NEWS
Kronologi Moderator Debat Pilkada Tangsel Diduga Jadi Korban Catcalling

SEAToday.com, Tangerang Selatan – Moderator debat Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2024 sekaligus pembawa acara program berita televisi Aviani Malik diduga menjadi korban pelecehan seksual berupa catcalling.
Dalam video yang beredar di sosial media memang ada sebuah momen ketika Aviani sedang menjalani tugas sebagai moderator, ada beberapa pria yang merupakan oknum salah satu pendukung pasangan calon atau paslon yang melontarkan kata “baby” kepada Aviani.
“Yes baby, oke baby,” ujar salah seorang oknum pendukung paslon yang suaranya terekam dalam video yang viral. Sontak saja hal itu membuat Aviani tak nyaman saat menjadi moderator. Dia harus fokos membawakan jalannya acara namun ada suara yang buatnya tak nyaman.
Saat jeda, Aviani dengan berani dan tegas menghampiri ke tempat duduk pendukung paslon yang diduga ada yang melakukan catcalling kepadanya. Video Aviani bicara itu pun jadi viral.
“Saya coba menertibkan. Anda catcalling ke saya. Tolong teman-teman hormati. Saya enggak suka anda panggil saya baby. Oke, sama-sama tolong hormati. Ini adalah segmen terakhir,” kata Aviani yang sepertinya tak mengetahui siapa oknum pendukung paslon yang diduga melakukan catcalling kepadanya.
Setelah video tersebar banyak netizen yang memberikan dukungan kepada Aviani. Khususnya kaum wanita yang kagum dengan Aviani sudah berani bicara dan tegas melawan terduga pelaku pelecehan seksual kepadanya.
Lalu apa itu catcalling yang diduga menimpa Aviani? Catcalling adalah perbuatan meneriakkan atau mengomentari orang lain dengan menjurus ke tindakan seksual, mengacan, dan menghina di depan umum.
Biasanya pelaku catcalling melakukan pelecehan di tempat umum sehingga diketahui banyak orang saat mengucapkan kata-kata tidak senonoh pada korban. Hal itu membuat korban merasa tak nyaman dan gelisah, bahkan terancam.
Meskipun dalihnya melakukan catcalling hanya candaan tapi banyak jenis-jenis pelecehan yang masuk dalam kategori catcalling seperti main mata, komentar seksis, rasis, komentar seksual, suara “sst sst”, komentari tubuh, hingga suara kecupan atau ciuman di depan umum.