Kenal Lebih Dekat dengan Sejarah Dunia Perfilman Indonesia
SEAToday.com, Jakarta - 30 Maret bukan hanya diperingati sebagai Hari Film Nasional, namun menjadi sejarah bangkitnya dunia perfilman di Indonesia. Namun, kita perlu tahu bagaimana perjalanan film di Indonesia dan siapa yang berkontribusi dalam pembuatannya. Berikut informasinya.
Bioskop pertama di Indonesia berlokasi di Lapangan Pasar Gambir atau kini menjadi Monumen Nasional (Monas) pada 5 Desember 1990. Saat itu masyarakat menyebutnya dengan istilah 'gambar idoep'. Film pertama yang ditayangkan adalah film dokumenter tanpa suara tentang Raja dan Ratu Belanda.
Seiring dengan banyaknya bioskop yang tersebar di beberapa daerah, film tanpa suara berhasil diproduksi di Indonesia. Film tersebut berjudul 'Loetoeng Kasaroeng' yang dibuat oleh NV Java Film Company dan disutradarai L.Heuveldorp dan G. Kruger asal Belanda. Dikutip dari repositori.kemdikbud.go.id, film ini menceritakan tentang Purbasari yang diejek oleh kakaknya karena memiliki pacar seekor lutung bernama Guru Minda. Namun, lutung tersebut sebetulnya merupakan pangeran tampan titisan Dewi Sunan Ambu.
Bioskop ini pertama kali dibangun pada 1932, namun saat masa pemerintahan kolonial difungsikan sebagai rumah tinggal keluarga Belanda. Seiring berjalannya waktu, di tahun 1951, bangunan ini mulai dialihfungsikan sebagai bioskop dengan nama ‘Bioscoop Metropool’. Metropool menjadi termegah dan terbesar di Indonesia di masa itu dan memiliki kapasitas 1.700 kursi.
Cikal Bakal Penetapan Hari Film Nasional tak bisa lepas dari kontribusi Usmar Ismail. Tokoh yang diberi gelar 'Bapak Perfilman Indonesia' ini berhasil memproduksi film Indonesia pertama kalinya yang berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi). Sebelumnya, ia juga mendirikan Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) bersama teman senimannya. Berkolaborasi dengan Perseroan Artis Indonesia (Persari), keduanya berhasil menggagas Festival Film Indonesia (FFIJ) dan memproduksi Lewat Djam Malam (1954) agar film Indonesia bisa menang di Festival Film Asia. Hari Film Nasional diperingati berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999 yang ditetapkan oleh Presiden saat itu, BJ Habibie. Tanggal 30 Maret dipilih karena menandai pengambilan gambar film ‘Darah dan Doa’ di tahun 1950.
Recommended Article
News Update
Philippines Names VP Sara Duterte as 'Mastermind' Behind Assassin...
The Philippine Department of Justice declared Vice President Sara Duterte as the mastermind behind an assassination plot against President Ferdinand Marcos Jr.
Shin Tae-yong Launches STY Academy to Boost Indonesian Youth Foot...
The academy offers a structured and comprehensive program designed to cater to different age groups and skill levels. According to the official STY Sports Group website, the programs are divided into four categories base...
Minister of Religious Affairs Arrives in Saudi Arabia to Discuss...
Minister Nasaruddin's meeting with Minister of Hajj and Umrah Tawfiq F Al Rabiah will take place on Sunday (11/24) night in Makkah. Also scheduled to join the meeting are Head of BPH Mochammad Irfan Yusuf, Director Gener...
President Prabowo Secures IDR 294 Trillion in Foreign Investments...
From his visit over the past two weeks, President Prabowo received investment commitments worth a total of US$18.57 billion or around Rp294.80 trillion (assuming an exchange rate of Rp15,880.00 per US dollar).
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).