saja keduanya sama-sama anak dari mantan Presiden Filipina.
Padahal dalam sejumlah survei, Sara memiliki elektabilitas dan popularitas cukup tinggi. Ayahnya dan pendukungnya berharap supaya mencalonkan diri sebagai Presiden. Namun akhirnya justru dia mengalah untuk menjadi Wakil Presiden.