BRIN Siapkan Terobosan Nuklir untuk Daur Ulang Plastik, Target Komersialisasi pada 2027

BRIN Siapkan Terobosan Nuklir untuk Daur Ulang Plastik, Target Komersialisasi pada 2027
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Anugerah Widiyanto (tengah), Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN Tita Puspitasari (kanan) dan Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Syaiful Bakhri (kiri), di Kantor BRIN, Jakarta, Senin (17/2/2025). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

SEAToday.com, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus melangkah maju dalam inovasi pemanfaatan tenaga nuklir untuk mendaur ulang sampah plastik. Dengan dukungan dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melalui inisiatif Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastic), BRIN menargetkan teknologi ini dapat dikomersialisasikan pada 2027.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Anugerah Widiyanto, menjelaskan bahwa proyek riset bersama ini saat ini telah memasuki fase kedua dan diproyeksikan rampung pada 2025. "Tujuan akhirnya memang menuju komersialisasi, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas," ujarnya di Jakarta, Senin.

Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN, Tita Puspitasari, menambahkan bahwa proyek ini telah mencapai Tingkatan Kesiapan Teknologi (TRL) level 5 dan ditargetkan naik ke TRL 7 pada 2027, sebagai langkah penting sebelum masuk ke tahap produksi skala industri. Salah satu produk unggulan dari riset ini adalah compatibilizer, bahan esensial dalam industri plastik komposit yang memungkinkan pencampuran material menjadi lebih homogen.

Menariknya, compatibilizer yang dikembangkan BRIN berasal dari sampah plastik, memberikan nilai tambah dalam upaya daur ulang. "Biasanya, compatibilizer konvensional masih berbasis bahan kimia dengan biaya cukup tinggi, sekitar 30 persen dari total produksi plastik komposit. Dengan inovasi ini, kita bisa menggantinya dengan material daur ulang yang lebih ramah lingkungan," jelas Tita.

Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Syaiful Bakhri, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya mengurangi limbah plastik dengan cara yang lebih berkelanjutan. "Dengan teknologi ini, sampah plastik tidak hanya berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi bisa dimanfaatkan kembali untuk berbagai komponen lain yang memiliki nilai jual," katanya.

Melalui riset ini, BRIN berharap dapat menghadirkan solusi inovatif yang tidak hanya membantu mengatasi permasalahan sampah plastik, tetapi juga membuka peluang baru di industri berbasis ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan.