• Sunday, 22 December 2024

Prabowo Subianto Jadi King Maker: Orbitkan Jokowi Hingga Anies Baswedan Pimpin DKI Jakarta

Prabowo Subianto Jadi King Maker: Orbitkan Jokowi Hingga Anies Baswedan Pimpin DKI Jakarta
Prabowo Subianto usung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 | ANTARA

SEAToday.com, Jakarta - Kemenangan Pramono Anung-Rano Karno bawa kehebohan dalam kontestasi Pilgub Jakarta 2024. Kehebohan itu muncul karena pertama kalinya calon yang diusung Prabowo Subianto (Ridwan Kamil dan Siswono), kalah. Alasan kekalahannya banyak faktor.

Belum lagi urusan tingginya angka golput di DKI Jakarta. Dulu kala kondisi itu tak pernah terlihat. Intuisi Prabowo dalam memilih calon pemimpin diakui jempolan. Ia jadi sosok yang menjadikan Joko Widodo, kemudian Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. Begini ceritanya.

Urusan memilih partai politik yang mewakili nurani tak mudah. Intervensi dari ragam pihak jadi muara. Kondisi itu membuat keinginan mengabdi kepada rakyat, jadi hanya mengabdi ke segelitir elite partai. Prabowo Subianto pun sempat merasakannya.

Ia mulainya aktif sebagai kader Partai Golongan Karya (Golkar). Namun, ia tak kerasan. Ia kemudian memilih keluar dan membesar sendiri partainya, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Partai Gerindra pun hadir pada 2008.

Alih-alih mendapatkan dukungan luas, Prabowo dan Gerindra diremehkan. Gerindra dianggap takkan mampu menggoyang peta politik di Nusantara.

"Ada kawan-kawan yang menertawakan kita, ada kawan yang dari kecil, yang saya banyak memberikan proyek, memberikan bantuan, mereka ketawa, tanya partai, apa itu gerindri? gerindru? Apa itu, demi Allah," kenang Prabowo dikutip laman Kompas.com, 6 Februari 2020.

Ragam kritik dianggap Prabowo bak ‘pelumas’ perjuangan. Kritik boleh berdatangan, tapi, semangat tak boleh kendor. Prabowo dan Gerindra perlahan-lahan membuktikan. Mesin politik Gerindra pun mampu unggul. Buktinya partai berlambang burung garuda jadi salah satu partai yang paling diperhitungkan di Indonesia. 

Prabowo Angkat Jokowi

Prabowo dan Gerindra kian percaya diri. Mereka terus menggerakkan mesin politiknya untuk eksis di Nusantara. Gebrakan besar coba dilakukan. Prabowo pun tak hanya berperan jadi Ketua Umum saja, tapi ia ikut terjun mencari kader terbaik.

Ia juga mulai menjalankan peran baru. Ia mulai menjadi seorang King Maker. Keinginan itu bukan cuma pepesan kosong Belanda. Prabowo mencoba langkah berani kala ambil bagian dalam percaturan Pilgub DKI Jakarta 2012.

Jakarta dianggap Prabowo spesial. Barang siapa yang dapat menaklukkan Indonesia, maka peluangnya menaklukkan Indonesia pun besar. Prabowo dan Gerindra coba ambil jalan tak biasa. Mereka berani berbeda dari kebanyakkan partai yang ada dengan mendukung petahana Fauzi Bowo (Foke).

Foke memang kala itu berada di atas angin. Namun, bukan berarti tak bisa dikalahkan. Prabowo justru mencoba memajukan orang baru. Orang itu adalah Wali Kota Solo era 2005-2012, Jokowi. Prabowo kepincut dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang merakyat. Gaya blusukannya dianggap menarik dan bisa menuntaskan ragam masalah. 

Masalahnya, Peluang Jokowi jadi kandidat cagub DKI Jakarta tipis. Peluang tipis itu karena partai tempat Jokowi bernaung, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ogah mendukungnya. Partai berlambang banteng moncong putih condong ke Foke.

Prabowo dan Gerindra bergerak. Prabowo bolah balik mengajak Ketua Umum PDIP Megawati berunding untuk menjadikan Jokowi sebagai Cagub.

"Pak Prabowo datang lagi, datang lagi, ketemu lagi, pelan-pelan meyakinkan ibu untuk mencalonkan Pak Jokowi. Dan waktu itu, hanya dua partai politik di Jakarta yang mencalonkan Pak Jokowi sebagai gubernur, hanya dua dari 36 partai," ujar Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo dikutip laman detik.com, 12 Maret 2023.

Megawati juga dituntut oleh kader muda PDIP untuk mengusung Jokowi. Hasilnya Prabowo bisa tersenyum. Kedua partai besar itu berkongsi dalam Pilgub DKI Jakarta 2012. Jokowi pun kemudian dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Kongsi PDIP dan Gerindra pun bak menantang koalisi gemuk partai pendukung Foke. Hasilnya, popularitas Jokowi-Ahok mampu mengalahkan lawan-lawannya. Jokowi dengan gaya kalemnya. Ahok dengan ceplas-ceplosnya.

Puncaknya, Jokowi-Ahok jadi pemenang Pilgub DKI Jakarta 2012. Keduanya jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru.

Prabowo Angkat Anies Baswedan

Prabowo tak hanya mengakomodasikan mereka yang memiliki reputasi tinggi saja. Ia juga bisa melihat potensi lainnya. Bahkan, kala potensi itu muncul dari mantan lawan politiknya kala kampanye capres pada Pilpres 2014, Anies Baswedan.

Kala itu Prabowo jadi capres. Anies sendiri jadi jubir dari tim pemenangan lawan Prabowo, Jokowi-Jusuf Kalla (JK). Prabowo lagi-lagi ingin mencatatkan namanya sebagai king maker Jakarta. Ia dan Gerindra bersepakat mengusung Anies dan Sandiaga Uno di Pilgub DKI Jakarta 2017.

Ia tak peduli jagoannya – Anies dan Sandi – harus menghadapi petahana kuat yang juga mantan kader Gerindra, Ahok. Prabowo tetap pada intuisinya mendukung Anies-Sandi. Keduanya dianggap bisa membuat Jakarta lebih baik.

"Saudara-saudara, Anies Baswedan bukan kader Partai Gerindra. Anies Baswedan bukan saudara saya. Bahkan Anies Baswedan dulu lawan saya. Iya kan? Tapi tidak ada masalah," kata Prabowo, saat orasi untuk kampanye Anies-Sandi dikutip laman Kompas.com, 1 Februari 2017.

Pilihan Prabowo mendukung Anies mulanya sempat dianggap remeh. Ahok yang kala itu elektabilitasnya sedang tinggi jadi masalah. Anies dianggap takkan mampu ungul dari Ahok. Namun, tiada kata menyerah dari kehidupan seorang Prabowo.

Mesin politik partai Gerindra coba dimaksimalnya. Mereka mulai merangkul seluruh pihak yang berseberangan dengan Ahok. Kondisi itu membuat peta politik Jakarta bimbang. Kondisi itu ditambah pula Ahok terjebak dalam skandal penyebutan Al Maidah ayat 51.

Sandungan kasus itu membuat Prabowo yakin Anies-Sandi akan menang. Ia menggerakkan segala macam daya upaya supaya keduanya terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru.

Puncaknya, Prabowo lagi-lagi berhasil ‘menciptakan’ pemimpin mempuni baru. mulanya Anies diremehkan dalam memimpin Jakarta. Namun, belakangan ia mulai menemukan ritme. Ragam kritik disikatnya. Ia menciptakan menciptakan Jakarta yang bersahaja. 

Kemenangan Jokowi, lalu Anies membuktikan bahwa intuisi Prabowo tajam dalam melihat calon pemimpin. Prabowo tak saja hanya memilih, ia juga mampu membentuk kepribadian seseorang.   

Share
News Update
91 Indonesians Successfully Evacuated from Syria, Safely Arrived in Indonesia

91 Indonesians Successfully Evacuated from Syria, Safely Arrived in Indonesia

Criminal Investigation Agency Question Cooperatives Minister Budi...

Budi Arie Setiadi, current Minister of Cooperatives, questioned by Kortastipidkor regarding undisclosed matters. Investigation linked to past scandals.

Light Rain Expected Across Most of Jakarta

The BMKG forecasts light rain for most areas of Jakarta and the Thousand Islands on Thursday, (12/19/2024).

OIKN Targets Legislative, Judicial Buildings to be Completed in...

The Nusantara Authority (OIKN) is targeting the construction of legislative and judicial infrastructure to be completed by 2028.

The Ministry of Foreign Affairs Confirms No Indonesian Citizens A...

The Indonesian Ministry of Foreign Affairs has confirmed that no Indonesian citizens (WNI) were victims of the 7.3-magnitude earthquake that struck Vanuatu on Tuesday, December 17, 2024

Trending Topic