Bung Karno dan Dunia Pewayangan: Ilham Kisah Wayang Kulit Jadi Amunisi Lawan Penjajahan
SEAToday.com, Jakarta - Insprasi perjuangan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda muncul dari mana-mana. Ada yang menganggap insprasi datang dari kejayaan Islam. Ada pula yang menganggap insprasi datangnya dari kepedihan penindasan Belanda terhadap kaum bumiputra.
Insprasinya boleh beragam, tapi tujuannya tetap sama: Indonesia merdeka. Soekarno pun terkenal lihai dalam menyerap ragam insprasi. Bung Karno dengan lihai menjadikan kisah pewayangan sebagai bumbu keberanian melawan Belanda. Begini ceritanya.
Kedekatan Bung Karno dengan wayang bukan barang baru. Dulu kala Bung Karno jadi salah satu sosok yang menikmati pertunjukan wayang kulit. Bung Karno lahir dari orang tua yang berdarah Jawa dan Bali jadi alasan utamanya. Sesuatu yang membuat dari seni mengalir dalam darah Bung Karno.
Akses Bung Karno menonton pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk terbuka lebar. Beda hal dengan menonton hiburan Eropa. Ia mampu menikmati sekali kesenian wayang kulit dengan ragam lakon cerita. Baginya wayang adalah hiburan yang menenangkan.
Suatu hiburan yang memberikan opsi baginya dalam dalam memandang penjajahan. Bung Karno sampai memiliki tokoh wayang favoritnya dari kisah Mahabharata. Bima, namanya. Bung Karno mengagumi Bima karena dianggapnya tokoh pembela kebenaran yang gagah berani.
Nama Bima pun kemudian diabadikan oleh Bung Karno sebagai nama penanya dalam menelus di Koran Oetoesan Hindia kala menuntut ilmu di Surabaya. Tulisan Bung Karno pun sesuai semangat Bima. Berani dan bikin jengkel kaum penjahat.
“Bung Karno dilahirkan di Jawa Timur dari seorang ayah Jawa dan ibu Bali. Bung Karno juga dibesarkan di Jawa Timur. Dengan latar belakang itu, wajar sekali jika Bung Karno menyenangi wayang dan tembang Jawa. Kebetulan sekali saya, yang dilahirkan di daerah Bagelen, Kedu Selatan juga senang wayang dan tembang. Sering kami berbincang-bincang mengenai dua hal tersebut dalam saat-saat santai,” ujar mantan Ajudan Bung Karno, Bambang Widjanarko dalam buku Sewindu Bersama Bung Karno (2010).
Alat Melawan
Kisah pewayangan bak memberikannya amunisi perlawanan. Soekarno muda bak tak kenal takut. Ia yang menuntut ilmu hingga ke Bandung terus saja melanjutkan agendanya. Ia menyadarkan kaum bumiputra bahwa penjajahan Belanda harus dihapuskan karena menyengsarakan rakyat.
Bung Karno tak melulu mengandalkan satu cara dalam berjuang. Ia mengandalkan banyak cara. Ia menuliskan tulisan perlawanan. Ia juga memilih untuk naik mimbar ke mimbar. Semuanya dilakukan dengan tujuan Indonesia merdeka.
Kisah-kisah pewayangan kerap diselipkan dalam retorikanya. Kisah pewayangan itu dianggap lebih mudah diterima karena memang bagian dari budaya Nusantara. Kadang juga tiap kehadiran Bung karno kerap dilengkapi dengan pertunjukkan wayang kulit.
Istrinya Inggit Garnasih melihat sendiri bagaimana Bung Karno tergila-gila dengan pewayangan. Bung Karno bak membebaskan dirinya kala menonton wayang. Nilai-nilai kebaikkannya diserap. Nilai-nilai itu kemudian diadopsinya jadi ‘senjata’ perlawanan.
“Aku mendengarkan cerita tambahan terkait suamiku, waktu sekolah di Surabaya, waktu ia tergila-gila menonton wayang dan rupa-rupanya lagi riwayat hidupnya. Dalam pembicaraan itu kami banyak tertawa, tetapi tertawa perlahan-lahan saja. hanya Kusno yang bisa tertawa keras,” ujar Inggit sebagaimana ditulis Ramadhan K.H. dalam buku Soekarno: Kuantar ke Gerbang (2014).
Inggit juga menyaksikan sendiri bagaimana semangatnya Bung Karno bersentuhan dengan wayang. Bung Karno tak ubahnya langsung bereaksi. Semangatnya meninggi. Kondisi itu membuatnya kian semangat memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia.
Sebarkan Kisah Pewayangan
Kisah pewayangan kadang jadi andalan Bung Karno untuk mengajak kawan-kawannya membangun nyali perjuangaan meraih kemerdekaan Indonesia. Setidak-tidaknya supaya mereka tak takut diancam penjajah Belanda.
Kondisi itu dilakukan Bung Karno disaat ia sendiri sedang apes di tahan di Penjara Banceuy pada 1920-an. Bung karno kala itu dianggap pemberontak yang berisik. Bung Karno tiba-tiba tetap jadi pusat perhatian tahanan politik lainnya.
Penahanan Bung Karno di Penjara Benceuy tak memuatnya hilang semangat. Ia selalu terhibur dengan menjadikan kisah pewayangan sebagai hiburan. Istimewanya lagi kisah-kisah pewayangan itu ia mainkan untuk menghibur mereka sesama tahanan politik.
Urusan cerita perwayangan Bung Karno sudah hafal di luar kepala. Bung Karno juga aktif dibawakan buku kisah pewayangan oleh istrinya, Inggit ke penjara. Buku-buku itu banyak memuat terkait kisah-kisah Hindu klasik, dari Mahabharata hingga Ramayana.
“Aku berhasil mendapat buku wayang. Wayang ini adalah bentuk seni yang paling populer di Indonesia. Dengan menggunakan bentuk‐bentuk dari kulit yang memberikan bayangan pada layar putih maka dalang menggambarkan kisah‐kisah Mahabharata dan Ramayana, kisah‐ kisah Hindu klasik dari masa lampau. Ini adalah drama keramat dari Indonesia,” ujar Bung Karno dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2014).
Rekan-rekannya kebagian peran. Mereka diminta Bung Karno membaca buku wayang. Hasilnya menganggumkan mereka memainkan cerita-cerita wayang di penjara. Bung Karno kadang kala meminta mereka untuk menceritakan cerita wayang tanpa melihat buku-buku.
“Kelakuan kami dengan melakonkan wayang ini tidak hanya menyenangkan dan menghiburku, akan tetapi ia juga meringankan perasaan dan memberi kekuatan pada diriku. Bayangan‐bayangan hitam di kepalaku melebur bagai kabut dan aku bisa tidur pulas dengan rasa puas akan keyakinanku, bahwa yang baik akan mengungguli yang jahat,” tambah Bung Karno.
Rekan-rekan Bung Karno akhirnya memahami kekuatan cerita pewayangan. Mereka mengenal banyak tokoh-tokoh pewayangan yang hebat, dari Bima hingga Gatot Kaca. Tokoh-tokoh itu dianggap sebagai sosok yang menginspirasi karena lihai dalam pertempuran.
Cerita-cerita itu membawa mereka jadi pribadi yang tak kenal takut. Mereka bak ‘mewakafkan’ perjuangannya untuk perlawanan melepaskan belenggu penjajahan. Paling tidak, semangat itu jadi bagian penting yang membentuk pribadi Bung Karno berjuang melawan penjajah hingga Indonesia merdeka.
Recommended Article
News Update
US President-Elect Donald Trump Appoints Elon Musk to Lead Govern...
US president-elect Donald Trump has appointed SpaceX founder Elon Musk (@elonmusk) to lead the Government Efficiency Department.
President Prabowo Meets President Joe Biden to Mark 75th Annivers...
Indonesian President Prabowo Subianto held a bilateral meeting with US President Joe Biden at the White House in Washington DC on Tuesday (11/12).
Prabowo Meets Biden at The White House to Discuss Indonesia-US Di...
During the meeting, President Prabowo was warmly received by President Biden, and the two leaders discussed the strong diplomatic ties between Indonesia and the U.S.
Multiple Accidents on Cipularang Toll Road KM 92 Damaging Numerou...
The collision occurred as the KM 92 area was hit by heavy rain and lightning, which likely contributed to poor visibility and slippery road conditions.
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).