• Monday, 18 November 2024

Bayi Prematur di Gaza Meninggal dalam Inkubator, Menyusul Keluarganya yang Lebih Dulu Wafat

Bayi Prematur di Gaza Meninggal dalam Inkubator, Menyusul Keluarganya yang Lebih Dulu Wafat
Arsip foto - Seorang anak laki-laki berlutut di dekat kuburan para korban tewas dalam konflik Hamas-Israel di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada Selasa (30/1/2024). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/pri. (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

SEAToday.com, Gaza-Bayi yang lahir prematur di Gaza akhirnya meninggal setelah beberapa hari menjalani perawatan di dalam inkubator rumah sakit.  Bayi perempuan tersebut berhasil dilahirkan setelah sang ibu meninggal dunia akibat serangan Israel di Jalur Gaza.

Nama bayi mungil tersebut adalah Sabreen al-Rouh Jouda. Mengutip dari Al Jazeera Dr.Mohammad Salama dokter di rumah sakit mengatakan pihaknya sudah berusaha untuk menyelamatkan bayi tersebut namun kondisi kesehatannya makin hari memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.

Sabreen lahir dengan berat 1,4 kilogram dan mengalami masalah pada pernapasannya. Menurut sang dokter saat lahir organ pernapasan bayi Sabreen belum matang. “Sistem kekebalan tubuhnya sangat lemah dan itulah yang menyebabkan kematiannya,” tambah Salama.

Bayi perempuan itu dinamakan Sabreen agar sama dengan ibunya yang bernama Sabreen Al-Sakani. Ibu bayi dibawa ke rumah sakit setelah menjadi korban serangan udara Israel menghantam rumah keluarganya di Rafah, Gaza selatan.

Akhirnya ibu bayi melahirkan melalui operasi caesar, tak lama ia meninggal karena mengalami luka-luka pada tubuhnya. Suami dan anak perempuan (kakak bayi) juga meninggal dunia akibat serangan tersebut. Paman bayi mengatakan jika jenazah bayi Sabreen sudah dimakamkan tepat di sebelah makam ayahnya di pemakaman Rafah.

Bayi Sabreen tak sendiri karena banyak di Palestina anak-anak bahkan bayi yang meninggal dunia karena serangan Israel atau lahir berstatus sebagai yatim piatu. Sejak serangan Israel pertama pada 7 Oktober 2023 silam hingga akhir April 2024 setidaknya lebih dari 34 ribu warga Palestina meninggal dunia.

Kementerian Kesehatan di Palestina merinci sekitar 34.183 warga Palestina meninggal dunia dalam serangan mematikan Israel selama 200 hari. “Serangan yang berlangsung sejak Oktober lalu sampai sekarang juga melukai 77.143 warga Palestina,” kata Kementerian Kesehatan Palestina dilansir dari Antara.

Sambung Kementerian Kesehatan Palestina memaparkan bahwa banyak orang sampai sekarang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan di jalan dan tim penyelamat belum bisa menjangkau keberadaan mereka. Bisa dipastikan orang-orang yang berada dalam reruntuhan bangunan sudah meninggal dunia.

 

Share
News Update
Pertamina Shares Self-Sustaining Energy Village Success Stories at COP 29

Pertamina Shares Self-Sustaining Energy Village Success Stories at COP 29

China Calls for Accelerated Construction of China-Thailand Railwa...

Chinese President Xi Jinping emphasized the importance of accelerating the construction of the China-Thailand Railway and expanding cooperation in innovative fields such as new energy, the digital economy, and artificial...

President Prabowo Highlights Indonesia's Renewable Energy Commitm...

President Prabowo also explained that Indonesia has great potential in developing green energy, including geothermal, hydro, solar power, and bioenergy.

Jakarta Residents Must Sort Waste to Avoid Retribution Fees

The Jakarta Provincial Government (Pemprov) will require residents to sort their waste starting January 1, 2025, to be exempt from the cleaning service levy (RPB).

2 Tourism Villages in Indonesia Receive Best Tourism Villages 202...

Jatiluwih Tourism Village (Bali) and Wukirsari Tourism Village (Special Region of Yogyakarta) won the “Best Tourism Villages 2024” award from the United Nations World Tourism Organization

Trending
LOCAL PALETTE
BEGINI CARANYA PERGI KE SUKU PEDALAMAN MENTAWAI - PART 1