Apa Itu Badai Sumatera? Angin Besar yang Bikin Pohon Tumbang di Singapura
SEAToday.com, Singapura – Wilayah Singapura beberapa hari yang lalu mengalami hujan lebat disertai angin kencang. Angin tersebut berhasil menumpangkan banyak pohon di Singapura. Menurut sejumlah pihak berwenang dan para ahli, angin itu adalah badai Sumatera atau Sumatera squall.
Apa itu badai Sumatera? Melansir dari CNA News badai Sumatra memiliki karakteristik yang khusus dibandingkan jenis badai lainnya. Badai ini berbentuk serangkaian badai petir yang terbentuk di atas pulau Sumatera di Indonesia atau Selat Malaka dan bergerak ke Timur dan tiba di Singapura serta Semenanjung Malaysia.
Badai Sumatera bisa memicu terjadinya hujan deras selama satu-dua jam tanpa henti. Badai Sumatra berhasil tiba di Singapura pada Selasa (17/9) malam sekitar pukul 19.00 waktu Singapura. Kecepatan angin badai Sumatera 40 km/jam sampai 80 km/jam.
Beberapa daerah di Singapura yang terdampak badai Sumatra adalah Pasir Panjang, Sembawang, Changi, hingga Seletar. Kecepatan angin di wilayah itu sampai 70 km/jam
Badai Sumatera selain menumbangkan pohon juga menyebabkan kerusakan di beberapa tempat. Bahan di dalam toko ada rak-rak yang berjatuhan karena tertiup angin dari luar. Orang-orang memilih berada di dalam rumah dibandingkan keluar karena sangat berbahaya.
Badai Sumatera terjadi selama muson barat daya dan periode muson dari April hingga November saat angin bertiup dari barat daya Singapura.
Badai Sumatera pernah juga melanda Singapura pada bulan Juli 2014 lalu. Saat itu kekuatan angin mencapai 103,7 km/jam dan tumbangkan pohon dan tenda-tenda runtuh di bagian pulau.
“Kejadian di Singapura sangat terkait dengan angin barat daya,” ucap Dr Wang Jingyu, asisten profesor geografi fisik di Institut Pendidikan Nasional (NIE). “Angin barat daya dipaksa naik melewati pegunungan Bukit Barisan dan menghasilkan sistem konveksi berbentuk linier yang menyebar melintasi Selat Malaka menuju Semenanjung Malaysia,” tambahnya.
Akhir-akhir ini terjadi 5 - 10 kali badai per bulan di Singapura. Menurut laporan pada 2020, Singapura mengalami rata-rata 45 kali badai per tahun yang terjadi pada waktu dini hari atau sebelum pagi hari.
Recommended Article
News Update
Minister of Religious Affairs Arrives in Saudi Arabia to Discuss...
Minister Nasaruddin's meeting with Minister of Hajj and Umrah Tawfiq F Al Rabiah will take place on Sunday (11/24) night in Makkah. Also scheduled to join the meeting are Head of BPH Mochammad Irfan Yusuf, Director Gener...
President Prabowo Secures IDR 294 Trillion in Foreign Investments...
From his visit over the past two weeks, President Prabowo received investment commitments worth a total of US$18.57 billion or around Rp294.80 trillion (assuming an exchange rate of Rp15,880.00 per US dollar).
Pertamina Eco RunFest 2024: A Grand Success with 12,300 Runners J...
This event is presented in order to welcome Pertamina's 67th Anniversary which falls on December 10, 2024. The participants took part in four categories, namely 1.5K (Family Run), 5K (Fun Run), 10K (Student, General and...
UN Condemns Security Council’s Failure to Pass Crucial Ceasefire...
The United Nations (UN) expressed disappointment over the Security Council's failure to pass a resolution for a ceasefire in Gaza after the United States blocked the draft, UN spokesman Stephane Dujarric stated on Wednes...
Trending
- # Daily Update
- # Regional
- # Nasional
- # Internasional
Popular Post
SOEs Ministry Tries Out Four Days in Workweek System
The State-Owned Enterprises (SOEs) Ministry is testing the implementation of a four-day workweek. This was shared on Instagram @lifeatkbumn on Saturday (6/8).
TransJakarta Extends Operational Hours of Soekarno-Hatta Airport...
TransJakarta extended its service time until midnight for the corridor with destination to the Soekarno-Hatta International Airport, starting Wednesday (6/19).