Majalah Tempo dan Sindirannya: Kisah Soeharto Digambarkan Bak Yesus di Perjamuan Terakhir
SEAToday.com, Jakarta - Pelukis kesohor Yos Suprapto harus menelan pil pahit. Pamerah lukisan tunggalnya di Galeri Nasional, Jakarta terpaksa batal pada 23 Desember 2024. Pembatan itu karena pihak kurator meminta lima dari 30 lukisan diturunkan.
Lukisan yang dimaksud antara lain berisikan aspirasi politik kritik pemimpin ala Raja Jawa. Orang-orang menganggap kritikannya mengarah ke era kuasa Joko Widodo (Jokowi). Namun, bukan cuma Jokowi yang pernah dikritik lewat karya seni. Soeharto pun pernah. Pemimpin Orde Baru (Orba) itu pernah digambarkan jadi seorang juru selamat, Yesus Kristus dalam kover majalah Tempo. Begini ceritanya.
Kepemimpinan Soeharto penuh dinamika. Satu sisi orang-orang menganggapnya bawa harapan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat. Sisi lainnya pemerintahannya justru dianggap bawa banyak mudarat.
Soeharto bawa masalah baru. Pemerintahan yang awalnya dipandang terbuka dari kritik dan menyejahterakan rakyat berubah. Pemerintah Orba bak peduli sama kaum pejabat saja. Nasib rakyat jadi urusan belakang.
Kondisi itu diperparah dengan kehadiran instrumen militer yang mendukungnya. Alih-alih militer hadir melindungi rakyat, militer justru jadi alat kekuasaan meraih tujuannya melawan rakyat yang tak setuju kebijakan Orba. Barang siapa yang tak setuju pemerintah akan ditertibkan.
“Namun, dalam kenyataannya semua argumentasi (terkait pemerintah adil makmur) tersebut hanya merupakan slogan kosong dan ilusi belaka. Kue pembangunan tidak pernah dinikmati rakyat kecil secara adil. Terjadi gap yang sangat dalam antara para penguasa, konglomerat dan rakyat kecil. Untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan tersebut pemerintahan Socharto bertindak semakin represif dan otoriter,” ujar Benny G. Setiono dalam buku Tionghoa dalam Pusaran Politik (2008).
Korupsi jadi merajalela. Korupsi bahkan dilakukan saat hajat hidup rakyat Indonesia mencapai level terendah. Puncaknya, amarah rakyat tak tertahankan saat krisis ekonomi hadir pada 1998. Rakyat bergerak. Soeharto dan Orba pun lengser.
Usut Kekayaan Soeharto
Seisi Indonesia lalu menyambut era reformasi. Pengaruh-pengaruh Soeharto mulai direduksi. Kekayaan Soeharto mulai diusut. Bahkan, pemerintah mulai menguliti korupsi yang dilakukan Soeharto semasa jadi Presiden Indonesia.
Korupsi yang disangkakan negara terbatas ke cara Soeharto menyebarkan uang negara ke berbagai yayasan. Cara korupsi itu lazim dilakukan karena yayasan tak butuh audit yang mendalam. Korupsinya tak main-main.
Duit haram itu masuk ke tujuh yayasan yang diketuanya, dari Yayasan Supersemar hingga Yayasan Trikora. Soeharto sampai pula ditetapkan sebagai tersangka korupsi pada 2000. Namun, tak pernah benar-benar diusut karena kesehatan Soeharto mulai memburuk.
“Kedok yang digunakan oleh Soeharto untuk mendapatkan sumbangan melalui sejumlah yayasan tersebut adalah dengan mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya atau diketuai oleh istrinya bergerak di bidang kemanusiaan. Adapun dana yang diperoleh akan disalurkan dalam bentuk barang, bangunan, bantuan tunai, atau beasiswa. Pada kenyataannya, tidak sedikit uang yayasan yang disalurkan untuk mendukung misi pribadi sang kepala negara dan ibu,” ujar Dhianita Kusuma Pertiwi dalam buku Mengenal Orde Baru (2021).
Proses hukum terhadapnya bak berhenti. Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sempat memaafkannya. Namun, proses hukum terhadap Soeharto tetap jalan dengan catatan akan dilanjutkan prosesnya jika kesehatan Soeharto membaik.
Namun, keinginan itu tak pernah terjadi. Kesehatan Soeharto terus memburuk. Apalagi, kala mulai memasuki tahun 2008. Soeharto pun tak kuasa lagi menahan berbagai macam penyakit yang ada dalam tubuhnya. The Smiling General pun meninggal dunia pada 27 Januari 2008.
Jadi Yesus
Kepergiannya membawa duka yang mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Soeharto memang memiliki dosa besar. Namun, prestasinya tak bisa dianggap remeh. Orang-orang, sebagaimana negara dengan budaya ketimuran pun mulai membicarakan hal-hal baiknya saja.
Bukan berarti hal itu berjalan mulus. Majalah Tempo, misalnya. Majalah kenamaan Indonesia yang dua kali dibredel di era Orba justru memuat kritik dan dosa-dosa dari Soeharto. Majalah Tempo mengeluarkan edisi khusus terkait Soeharto dalam edisi 4-10 Februari 2008.
Mereka bahkan menggunakan sosok Soeharto sebagai sampul dengan headline: Setelah Dia Pergi. Istimewanya lagi gambar sampul yang diinginkan Tempo ialah parodi dari lukisan terkenal milik Leonardo da Vinci, Perjamuan Terakhir (Last Supper).
Soeharto digambar bak seorang menggantikan sosok Yesus Kristus. Soeharto pun diiringi orang-orang terdekatnya – keluarga Cendana—yang berjumlah enak orang. Tiga di kanan dan tiga di kiri. Orang dekat itu seraya murid-murid Sang Juru Selamat yang akan meneruskan kuasanya.
Gambar itu bak parodi sempurna dari Perjamuan Terakhir. Bedanya tak ada roti atau anggur. Sesuatu yang ada hanya gelas kosong saja. Kondisi itu memancing kecaman dari banyak pihak. Mereka menganggap Tempo telah bertindak terlalu jauh dengan menjadikan sosok Soeharto bak Yesus.
“Mereka menyebut Tempo merendahkan Yesus. Mereka mempertanyakan: adakah Pak Harto yang sangat kontroversial itu bisa disamakan dengan Yesus yang kudus? Patutkah kursi Yesus-dalam mitos dan tafsir lukisan-boleh diduduki oleh seorang Soeharto? Pertanyaan menggugat itu akhirnya terasa bukan untuk Tempo, melainkan untuk sejarah hidup Pak Harto sendiri,” ujar Agus Dermawan T dalam buku Karnaval Sahibulhikayat (2021).
Amarah terkait sampul majalah Tempo muncul dari Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Solidaritas Demokrasi Indonesia, Pemuda Katolik, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, hingga Persatuan Gereja-Gereja Indonesia. Mereka marah.
Kemarahan pun memuncak dan memunculkan unjuk rasa. Belakangan majalah Tempo tak ingin masalah itu membesar. Mereka akhirnya bersedia minta maaf kepada seluruh yang tersinggung dan dirugikan terkait karya seni yang dianggap mengkritik Soeharto.
Kejadian itu membuktikan bahwa suatu karya seni memang ekspresi politik. Namun, perkara ketersinggungan akan dilihat dari sejauh mana karya yang dibuat. Niatnya menginggung Soeharto, tapi yang terpacu justru umat Nasrani.
Recommended Article
Insight Indonesia
Muhammadiyah: Ramadan 2025 Begins March 1, Eid Falls on March 30
Muhammadiyah Central Leadership (PP), Tuesday (7/1), officially set the beginning of Ramadan 1446 Hijri on March 1, 2025. Meanwhile, Eid al-Fitr or Lebaran will fall on March 30, 2025.
Ministry of Religious Affairs: 2025 Hajj Departure Begins Early M...
The Ministry of Religious Affairs (Kemenag) issued a travel plan for the 1446 Hijri/2025 Hajj pilgrimage after previously deciding on the Hajj Implementation Fee (BPIH) with the Hajj Working Committee (Panja) of the Hous...
Retirement Age for Workers Rises to 59 Years as of January 2025
This retirement age will be the basis for the utilization of the pension insurance program implemented by the Employment Social Security Agency (BPJS TK).
Government Plans To Have 5000 Heads of SPPG for Makan Bergizi Gra...
The government plans to have 5,000 heads of Nutrition Fulfillment Service Units (SPPG) to manage Makan Bergizi Gratis Programme.
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).
Trending Topic
Weather Forecast
BMKG Predicts Light Rain in 20 Regions in Indonesia Today
As many as 20 regions in Indonesia have the potential to experience light rain on Tuesday (7/1/2025) today. Here is the complete list.
Weather Forecast for Jakarta Saturday 4 Januari 2025
BMKG predicts that Jakarta on Saturday (4/1/2025) today will only be cloudy from morning to night.
Weather Forecast for Jakarta and Around: Light Rain
The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) predicts that light rain will fall in several areas in Jakarta
BMKG Predicts Rain Across Major Indonesian Cities on Tuesday
Rain is expected to fall over several major cities in Indonesia on Tuesday, (12/24/2024), according to the BMKG