Bung Karno dan Vespa Kongo: Hadiah Bersejarah bagi Pasukan Penjaga Perdamaian Dunia
SEAToday.com, Jakarta - Bicara soal diplomasi, presiden pertama Indonesia adalah salah satu yang terbaik. Soekarno atau akrab disapa Bung Karno dinilai sangat lihai mengambil hati para tamu negara. Tak hanya karena kemampuannya mencairkan suasana, Bung Karno juga selalu menyiapkan hadiah spesial. Begini ceritanya.
Bung Karno adalah perwujudan sempurna pemimpin yang jago diplomasi. Ia pandai dalam menjaga hubungan baik. Sambutammuya terhadap tamu negara tak pernah ala kadarnya. Narasi tamu adalah raja benar-benarnya diwujudkan. Ia bahkan bertindak mempersiapkan segalanya, pajangan lukisan hingga seni yang dimainkan.
Bung Karno tak lupa menyiapkan hadiah spesial sebagai penanda hangatnya persahabatan kedua negara. Hadiah yang pernah diberikan beragam. Bunga angkrek dulunya pernah diberikan kepada pemimpin besar Korea Utara, Kim Il Sung.
Samangat yang sama juga berlaku kala Bung Karno melakukan kunjungan ke luar negeri. Bung Karno pandai menempatkan diri. Ia mampu mengambil hati banyak pemimpin negara sehingga bersimpati dengan pemerintahannya.
Ia membawa kelompok musiknya sendiri. ia mencoba mengenalkan tarian lenso kepada pemimpin negara sahabat. Puncaknya, Bung Karno selalu memberikan hadiah terbaik –biasanya benda seni-- kepada pemimpin negara sebagai simbol hangatnya hubungan kedua negara.
“Dalam rombongan itu ikut serta pula 102 buah peti berisi hadiah-hadiah yang akan diberikan kelak kepada negara-negara sahabat. Peti-peti itu berisi hasil karya kesenian dan kebudayaan Indonesia,” ujar Rosihan Anwar dalam buku Sukarno, tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan sebelum Prahara Politik 1961-1965 (2006).
Menjaga Perdamaian Dunia
Bung Karno tak hanya memberikan penghargaan dan hadiah kepada kepala negara. Ia juga kerap mengapresiasi rakyat Indonesia yang punya kontribusi besar kepada bangsa dan negara. Salah satunya kontribusi rakyat dalam menjaga perdamaian dunia.
Pemerintah Indonesia di era Soekarno dan Orde Lama memang dikenal menggeluti serius politik luar negeri. Indonesia dibawanya aktif dalam misi kemanusiaan. Pemerintah menerjunkan anggota TNI yang dikenal dengan Kontingen Garuda ke berbagai negara di dunia, dari Asia, Eropa, hingga Afrika.
Bung Karno pun mengapresiasi siapa saja anggota Kontingen Garuda yang mau berangkat ke luar negeri membawa harum nama bangsa dan negara sedari 1957. Bung Karno ikut membekali semangat. Bahkan, ikut melepas keberangkatan Kontingen Garuda ke negara tujuan.
Kontingen Garuda pernah ditugaskan ke Kongo dua kali pada 1960 dengan jumlah pasukan 1.074 anggota TNI dan 1962 dengan jumlah pasukan mencapai 3.457 orang.
Kedatangan kontingen Garuda dalam rangka misi perdamaian PBB, United Nations Operation in the Congo (UNOC). Tujuannya adalah untuk menjaga perdamaian dan stabilitas Kongo karena krisis politik. Saat itu, Kongo yang baru saja lepas dari Belgia pada 30 Juli 1960, mengalami kekacauan politik.
Kontingen Garuda tak diterjukan sendirian saja. Mereka juga didampingi oleh kontingen militer negara lain seperti Malaysia dan Filipina. Kontingen Garuda pun dapat menjalankan tugas dan menempatkan diri dengan baik. Mereka bisa dengan cepat beradaptasi dan akrab dengan warga setempat.
“Hubungan kemanusiaan yang baik juga diperlihatkan pasukan Indonesia dengan penduduk setempat. Tidak mengherankan, banyak anak-anak Kongo yang sedang kelaparan sering memanggil-manggil tentara Indonesia untuk meminta makanan: Bapak Indo.... makan,” ujar Yudi Latif dalam buku Mata Air Keteladanan: Pancasila dalam Perbuatan (2014).
Misi itu berjalan sukses. Peran Indonesia sebagai penjaga perdamaian dunia turut diakui. Pemerintah pun mulai menurunkan pasukan perdamaian ke berbagai macam daerah konflik lainnya dengan agenda yang sama: menjaga perdamaian dunia.
Hadiahkan Vespa Kongo
Bung Karno mengapresiasi jasa-jasa Kontingen Garuda dan memberikan mereka hadiah setelah pulang ke tanah air pada 1963. Hadiahnya berupa piagam penghargaan, radio, dan sebuah vespa khusus: Vespa Kongo. Skuter buatan Italia yang diberikan adalah motor dengan seri khusus. Bukan seri VBB, Vnb, atau VLA. Perbedaan yang paling mencolok karena Vespa Kongo yang diberikan Bung Karno tak semua komponennya dari Italia.
Kebetulan ada sentuhan Jerman karena produsen Vespa bekerja sama dengan Vespa GmbH Augsburg. Vespa Kongo yang diberikan pun dibagi sesuai dengan jenis kepangkatan. Namun, atribut yang dihadirkan di vespa sama saja. lambang garuda dihadirkan di bodi depan. Istimewanya lagi Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) punya tulisan khusus: ex Brigade Garuda.
“Vespa yang dibagikan dua jenis. Vespa 150 cc berwarna hijau dihadiahkan kepada perwira. Sedangkan Vespa 125 cc dengan warna kuning atau biru diberikan kepada prajurit. Setiap Vespa dilengkapi tanda nomor prajurit pada sisi sebelah kiri stang yang terbuat dari bahan kuningan. Sejak itulah motor jenis skuter ini untuk pertama kalinya berseliweran di Indonesia,” ujar Agus Rulianto dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Kenangan dari Kongo, 21 Agustus 2006.
Kehadiran hadiah skuter itu membuat orang-orang yang menyaksikannya berdecak kagum. Skuter itu jadi punya nama lain. Orang-orang tak saja memanggilnya sebagai Vespa Kongo, tetapi Vespa Ndog (telur). Nama itu diambil karena bentuknya yang menyerupai telur.
Pemberian Vespa Kongo oleh Bung Karno dan Orde Lama jadi hadiah yang paling bernilai. Harganya makin hari makin tinggi, bahkan hingga hari ini. Orang-orang banyak yang mencari skuter berjenis khusus itu dengan menelusuri keturunan Kontingan Garuda II dan III yang masih punya Vespa Kongo.
Syukur-syukur masih bisa mendapat Vespa Kongo lengkap dengan lambang garuda yang kian hari makin langka. Mungkin saja Bung Karno sudah memikirkannya jauh-jauh hari terkait bernilainya hadiah. Sebab, Bung Karno adalah seorang yang kerap memikirkan segalanya supaya kenangan tentangnya tetap abadi, khususnya lewat Vespa Kongo.
Recommended Article
News Update
Light Rain Expected Across Most of Jakarta
The BMKG forecasts light rain for most areas of Jakarta and the Thousand Islands on Thursday, (12/19/2024).
OIKN Targets Legislative, Judicial Buildings to be Completed in...
The Nusantara Authority (OIKN) is targeting the construction of legislative and judicial infrastructure to be completed by 2028.
The Ministry of Foreign Affairs Confirms No Indonesian Citizens A...
The Indonesian Ministry of Foreign Affairs has confirmed that no Indonesian citizens (WNI) were victims of the 7.3-magnitude earthquake that struck Vanuatu on Tuesday, December 17, 2024
Bogor Police to Implement Car-Free Night in Puncak to Ease New Ye...
Bogor Police implement Car-Free Night in Puncak for New Year's Eve from 6 PM to 2.30 AM, with traffic diversions, odd-even rule, and a one-way system.
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).