SEAToday.com, Pyongyang-Pemerintah Korea Utara mengumumkan peraturan baru terkait larangan bagi warganya untuk memelihara anjing. Dilansir dari Daily Mail UK, Kamis (14/3), larangan tersebut disebarkan oleh Persatuan Perempuan Sosialis Korea, menurut sebuah sumber di Provinsi Pyongan Selatan.

"Memperlakukan anjing sebagai anggota keluarga dengan tidur dan makan bersama, tidak sesuai dengan gaya hidup sosialis dan harus dihindari," ungkap sumber tersebut.

Pemerintah Korea Utara juga mengecam aksi warganya yang mendandani anjing dengan pakaian layaknya manusia, karena dianggap aktivitas borjuis yang membuang-buang uang. Peraturan tersebut menekankan agar memelihara anjing hanya untuk digunakan bulunya atau diambil dagingnya untuk dimakan.

Praktik memelihara anjing sebagai hewan peliharaan dimulai sejak awal tahun 2000-an di Korea Utara, saat itu anjing-anjing tersebut biasanya digunakan sebagai anjing penjaga.

Mereka mengatakan, 'Selalu ada keluarga yang memiliki kucing untuk menangkap tikus, tetapi tidak banyak keluarga yang memiliki anjing.

"Namun, jumlah tersebut berangsur-angsur meningkat, dan baru-baru ini ada peningkatan yang nyata dalam jenis anjing asing seperti Pomeranian dan Shih Tzu, yang dulunya merupakan pemandangan langka di Korea Utara.

Meskipun daging anjing dimakan di kedua Korea, daging anjing menjadi kontroversi di Korea Selatan dan pemerintah Seoul mengeluarkan undang-undang pada bulan Januari yang melarang produksi dan penjualannya. (AQILLA/DKD)