• Tuesday, 21 January 2025

Arti Penting Sumber Mata Air dalam Ritual Melukat di Bali

Arti Penting Sumber Mata Air dalam Ritual Melukat di Bali
potret masyarakat Bali yang dekat dengan air. Mereka pun membangun pura di dekatnya | Museum Nasional

Ritual melukat akan ditonjolkan dalam acara World Water Forum ke-10 yang berlangsung pada 18-25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali. Tiap delegasi nantinya tak hanya fokus ikut forum saja, mereka akan diajak berkeliling bali dan melakukan melukat ke tiga lokasi sumber mata air.

Lokasi itu adalah Pura Tirta Empul di Tampaksiring, Penglukatan Mumbul di Abiansemal, dan Penglukatan di Jatiluwih Tabanan. Pertanyaan muncul kenapa melukat hanya dilakukan di sumber mata air saja, tidak di laut atau danau?

Orang Bali tak pernah kekurangan ajian untuk memuliakan air. Air memiliki arti penting dalam kehidupan bagi seisi Pulau Dewata. Alasan itu membuat air selalu hadir dalam setiap ritus hidup orang bali, kelahiran hingga kematian.

Kehendak itu melahirkan upaya menjaga air. Upaya menjaga itu tak cuma berasal dari ucapan. Mereka menjaga air dengan seperangkat adat-istiadat, budaya, hingga tradisi. Di mana ada air, di situ orang Bali mensakralkan tempat itu.

Hasilnya segala macam ritual orang Bali sering kali memuliakan air. Ritual di air laut saja cukup banyak. Ada melasti, ngodalin, dan ngebejiang. Ritual itu memiliki peruntukan masing-masing. Melasti adalah penyucian diri sekala besar warga Bali dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi.

Ngodalin merupakan perayaan hari jadi tempat suci: pura. Terakhir ngebejiang yang notabene ritual menyucikan peralatan suci yang ada di dalam pura.

“Air laut merupakan Tirta Amertaning Kamandalu yaitu air suci yang akan memenuhi segala keinginan yang mulia. Itu sebabnya prosesi yadnya yaitu melasti, ngodalin, mlapas, maupun ngebejiang yang dituju adalah air yaitu lautan,” Desak Nyoman Seniwati dan I Gusti Ayu Ngurah dalam tulisannya di Jurnal Vidya Wertta berjudul Tradisi Melukat Pada Kehidupan Psiko-Spritual Masyarakat Bali (2020).

Upaya memuliakan air lainnya juga dilangsungkan di sumber mata air. Ritual yang dilakukan di tempat itu dikenal luas dengan melukat. Melukat sendiri berasal dari bahasa jawi dan bali yang berarti sebuah penyucian. Alias, prosesi penyucian baik jasmani, atau rohani.

Budayawan Bali, Mangku Alit Sidhi Mantra mengungkap prosesi penyucian itu sudah dilakukan sejak dulu kala, bahkan sejak Bali Kuno. Melukat pun sampai merasuk ke alam pikir manusia sebagai alam terkecil, mikrokosmos (bhuwana alit) maupun alam semesta, makrokosmos (Bhuwana agung).

Penyucian itu menurutnya sekarang dibagi jadi dua hal. Pembersihan jasmani dan pembersihan rohani. Pembersihan jasmani yang paling tepat adalah dengan menggunakan air. Beda hal dengan melukat untuk membersihkan rohani.

Ritual itu tidak hanya butuh air belaka. Konteks itu membutuhkan sebuah spiritualitas. Kadang pula spritualitas sebagai orang Hindu. Spritulitas itu dapat membuat air menjelma jadi tirta (air suci). Dalam hal ini, supaya tirta menjadi amarta, sebuah berkah.

“Di dalam konteks tirta pasti ada sebuah spirit yang dimainkan secara kemampuan dari pada alam, kemampuan dari pada sang pencipta, kemampuan dari orang-orang yang selama ini berada di dalam semangat. Inilah yang akhirnya bisa mesmbersihkan secara rohaninya, tetapi konteks dalam artian membersihkan diri jasmani berbeda,” ujar Mangku Alit saat dihubungi SEAToday.com, 9 Mei 2024.

Pentingnya Sumber Mata Air

Ritual melukat lazimnya dilakukan di sumber mata air. Pura Tirta Empul Tampaksiring di Tampaksiring, Penglukatan Mumbul di Abiansemal, dan Penglukatan di Jatiluwih Tabanan. Tempat-tempat itu dikenal luas sebagai sumber mata air orang Bali.

Prosesi melukat dalam konteks pembersihan jasmani saja sebenarnya dapat dilakukan di mana saja. Namun, prosesi yang merangkum melukat jasmani dan rohani sering kali dilakukan di mata air. Hampir pasti takkan dilakukan di pantai atau di danau.

Kondisi itu nyatanya memiliki alasan. Mangku Alit menyebut orang Bali percaya sumber mata air memiliki kualitas air yang terjaga. Tidak terkontaminasi dan murni. Kemurnian itu mampu menunjang ritual sehingga membawa keberkahan bagi kesehatan jasmani.

“Jadi, kenapa akhirnya dipilih sumber mata air, dalam artian sumber mata air ini mengandung komponen PH air (tingkat keasaman) yang baik untuk kulit. Itu konteknya,” jelas Mangku Alit.

Mangku Alit menyebut sumber-sumber mata air di Bali sudah benar-benar di jaga. Ada atau tidak, keuntungan secara ekonomi. Orang Bali lalu mensakralkan sumber mata air dengan membangun sebuah parahyangan (pura). Suatu ruang atau wadah bagi umat Hindu Bali menjalankan baktinya kepada Sang Pencipta.

“Sumber-sumber mata air di Bali itu benar-benar di jaga, dialokasikan, dan akhirnya dibuatkan sebuah parahyangan sebagai bentuk daripada kesadaran masyarakat Bali menjaga sumber mata air itu. Agar tetap terjaga, tidak terkontaminasi karena sumber air murni dari alam, tidak memiliki kontaminasi secara kimia, secara istilahnya polusi dan lain-lain,” tambahnya.

Semua itu dilakukan supaya sumber mata air tetap terjaga dan tak terkontaminasi apapun. Pengetahuan itu lalu dibagikan secara turun-temurun. Mereka yang melakukan pelukatan, orang Bali dan ataupun di luar Bali, hingga mancanegara bisa mendapatkan manfaat lebih dari ritual penyucian diri.

Share
Insight Indonesia
Japan's Prime Minister Supports Indonesia to Become a Member of OECD

Japan's Prime Minister Supports Indonesia to Become a Member of OECD

Muhammadiyah: Ramadan 2025 Begins March 1, Eid Falls on March 30

Muhammadiyah Central Leadership (PP), Tuesday (7/1), officially set the beginning of Ramadan 1446 Hijri on March 1, 2025. Meanwhile, Eid al-Fitr or Lebaran will fall on March 30, 2025.

Ministry of Religious Affairs: 2025 Hajj Departure Begins Early M...

The Ministry of Religious Affairs (Kemenag) issued a travel plan for the 1446 Hijri/2025 Hajj pilgrimage after previously deciding on the Hajj Implementation Fee (BPIH) with the Hajj Working Committee (Panja) of the Hous...

Retirement Age for Workers Rises to 59 Years as of January 2025

This retirement age will be the basis for the utilization of the pension insurance program implemented by the Employment Social Security Agency (BPJS TK).

Government Plans To Have 5000 Heads of SPPG for Makan Bergizi Gra...

The government plans to have 5,000 heads of Nutrition Fulfillment Service Units (SPPG) to manage Makan Bergizi Gratis Programme.

Trending Topic
Weather Forecast
Weather Forecast: Light Rain Expected in Jakarta from Afternoon to Night on Monday

Weather Forecast: Light Rain Expected in Jakarta from Afternoon to Night on Monday

Weather Forecast: Rainy Day in Jakarta, Prepare for Showers from...

The Jakarta area is forecasted to experience rain starting Thursday (1/16) afternoon and continuing into the evening, according to the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG).

BMKG Predicts Light Rain in 20 Regions in Indonesia Today

As many as 20 regions in Indonesia have the potential to experience light rain on Tuesday (7/1/2025) today. Here is the complete list.

Weather Forecast for Jakarta Saturday 4 Januari 2025

BMKG predicts that Jakarta on Saturday (4/1/2025) today will only be cloudy from morning to night.

Weather Forecast for Jakarta and Around: Light Rain

The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) predicts that light rain will fall in several areas in Jakarta