SEAToday.com, Cibodas - Sebuah indukan bunga bangkai dengan nomor koleksi 28 kembali mekar untuk yang ketujuh kalinya di Kebun Raya Cibodas, Sabtu (25/5) pukul 22.03 WIB. Induk tanaman yang usianya diperkirakan mencapai 35 tahun ini dikoleksi oleh mendiang R. Subekti Purwantoro dan kawan-kawan pada tahun 2000 dari Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat.

Raksasa flora yang memiliki nama latin Amorphophallus titanum Becc ini menjulang setinggi 3,40 meter dengan lebar seludang bunga (spatha) mencapai 159 cm, menjadikannya salah satu perbungaan terbesar di dunia (the giant inflorescent in the world).

Perjalanan mekar sang raksasa ini dimulai pada tahun 2003 dengan ketinggian 2,7 meter. Sejak saat itu, bunga bangkai beberapa kali mekar pada 2007 (3,17 meter), 2011 (3,2 meter), 2016 (3,735 meter), 2017 (3,4 meter), dan 2020 (3,52 meter).

Mekarnya di tahun 2016 dengan ketinggian 3,735 meter, diikuti dengan mekar kembali di tahun 2017 (3,4 meter) tanpa fase vegetatif, merupakan fenomena yang menarik. Hal ini, menurut Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Destri, disebabkan oleh pengaruh terhadap cadangan makanan di umbi, karena berbunga membutuhkan energi besar.

"Karenanya, tanaman ini membutuhkan waktu untuk memulihkan cadangan energi di umbi. Hingga suatu saat nanti bisa kembali pada kondisi yang sama dengan tahun 2016 atau mungkin lebih," jelas Destri.

Dia menambahkan bahwa di masa depan, jika tanaman ini mencapai fase di mana cadangan makanannya melimpah, maka bunga bangkai ini dapat mekar dengan ketinggian yang lebih luar biasa.

Lebih dari sekadar keindahan, bunga bangkai ini juga memiliki aroma khas yang menyerupai bau bangkai. Aroma ini berfungsi untuk menarik lalat penyerbuk, yang membantu proses reproduksi tanaman. Selain itu, bunga bangkai juga termasuk tanaman asli Indonesia yang endemik di Sumatera.

Masa mekar bunga bangkai tergolong singkat, hanya sekitar tiga hingga lima hari. Hal ini semakin menambah daya tariknya bagi para pengunjung untuk menyaksikannya secara langsung.

"Inilah yang menjadikannya fenomena alam yang selalu dinanti-nanti," tambah Destri.

Bunga bangkai dikategorikan sebagai spesies terancam punah berdasarkan penilaian dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018. Keberadaannya dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.