SEAToday.com, Jakarta-Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro menjelaskan, sebanyak 1.047 mahasiswa Indonesia diberangkatkan ke Jerman melalui program “ferienjob” yang disosialisasikan oleh PT CVGEN dan PT Sinar Harapan Bangsa (PT SHB) di kampus-kampus.

Ferienjob sendiri merupakan program pekerjaan fisik yang dibuat pemerintah Jerman untuk mengisi kebutuhan pekerja fisik di negara tersebut. Lebih lanjut, PT SHB mengklaim bahwa ferien job tersebut masuk ke dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan dapat dikonversikan ke 20 SKS. Padahal, PT SHB tidak pernah terdaftar dalam program MBKM maupun sebagai perekrut tenaga kerja di Kementerian Ketenagakerjaan.

Pada saat mendaftarkan diri, korban harus membayar 150 ribu rupiah kepada PT CVGEN dan 150 euro kepada PT SHB karena korban diklaim sudah diterima agency runtime di Jerman. Selanjutnya, korban diminta membayar 200 euro kepada PT SHB untuk pembuatan working permit yang dibutuhkan untuk membuat visa. Kemudian, gaji korban dipotong setiap bulannya untuk biaya talangan sebesar 30 juta rupiah sampai 50 juta rupiah.

Kini, lima orang dengan inisial ER (39), A (37), AJ (52), SS (65), dan MZ (60) sudah ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan ribuan korban sudah pulang ke tanah air berhubung kontrak mereka sudah selesai pada Desember 2023. Lebih lanjut, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), salah satu kampus yang mahasiswanya diberangkatkan untuk mengikuti ferienjob di Jerman, akan mengambil langkah hukum terhadap SS, PT CVGEN, dan PT SHB.

Perlu dicatat bahwa KBRI Berlin menyatakan, ferienjob tidak termasuk dalam kerja sama antarpemerintah dan tidak berhubungan dengan sektor akademik seorang mahasiswa. (JESSICA/DKD)